Muamalat.co.id, JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) secara resmi kembali membuka perdagangan saham bagi sejumlah emiten terkemuka dari berbagai sektor. Keputusan penting ini berlaku mulai sesi I perdagangan hari ini, Rabu, 8 Oktober 2025, setelah beberapa saham tersebut sebelumnya dikenai suspensi. Langkah ini diharapkan dapat kembali menggairahkan aktivitas pasar dan memberikan kesempatan bagi investor untuk bertransaksi.
Saham-saham yang kini dapat diperdagangkan kembali di Pasar Reguler dan Pasar Tunai meliputi PT Samator Indo Gas Tbk (AGII), PT Lenox Pasifik Investama Tbk (LPPS), PT RMK Energy Tbk (RMKE), dan PT Sinergi Multi Lestarindo Tbk (SMLE). Pencabutan suspensi ini menjadi fokus perhatian para pelaku pasar, mengingat potensi pergerakan harga yang mungkin terjadi setelah periode pembekuan transaksi.
Pengumuman resmi mengenai pembukaan kembali perdagangan saham-saham ini disampaikan pada Selasa, 7 Oktober 2025. Pernyataan tersebut dikeluarkan oleh Kepala Divisi Pengawasan Transaksi BEI, Yulianto Aji Sadono, bersama Kepala Divisi Pengaturan dan Operasional Perdagangan BEI, Pande Made Kusuma Ari A. Sebelumnya, saham AGII, RMKE, dan LPPS sempat ditangguhkan perdagangannya pada Selasa, 7 Oktober 2025. Sementara itu, saham SMLE telah lebih dulu disuspensi sejak 29 September 2025, menandai periode suspensi yang lebih panjang dibandingkan emiten lainnya.
Menyusul dicabutnya suspensi, pergerakan harga saham-saham tersebut langsung menarik perhatian di awal perdagangan Rabu (8/10/2025). Berdasarkan pengamatan, saham AGII menunjukkan kinerja positif yang signifikan, melonjak 21,79% dan mencapai level Rp 1.900 per saham. Demikian pula, saham RMKE berhasil tumbuh impresif sebesar 9,09%, menempatkan harganya di Rp 2.510 per saham pada pagi hari ini.
Namun, tidak semua saham menunjukkan tren serupa. Saham LPPS justru mencatat penurunan sebesar 2,45%, diperdagangkan di level Rp 199 per saham pada sesi pagi. Di sisi lain, saham SMLE terpantau masih stagnan, mempertahankan posisinya di level Rp 322 per saham, menunjukkan kurangnya volatilitas di awal perdagangan setelah pencabutan suspensi yang lebih lama.