JAKARTA — Indeks saham properti kembali menggeliat kuat di lantai bursa, mengakhiri periode koreksi dan pertumbuhan terbatas yang membayangi sepanjang tahun. Katalis utamanya? Langkah tak terduga Bank Indonesia (BI) yang kembali memangkas suku bunga acuannya.
Melansir data statistik Bursa Efek Indonesia (BEI), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 1,03% ke level 7.943,82 pada Rabu (20/8/2025). Kenaikan IHSG ini secara signifikan ditopang oleh sektor properti yang melonjak 2,57%, memimpin penguatan di pasar.
Transformasi performa sektor properti ini semakin mencolok jika dilihat secara year to date (YtD). Indeks saham properti kini membukukan pertumbuhan double digit sebesar 11,89% sejak awal tahun. Angka ini kontras dengan kondisi per 30 Juni 2025, di mana indeks properti masih terkontraksi 4,26% YtD, menandakan pembalikan arah yang substansial.
Penguatan fundamental sektor properti ini tak lepas dari keputusan Bank Indonesia yang kembali memangkas BI Rate sebesar 25 basis poin menjadi 5% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) Agustus 2025. Keputusan ini, yang di luar ekspektasi pasar, menandai pemangkasan suku bunga acuan keempat kalinya oleh bank sentral sepanjang tahun ini, memberikan dorongan signifikan bagi prospek investasi.
Menurut Valdy Kurniawan, Head of Research Phintraco Sekuritas, sentimen positif yang melingkupi indeks komposit, khususnya indeks saham properti, bersumber dari penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia. “Saham sektor properti membukukan penguatan terbesar didorong oleh ekspektasi akan meningkatnya penjualan seiring dengan turunnya suku bunga,” jelas Valdy dalam publikasi riset hariannya, Rabu (20/8/2025).
Lonjakan ini tercermin jelas pada pergerakan saham-saham emiten properti yang masuk dalam daftar top gainers. PT Alam Sutera Realty Tbk. (ASRI) memimpin dengan melesat 10,12% menuju level Rp185 per saham. Tak kalah impresif, harga saham PT Lippo Karawaci Tbk. (LPKR) menguat 10% menjadi Rp99 per saham, disusul PT Modernland Realty Tbk. (MDLN) yang terapresiasi 9,84% ke level Rp67 per saham.
Performa positif juga diperlihatkan oleh sejumlah saham properti besar lainnya. PT Bumi Serpong Damai Tbk. (BSDE) melompat 8,20%, PT Summarecon Agung Tbk. (SMRA) menyusul dengan kenaikan 4,93%, PT Pakuwon Jati Tbk. (PWON) tumbuh 3,19%, dan PT Ciputra Development Tbk. (CTRA) menguat 1,44%.
Menganalisis lebih dalam, Nafan Aji Gusta, Senior Market Chartist Mirae Asset Sekuritas Indonesia, menilai indeks saham properti sebagai salah satu sektor paling potensial. “Sektor siklikal, industrial dan properti di BEI menunjukkan perbaikan, sementara sektor infrastruktur dan teknologi dalam posisi leading,” ujarnya saat dihubungi Bisnis, Rabu (20/8/2025), mengindikasikan prospek teknikal yang semakin membaik.
Nafan juga menambahkan bahwa langkah Bank Indonesia memangkas suku bunga acuan sejalan dengan proyeksi pelonggaran moneter yang mungkin dilakukan The Fed pada September, dengan perkiraan penurunan Fed Funds Rate (FFR) sekitar 20 bps. “Bank Indonesia telah melihat peluang dari potensi kebijakan pelonggaran moneter yang akan dilakukan The Fed pada September, sehingga BI cenderung menerapkan kebijakan preemptive dan forward-looking dengan terlebih dahulu menurunkan suku bunga acuan pada Agustus,” pungkasnya, menunjukkan strategi kebijakan moneter yang antisipatif.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Ringkasan
Indeks saham properti mengalami penguatan signifikan, didorong oleh keputusan Bank Indonesia (BI) yang kembali menurunkan BI Rate sebesar 25 basis poin menjadi 5%. Penurunan suku bunga ini, yang melampaui ekspektasi pasar, menjadi katalis utama yang meningkatkan ekspektasi penjualan sektor properti. Indeks saham properti mencatatkan pertumbuhan double digit sebesar 11,89% secara year-to-date, berbalik dari kontraksi sebelumnya.
Beberapa saham properti mencatat kenaikan tertinggi, seperti PT Alam Sutera Realty Tbk. (ASRI) dan PT Lippo Karawaci Tbk. (LPKR). Analis menilai sektor properti sebagai salah satu sektor paling potensial, seiring dengan langkah antisipatif BI yang menurunkan suku bunga acuan sebelum potensi pelonggaran moneter oleh The Fed. Kebijakan ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan sektor properti lebih lanjut.