JAKARTA – PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) kembali menunjukkan performa keuangan yang impresif, membukukan kinerja solid sepanjang sembilan bulan pertama tahun 2025. Perusahaan distributor dan penyedia solusi logistik terkemuka ini berhasil mempertahankan momentum pertumbuhan positifnya di tengah dinamika ekonomi, terutama ditopang oleh peningkatan utilisasi kawasan industri Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE).
Berdasarkan laporan keuangan resmi yang dipublikasikan di Keterbukaan Informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (23/10/2025), AKRA berhasil membukukan laba bersih periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 1,65 triliun. Angka ini menandai kenaikan signifikan sebesar 12,29% secara tahunan (YoY), melonjak dari Rp 1,46 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya, menegaskan efektivitas strategi bisnis perseroan.
Pertumbuhan positif ini juga tercermin dari peningkatan pendapatan dari sewa dan kontrak dengan pelanggan yang mencapai Rp 32,39 triliun, tumbuh 13,22% YoY dari Rp 28,61 triliun. Kinerja operasional perseroan semakin solid dengan EBITDA yang tercatat sebesar Rp 2,47 triliun, disertai penurunan net gearing ratio menjadi 0,08 kali, menunjukkan posisi keuangan yang sangat sehat. Tak hanya itu, Return on Asset (ROA) mencapai 20% dan Return on Equity (ROE) sebesar 7%, menegaskan kemampuan AKRA dalam menghasilkan keuntungan dari aset dan modal yang dimiliki.
Kontribusi JIIPE Meningkat Pesat
Menjelaskan capaian impresif tersebut, Presiden Direktur AKRA, Haryanto Adikoesoemo, mengungkapkan bahwa kunci utama di balik kinerja positif ini adalah peningkatan signifikan pendapatan berulang dari kawasan industri Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE). JIIPE, sebuah kawasan industri terintegrasi dengan luas 2.167 hektar di Gresik, Jawa Timur, merupakan proyek strategis hasil kerja sama antara AKRA dan PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo).
Haryanto merinci, segmen kawasan industri membukukan pendapatan sebesar Rp 1,26 triliun, didorong oleh lonjakan pendapatan utilitas sebesar 199%. Peningkatan ini didukung pula oleh monetisasi lahan dan pendapatan sewa yang stabil. “Pendapatan berulang dari bisnis utilitas mulai terealisasi seiring dengan beroperasinya penyewa utama secara penuh dan peningkatan kapasitas produksi mereka,” jelas Haryanto dalam keterangan resminya, Kamis (23/10/2025), mengindikasikan bahwa investasi di JIIPE kini mulai membuahkan hasil optimal.
Lebih lanjut, Haryanto menegaskan komitmen JIIPE dalam membangun ekosistem industri yang kuat, sejalan dengan kebijakan pemerintah Indonesia untuk mendorong hilirisasi industri dan meningkatkan nilai tambah ekonomi nasional. Ini mencerminkan visi jangka panjang AKRA dalam mendukung kemajuan industri Tanah Air.
Strategi Bisnis dan Prospek Cerah AKRA
Melihat ke depan, AKRA berencana untuk memperkuat fokusnya pada optimalisasi segmen perdagangan dan distribusi. Strategi ini akan memprioritaskan ekspansi ke wilayah Indonesia Timur serta penguatan jaringan Business-to-Consumer (B2C), membuka peluang pasar yang lebih luas dan beragam.
Untuk mendukung ambisi pertumbuhannya, AKRA mengalokasikan belanja modal (capex) sebesar Rp 1,1–1,2 triliun pada tahun ini, dengan target pertumbuhan laba bersih antara 10–17% secara tahunan (YoY). Ini menunjukkan keyakinan manajemen terhadap prospek bisnis AKRA.
