Muamalat.co.id , GIANYAR – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menargetkan bakal memboyong 6 perusahaan mercusuar (lighthouse) untuk melakukan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) pada 2026.
Target tersebut relatif lebih tinggi dibandingkan dengan target IPO lighthouse yang dibidik BEI pada tahun ini sebanyak 5 perusahaan, yang mana sudah terealisasi.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna menyampaikan secara internal bursa menargetkan sebanyak 6 IPO lighthouse pada 2026. Adapun, saat ini ada 3 perusahaan mercusuar di dalam pipeline IPO bursa yang diharapkan bisa tercatat pada akhir tahun ini.
“Lighthouse IPO kami target 2025 itu lima sudah tercapai. Ada di pipeline tiga lagi, mudah-mudahan tercatat di tahun ini,” kata Nyoman usai forum Workshop Capital Market di Ubud, Bali, baru-baru ini.
: Kabar IPO Superbank & Vidio, JP Morgan Beri Lampu Hijau Saham Emtek (EMTK)
Secara keseluruhan, saat ini terdapat 13 perusahaan yang ada di dalam daftar tunggu IPO. Nyoman mengakui eksekusi IPO pada 2025 yang sejauh ini baru tercapai 24 emiten baru terbilang lebih rendah dibandingkan realisasi pada 2025.
Namun, dia beralasan penurunan jumlah IPO itu terjadi secara global. Dia mengeklaim walau terjadi penurunan kuantitas IPO pada 2025 ini, nilai dana yang dihimpun lewat IPO justru meningkat.
“[Kuantitas] turun tapi jumlah dana yang dihimpun meningkat 70%, kalau dirata-ratakan itu sekitar Rp680 miliar-Rp700 miliar. Jadi walaupun [IPO] sedikit, tapi semakin besar dana yang bisa dihimpun,” ujar Nyoman.
Hingga 7 November 2025, telah tercatat 24 perusahaan yang mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia dengan total dana dihimpun Rp15,21 triliun.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Imam Rachman mengatakan komitmen Danantara masuk ke pasar modal bakal semakin mampu memperkuat serapan investor domestik dan membuka peluang IPO BUMN baru.
Dia menuturkan bahwa minimnya kapasitas serapan investor domestik menjadi salah satu faktor yang membayangi rencana IPO perusahaan energi milik negara pada tahun-tahun sebelumnya.
“Ini contoh konkret adalah PHE yang mau IPO, menunda-menunda IPO-nya karena masalah terserapnya oleh [investor] domestik. Makanya, kami harapkan tadi semakin ada perusahaan BUMN yang masuk, terserap. Kan tidak bisa kami tunggu yang besar kalau tidak bisa diserap oleh pasar,” ujarnya.
Imam menambahkan, BEI mendorong lebih banyak perusahaan lighthouse untuk melantai di bursa agar investor institusi domestik memiliki lebih banyak opsi dan kontribusinya dapat meningkat.
Selain itu, Danantara memiliki fleksibilitas untuk melakukan investasi langsung maupun penempatan melalui produk pasar modal via perbankan. “Dan kedua, [Danantara] juga men-support BUMN-BUMN yang ada di pasar modal… tentu saja ini adalah kewenangannya ada di Danantara, mereka mau berinvestasi di pasar modal,” pungkasnya.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.