KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Prospek emiten di sektor ritel menunjukkan potensi penguatan pada kuartal III-2025, meskipun dengan laju pertumbuhan yang moderat di kisaran satu digit. Analisis mendalam dari BRI Danareksa Sekuritas mengindikasikan bahwa kinerja pendapatan sektor ritel diproyeksikan meningkat 6,5% secara year on year (YoY) dan 2,6% secara kuartalan (quarter on quarter/qoq) untuk periode tersebut.
Christy Halim dan Sabela Nur Amalina, analis dari BRI Danareksa Sekuritas, merinci bahwa proyeksi positif ini sebagian besar didorong oleh kontribusi kuat dari beberapa emiten ritel terkemuka. PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI) diperkirakan memimpin dengan kenaikan 7,4% YoY, diikuti oleh PT MAP Aktif Adiperkasa Tbk (MAPA) yang diprediksi tumbuh 7% YoY, PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) melaju 6,4% YoY, dan PT Aspirasi Hidup Indonesia Tbk (ACES) tumbuh 4,6% YoY. Dengan kinerja ini, pertumbuhan pendapatan kumulatif sektor ritel selama sembilan bulan pertama tahun 2025 diperkirakan mencapai 6,9% YoY, sejalan dengan ekspektasi analis dan konsensus pasar yang telah memperhitungkan sekitar 73% dari estimasi tahunan 2025.

Kendati demikian, para analis mencatat bahwa sebagian besar pertumbuhan tersebut lebih banyak berasal dari pembukaan gerai-gerai baru, bukan dari peningkatan kinerja gerai eksisting. Hal ini tercermin dari angka same store sales growth (SSSG) yang masih menunjukkan kelemahan. Sebagai contoh, SSSG ACES tercatat mengalami penurunan 2,7% pada Juli dan melemah hingga 4,1% pada Agustus 2025. Senada, SSSG Alfamidi pada kuartal II-2024 juga menunjukkan tren negatif sebesar minus 4,07%.
Dari sisi marjin, BRI Danareksa Sekuritas memproyeksikan adanya penurunan marjin laba kotor pada kuartal III 2025 dan sembilan bulan pertama tahun tersebut. Penurunan ini dinilai sebagai normalisasi dari basis perbandingan yang tinggi di tahun sebelumnya, khususnya untuk MIDI. Selain itu, faktor bauran produk dan aktivitas promosi intensif, terutama pada MAPA dan ACES yang tengah menghadapi tingkat persediaan tinggi, turut berkontribusi terhadap tekanan marjin.
Meskipun daya beli masyarakat masih cenderung lemah dan aktivitas promosi terus berlanjut, beban operasional diperkirakan akan tetap relatif terkendali. Namun, laba operasional sektor ritel untuk periode Januari hingga September diproyeksikan menurun 2,0% YoY. Lebih lanjut, pertumbuhan laba inti hanya diprediksi naik tipis 0,2% YoY, angka ini kemungkinan berada di bawah estimasi analis yang mencapai sekitar 66% dari proyeksi tahun 2025.
Secara lebih spesifik, MIDI diperkirakan mampu menjaga momentum positifnya dengan pertumbuhan pendapatan 7,4% YoY dan pertumbuhan laba mencapai 31% YoY selama Januari hingga September 2025. Pencapaian ini patut diapresiasi mengingat MIDI sempat mencatat SSSG negatif sebesar 4,07% di kuartal II-2025, terutama akibat lemahnya penjualan di wilayah Jawa. Sementara itu, kinerja MAPA juga diproyeksikan cerah, didukung oleh tren penjualan yang membaik pada Juli 2025 dan keberhasilan program promosi buy 1 get 1 di Agustus 2025. Jika momentum ini berlanjut, pendapatan MAPI (terkait dengan MAPA) diperkirakan tumbuh 9,8% YoY dan laba inti 4,8% YoY sepanjang sembilan bulan pertama 2025.
