BUKITTINGGI – Bank Indonesia (BI) tengah gencar mempersiapkan perluasan penggunaan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) antarnegara, sebuah langkah strategis untuk mempermudah transaksi pembayaran digital lintas batas bagi masyarakat Indonesia. Rencana ambisius ini diungkapkan oleh Deputi Direktur Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI, Himawan Kusprianto, yang menyebutkan sejumlah negara kunci di Asia sebagai target, termasuk China, Korea Selatan, hingga Arab Saudi, dalam pelatihan wartawan BI pada Jumat (24/10/2025).
Himawan menjelaskan bahwa saat ini, kerja sama QRIS lintas negara baru terimplementasi untuk Jepang dalam skema inbound, yaitu transaksi dari Jepang ke Indonesia. Sementara itu, skema outbound dari Indonesia ke Jepang masih dalam tahap “on the pipeline” atau sedang dalam proses pengerjaan.
Dari daftar negara yang akan menyusul, Himawan menyebutkan China sebagai prioritas utama. Setelah melalui serangkaian proses sandboxing yang sukses, BI berharap peluncuran dan implementasi QRIS di China dapat terealisasi pada akhir tahun ini atau paling lambat awal tahun depan. Ini menjadi penanda kerja sama paling dekat dalam agenda perluasan QRIS antarnegara.
Sementara itu, dengan Korea Selatan, proses integrasi QRIS akan segera memasuki tahap sandboxing. Untuk Arab Saudi, komunikasi sedang dalam tahap awal diskusi dan penjajakan. Himawan menekankan bahwa pembicaraan dengan Kerajaan Arab Saudi masih bersifat informal dan belum sampai pada tahap teknis yang formal.
Lebih jauh, Himawan menambahkan bahwa komunikasi dengan India menunjukkan kemajuan yang lebih signifikan. Pembicaraan mengenai potensi QRIS cross-border dengan India bahkan sudah mulai dilakukan di tingkat industri, menandakan adanya ketertarikan kuat dari kedua belah pihak.
Ambisi BI untuk memperluas QRIS lintas negara ini sejalan dengan pesatnya pertumbuhan transaksi pembayaran digital di Indonesia. Bank sentral mencatat, hingga kuartal III 2025, volume transaksi pembayaran digital telah mencapai angka fantastis 12,99 miliar transaksi, menandai pertumbuhan signifikan sebesar 38,08% secara tahunan (year-on-year/yoy). Lonjakan ini tak lepas dari perluasan akseptasi dan beragam kanal pembayaran digital yang kian mudah dijangkau masyarakat.
Secara spesifik, transaksi QRIS menunjukkan performa paling menonjol dengan pertumbuhan luar biasa mencapai 147,65% (yoy). Selain itu, transaksi melalui aplikasi mobile dan internet juga mencatatkan kenaikan masing-masing 13,11% dan 17,80% (yoy). Data ini memperkuat optimisme BI bahwa perluasan QRIS antarnegara akan semakin mendorong adopsi dan volume transaksi digital, baik di dalam negeri maupun di kancah internasional.