Muamalat.co.id – JAKARTA. PT Estika Tata Tiara Tbk (BEEF), perusahaan yang dikenal dengan bisnis peternakan sapi terintegrasi dari hulu hingga hilir, kini melebarkan sayap bisnisnya. Langkah ini diambil untuk memperluas pangsa pasar sekaligus meningkatkan penjualan. BEEF selama ini dikenal mengelola seluruh rantai pasok daging sapi, mulai dari penggemukan (feedlot), rumah potong hewan (RPH), hingga distribusi daging beku.
Direktur Utama Estika Tata Tiara, Imam Subowo, mengungkapkan bahwa feedlot BEEF yang berlokasi di Subang, Jawa Barat, telah menerima impor sebanyak 9.264 ekor sapi. “Pada minggu keempat November, kami akan kembali menerima 1.600 ekor sapi, dan dilanjutkan dengan impor 1.500 ekor sapi di bulan Desember,” jelas Imam dalam konferensi pers yang diadakan pada Jumat (14/11/2025).
“Dengan demikian, total sapi yang telah dan akan kami impor mencapai 12.364 ekor,” imbuhnya.
Selain itu, Imam menjelaskan bahwa RPH milik BEEF memiliki kapasitas pemotongan hingga 140 ekor per hari. Fasilitas penyimpanan juga mumpuni, dengan kapasitas penyimpanan beku (frozen storage) mencapai 100.000 Kg dan penyimpanan dingin (chill storage) sebesar 50.000 Kg. Saat ini, BEEF memiliki 8 cabang distribusi yang tersebar di wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi.
“Dalam lini frozen food processing, kami memproduksi berbagai produk seperti sosis dan beef,” tambahnya.
Tertekan Aksi Profit Taking, IHSG Melemah 0,86% dalam Sepekan
Lebih lanjut, Imam menjelaskan bahwa perseroan tengah mempersiapkan diversifikasi bisnis dengan mendatangkan sapi perah yang direncanakan tiba pada Desember 2025. Setelah menjalani masa karantina selama 14 hari, sebanyak 250 sapi perah akan ditempatkan di peternakan yang berlokasi di Purwokerto.
“Pengelolaan sapi perah impor ini akan dilakukan secara mandiri melalui kerja sama dengan Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BBPTU HPT) di Manggala, Banyumas,” terang Imam.
Secara rinci, perseroan akan menambah lima kegiatan usaha baru. Pertama, kegiatan pembibitan dan budidaya sapi perah. Kedua, kegiatan pembibitan dan budidaya kerbau potong.
Ketiga, kegiatan perdagangan besar binatang hidup. Keempat, kegiatan perdagangan besar susu dan produk susu. Kelima, kegiatan pergudangan dan penyimpanan.
Manajemen BEEF mengungkapkan bahwa penambahan kegiatan usaha baru ini sejalan dengan adanya program makan bergizi gratis (MBG) yang dicanangkan pemerintah. BEEF diharapkan dapat berpartisipasi dalam pemenuhan gizi melalui produk susu.
Mengingat saat ini BEEF belum memiliki lini bisnis susu, pemerintah mengajak perusahaan untuk mengembangkan usaha sapi perah beserta produk turunannya.
Selain itu, penambahan kegiatan usaha penggemukan kerbau juga dinilai strategis. BEEF melihat potensi besar dalam bisnis ini, mengingat tingginya kebutuhan masyarakat akan daging. Daging kerbau menjadi alternatif pilihan kedua setelah daging sapi.
Harga daging kerbau yang lebih terjangkau menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat. Selain itu, BEEF memiliki RPH dengan kapasitas produksi yang belum maksimal. Dengan adanya tambahan kegiatan usaha penggemukan kerbau, diharapkan dapat meningkatkan pendapatan BEEF.
Harga Bitcoin Terkoreksi ke Bawah US$ 100.000, Simak Faktor Pemicunya
Terkait penambahan aktivitas cold storage secara komersial, Imam menyampaikan bahwa pembangunan cold storage di Subang telah rampung 100%. Fasilitas ini nantinya dapat disewakan, sehingga hasil sewanya dapat menambah pendapatan bagi BEEF.
“Kami ingin memperluas wilayah penjualan yang selama ini sebagian besar masih terfokus di Jabodetabek, hingga menjangkau Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Untuk target revenue (pendapatan) tahun depan, belum bisa kami sampaikan,” ujar Imam.
Imam juga mengungkapkan bahwa BEEF telah menandatangani fasilitas kredit dengan Bank Central Asia (BCA) dan Bank Mandiri dengan total fasilitas kredit sebesar Rp 1,6 triliun.
Dana tersebut akan digunakan untuk penambahan modal kerja, pengembangan usaha bisnis terkait rencana penambahan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) untuk sapi perah dan produk turunannya (susu, keju), penggemukan kerbau, dan pengembangan rantai gudang pendingin (cold storage chain).
BEEF Chart by TradingView
Namun, Direksi BEEF menyampaikan bahwa Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang bertujuan meminta restu pemegang saham untuk memasuki lini bisnis baru belum dapat dilaksanakan pada tanggal 14 November 2025.
Hal ini disebabkan masih adanya permintaan tambahan penjelasan dari OJK terkait mata acara RUPSLB, khususnya dalam agenda persetujuan studi kelayakan tentang penambahan kegiatan usaha Perseroan, persetujuan atas penambahan Kegiatan Usaha Utama Perseroan, serta pengembangan usaha Perseroan.
RUPSLB ditunda dan akan dilaksanakan pada 28 November 2025 di Kantor Pusat Estika Tata Tiara.
Berdasarkan laporan keuangan BEEF per kuartal III – 2025, Perseroan membukukan pendapatan sebesar Rp 5,01 triliun, meningkat 89,77% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Laba bersih juga mengalami peningkatan signifikan, mencapai Rp 98,95 miliar, naik 148,68% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya mencapai Rp 39,79 miliar.
Ringkasan
PT Estika Tata Tiara Tbk (BEEF) melakukan diversifikasi bisnis dengan menambah lini usaha sapi perah dan penggemukan kerbau, selain bisnis utamanya dalam peternakan sapi terintegrasi. Langkah ini diambil untuk memperluas pangsa pasar dan mendukung program makan bergizi gratis pemerintah dengan produk susu. BEEF juga menambah aktivitas cold storage komersial untuk memperluas wilayah penjualan hingga ke Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
Untuk mendukung ekspansi ini, BEEF telah memperoleh fasilitas kredit sebesar Rp 1,6 triliun dari BCA dan Bank Mandiri. Penambahan kegiatan usaha baru ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan, mengingat BEEF melihat potensi besar dalam bisnis kerbau dan kebutuhan masyarakat akan daging. RUPSLB untuk meminta restu pemegang saham atas lini bisnis baru ini ditunda hingga 28 November 2025 karena adanya permintaan tambahan penjelasan dari OJK.