Berbeda dengan itu, MAPI diperkirakan akan mencatat pertumbuhan yang lebih moderat pada kuartal III-2025, mengingat periode ini secara musiman cenderung lebih lemah. Pendapatannya diproyeksikan tumbuh 6,4% YoY, namun laba inti diperkirakan relatif datar pada sembilan bulan pertama tahun ini. Adapun ACES diprediksi mengalami pertumbuhan pendapatan 3,7% YoY, namun dengan penurunan laba yang signifikan hingga 23% YoY per September 2025. Penurunan ini disebabkan oleh permintaan yang lemah dan basis perbandingan yang tinggi di kuartal III-2024 akibat pergeseran periode Boom Sale. Manajemen ACES optimis kinerja penjualan akan menguat di kuartal IV-2025, yang secara historis merupakan periode terbaik bagi perusahaan.
Menanggapi prospek ini, Pengamat pasar modal dan founder Republik Investor, Hendra Wardana, mengungkapkan pandangannya. Menurutnya, prospek sektor ritel di sisa akhir tahun 2025 tetap positif, namun investor perlu bersikap selektif. Momentum konsumsi masyarakat menjelang akhir tahun, terutama periode Natal dan Tahun Baru, biasanya memberikan dorongan kuat pada penjualan. “Namun, tidak semua emiten akan menikmati kenaikan yang sama,” jelas Hendra kepada Kontan, Minggu (19/10/2025).
Hendra menyoroti emiten ritel dengan model bisnis kebutuhan harian seperti MIDI sebagai yang paling berpeluang unggul karena permintaan terhadap barang konsumsi pokok cenderung lebih stabil. Di sisi lain, MAPA dan MAPI berpotensi mendapatkan angin segar dari meningkatnya tren belanja fesyen dan produk gaya hidup menjelang musim liburan, diperkuat oleh maraknya promosi diskon dan event olahraga yang mendorong permintaan produk sport apparel. Hendra secara spesifik menilai MAPA memiliki posisi kuat di segmen premium dengan marjin yang lebih tebal.
Dari sisi fundamental, Hendra melihat MIDI dan MAPA sebagai dua saham ritel yang berpeluang melaju paling kencang hingga akhir tahun. MIDI diuntungkan oleh ekspansi gerai Alfamidi di luar Jawa dan strategi efisiensi distribusi yang mulai menunjukkan hasil. Sementara itu, untuk MAPI, meskipun pertumbuhan penjualan solid, tekanan biaya masih menjadi faktor yang perlu diwaspadai, sehingga saham MAPI lebih cocok untuk strategi trading buy. Adapun ACES dipandang menarik untuk akumulasi bertahap, mengingat valuasinya sudah cukup terdiskon dan perusahaan memiliki fundamental yang kuat di sektor ritel modern.
Secara keseluruhan, dengan inflasi yang terjaga dan peluang penurunan suku bunga BI di akhir tahun, sektor ritel berpotensi rebound di kuartal IV-2025. Oleh karena itu, strategi investasi yang direkomendasikan adalah fokus pada saham-saham ritel dengan kinerja penjualan stabil dan prospek ekspansi berkelanjutan. Hendra Wardana merekomendasikan speculative buy untuk saham MIDI dengan target harga Rp 454, speculative buy untuk saham MAPA dengan target Rp 690, trading buy untuk saham MAPI dengan target Rp 1.375, dan buy on weakness untuk saham ACES di level Rp 412 dengan target Rp 440. “Dengan pendekatan selektif dan disiplin pada momentum, sektor ritel masih menyimpan potensi positif bagi investor hingga awal 2026,” tutup Hendra.
Senada dengan itu, BRI Danareksa Sekuritas juga memberikan rekomendasi saham. Mereka menyarankan buy untuk saham MAPA, MIDI, dan MAPI dengan target harga masing-masing Rp 870, Rp 550, dan Rp 1.400 per saham. Sementara itu, saham ACES disarankan hold dengan target harga Rp 500 per saham.