BTN Targetkan RUPSLB Spin-Off UUS 19 November, Bakal IPO?

Muamalat.co.id, BANDUNG — PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) atau BTN memiliki rencana besar untuk pengembangan entitas usahanya, PT Bank Syariah Nasional (BSN). Target ambisius BTN adalah mendorong aset BSN hingga mendekati angka fantastis, Rp200 triliun.

Direktur Utama BTN, Nixon LP Napitupulu, mengumumkan rencana spin-off Unit Usaha Syariah (UUS) BTN menjadi BSN melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 19 November 2025. Langkah ini membutuhkan modal inti sekitar Rp6,5 triliun untuk mencapai rasio kecukupan modal (CAR) ideal 18%-20%. Sumber pendanaan berasal dari modal inti BSN (Rp1,6 triliun), modal UUS BTN (Rp4 triliun), dan suntikan modal tambahan dari BTN sebesar Rp1 triliun.

“RUPSLB pada 19 November mendatang akan membahas spin-off UUS BTN dan sekaligus membahas injeksi modal untuk mencapai CAR BSN yang ideal. Setelahnya, hak dan kewajiban UUS BTN akan secara resmi berpindah ke BSN,” jelas Nixon dalam Media Gathering BTN 2025: Energi Baru BTN Perkuat Transformasi Berkelanjutan di Bandung, Jawa Barat, Jumat (19/9/2025).

Kinerja UUS BTN pada semester I/2025 tercatat sangat impresif, bahkan melampaui induk usahanya. Total aset tumbuh 18% year on year (YoY) menjadi Rp66 triliun, pembiayaan naik 17% menjadi Rp48 triliun, dan Dana Pihak Ketiga (DPK) meningkat 19,8% mencapai Rp55 triliun. Profitabilitas pun ikut melonjak 8,3% menjadi Rp401 miliar, dengan target laba bersih hingga akhir 2025 mencapai Rp900 miliar.

Proyeksi jangka panjang BTN untuk BSN sangat optimistis. Dalam lima tahun ke depan, BSN diharapkan menjadi bank syariah kedua terbesar di Indonesia, setelah PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS), dengan aset mendekati Rp200 triliun. Meskipun demikian, rencana penawaran umum perdana saham (IPO) BSN masih akan dievaluasi setelah melihat kinerja perusahaan dalam 2-3 tahun mendatang.

“Untuk IPO BSN, kami akan mengevaluasi kinerja 2-3 tahun ke depan. Dalam waktu dekat, IPO belum menjadi agenda prioritas,” tambah Nixon.

BTN melihat potensi besar pengembangan perbankan syariah di Indonesia, mengingat sekitar 20% masyarakat menginginkan layanan keuangan syariah. Dengan berdiri sendiri, BSN dapat lebih fokus menggarap segmen pasar ini. Lebih lanjut, BTN meyakini bahwa keberadaan 3-4 bank syariah besar akan menciptakan ekosistem yang lebih sehat dan kompetitif.

BTN juga terus mengembangkan ekosistem digital melalui aplikasi Bale by BTN. Per Juni 2025, aplikasi ini telah memiliki 2,7 juta pengguna dengan nilai transaksi mencapai Rp43,1 triliun. Ke depannya, BTN berencana mengembangkan versi syariah dari aplikasi Bale.

Ringkasan

BTN menargetkan RUPSLB pada 19 November 2025 untuk melakukan spin-off Unit Usaha Syariah (UUS) BTN menjadi PT Bank Syariah Nasional (BSN). Langkah ini dilakukan untuk mendorong pertumbuhan aset BSN hingga mendekati Rp200 triliun dengan modal inti sekitar Rp6,5 triliun.

Kinerja UUS BTN pada semester I/2025 menunjukkan pertumbuhan positif dengan peningkatan aset, pembiayaan, DPK, dan profitabilitas. Meskipun proyeksi jangka panjang BSN sangat optimistis untuk menjadi bank syariah kedua terbesar di Indonesia, rencana IPO BSN masih akan dievaluasi berdasarkan kinerja dalam 2-3 tahun mendatang.

Leave a Comment