BI Rate Turun, AAUI: Strategi Investasi Asuransi Umum Bisa Difokuskan ke Surat Utang

Muamalat.co.id JAKARTA. Penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI rate ke level 4,75% telah mendorong Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) untuk menguraikan serangkaian strategi investasi yang perlu diterapkan oleh industri asuransi umum. Langkah ini menjadi krusial dalam menyikapi dinamika pasar keuangan yang berubah.

Ketua Umum AAUI, Budi Herawan, menjelaskan bahwa perusahaan asuransi umum secara fundamental akan menyeimbangkan antara aspek likuiditas dan hasil investasi menyusul kebijakan penurunan suku bunga BI. Oleh karena itu, ia merekomendasikan agar perusahaan-perusahaan di sektor ini mengadopsi strategi investasi yang berfokus pada Surat Berharga Negara (SBN), dengan mengoptimalkan pilihan jenis dan tenornya. Sebagai contoh, Budi menyarankan penempatan pada surat utang negara berjangka menengah atau panjang guna meraih imbal hasil (yield) yang lebih kompetitif, seperti yang disampaikannya kepada Kontan pada Kamis (25/9).

Selain itu, Budi juga memprediksi adanya potensi pergeseran dalam penempatan investasi asuransi umum. Diperkirakan porsi investasi pada instrumen deposito akan cenderung berkurang, mengingat penurunan suku bunga membuatnya menjadi kurang menarik. Sebagai alternatif, ia mengemukakan bahwa perusahaan asuransi umum dapat mempertimbangkan instrumen obligasi korporasi dengan peringkat tinggi, yang menawarkan potensi keuntungan yang menjanjikan.

Data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Juni 2025 menunjukkan bahwa total investasi asuransi umum mencapai Rp 125,03 triliun. Menariknya, penempatan terbesar hingga saat ini sudah berada pada instrumen SBN, dengan nilai Rp 47,02 triliun, yang merepresentasikan 37,6% dari keseluruhan total investasi per Juni 2025. Fakta ini menegaskan relevansi rekomendasi AAUI untuk mengoptimalkan penempatan pada SBN.

Terkait prospek hasil investasi, Budi Herawan memperkirakan bahwa hasil investasi cenderung akan membaik hingga akhir tahun ini, memberikan dukungan signifikan terhadap kinerja industri. Prediksi positif ini didasari oleh portofolio SBN yang memiliki potensi untuk mencatatkan keuntungan dari sisi valuasi. Namun demikian, ia mengingatkan tantangan penting yang harus diwaspadai ke depan, yaitu perlunya perusahaan asuransi umum untuk senantiasa menjaga keseimbangan portofolio agar tetap likuid, aman, dan sesuai dengan ketentuan regulasi, sembari tetap mampu memberikan return yang optimal demi keberlanjutan bisnis.

Sebagai bukti awal, industri asuransi umum berhasil mencatatkan hasil investasi sebesar Rp 3,85 triliun pada semester I-2025. Angka ini menunjukkan pertumbuhan impresif sebesar 4,8% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya, mengindikasikan ketahanan dan potensi pertumbuhan sektor ini di tengah berbagai tantangan ekonomi.

Leave a Comment