Haryanto Adikoesoemo pun menutup pernyataannya dengan optimisme. “Kami tetap optimistis bahwa dengan semakin kuatnya iklim investasi di Indonesia, penjualan lahan di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) JIIPE akan meningkat, yang pada akhirnya akan mendorong pertumbuhan pendapatan utilitas berulang,” pungkasnya, menggarisbawahi potensi besar dari pengembangan kawasan industri terintegrasi tersebut.
Analisis Pasar dan Rekomendasi Saham AKRA
Dari sisi analisis pasar, Harry Su, Managing Director Research and Digital Production Samuel Sekuritas, menilai bahwa kinerja positif AKRA juga ditopang oleh stabilnya permintaan bahan bakar industri dan kimia dasar. Ia menyoroti peningkatan permintaan bahan kimia dasar yang mencapai 20% secara kuartalan (QoQ) pada kuartal III-2025, menunjukkan fundamental bisnis yang kuat di segmen ini.
Menurut Harry, realisasi progresif proyek kawasan industri JIIPE turut berperan besar dalam memperkuat kinerja top line maupun bottom line AKRA. Ia memprediksi, “Faktor eksternal seperti permintaan energi dan bahan kimia dari sektor manufaktur dan pertambangan masih akan menjadi pendorong utama dan diperkirakan berlanjut di tahun 2026, seiring meningkatnya aktivitas industri dan utilitas dari pelanggan baru seperti Xinyi Glass dan Xinyi Solar,” ujarnya kepada Kontan, Jumat (24/10/2025), menggarisbawahi prospek cerah jangka panjang.
Meski demikian, Harry Su juga mengingatkan beberapa risiko bisnis yang perlu dicermati oleh investor. Ini termasuk potensi penurunan margin petroleum akibat pergeseran komposisi pelanggan dari sektor pertambangan ke pasar umum yang cenderung memiliki margin lebih rendah. Selain itu, realisasi penjualan lahan industri yang bersifat musiman serta fluktuasi harga batubara dan minyak global dapat memengaruhi margin distribusi energi AKRA di masa mendatang. Pemahaman atas risiko ini penting untuk pengambilan keputusan investasi yang bijak.
Dengan mempertimbangkan target penjualan lahan 80–110 hektar dan proyeksi laba bersih Rp 2,4–2,6 triliun untuk tahun 2025, Harry memprediksi bahwa AKRA berpotensi mencatatkan kenaikan laba yang kuat pada kuartal IV tahun ini. Peningkatan ini diperkirakan didorong oleh penjualan lahan antara 44–65 hektar dan peningkatan utilisasi dari pelanggan baru. Ia menambahkan, “Perlu diingat juga bahwa segmen JIIPE memiliki net profitability margin yang cukup tinggi di level 30%,” menyoroti efisiensi dan potensi profitabilitas jangka panjang dari aset strategis ini.
Sebagai penutup, dengan landasan kinerja keuangan yang solid dan prospek pertumbuhan jangka menengah yang menjanjikan, Harry Su secara tegas merekomendasikan beli saham AKRA. Ia menetapkan target harga Rp 1.500, yang merefleksikan potensi kenaikan sebesar 34,5% dari harga penutupan Kamis (23/10/2025) di level Rp 1.115, menawarkan peluang menarik bagi para investor.
Ringkasan
PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) mencatatkan kinerja positif pada sembilan bulan pertama tahun 2025 dengan laba bersih mencapai Rp 1,65 triliun, meningkat 12,29% YoY. Peningkatan ini didorong oleh kontribusi signifikan dari kawasan industri Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE), dengan pendapatan dari segmen kawasan industri mencapai Rp 1,26 triliun.
Analis Samuel Sekuritas merekomendasikan beli saham AKRA dengan target harga Rp 1.500, melihat potensi kenaikan sebesar 34,5%. Kinerja AKRA ditopang oleh stabilnya permintaan bahan bakar industri dan kimia dasar, serta progres kawasan industri JIIPE. Namun, investor perlu memperhatikan risiko seperti penurunan margin petroleum dan fluktuasi harga komoditas.