BUMN IPO: Danantara Ungkap Strategi Go Public Anak Usaha

JAKARTA — Badan Pengelola Investasi Danantara Indonesia memberikan sinyal kuat mengenai rencana strategisnya untuk membawa sejumlah perusahaan pelat merah melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO). Langkah ini diharapkan akan memberikan dorongan signifikan bagi geliat pasar modal nasional.

Chief Investment Officer (CIO) Danantara Indonesia, Pandu Sjahrir, menjelaskan bahwa sovereign wealth fund (SWF) yang baru dibentuk pada tahun 2025 ini memiliki visi besar untuk berkontribusi aktif dalam pengembangan pasar modal Indonesia, baik dari sisi penawaran (supply) maupun permintaan (demand). Inisiatif ini menandai komitmen Danantara dalam memperkuat ekosistem investasi domestik.

“Dari sisi supply, kami memiliki keinginan kuat agar perusahaan-perusahaan yang berada di bawah naungan Danantara siap dan mampu bertransformasi menjadi emiten berkualitas di bursa,” ujar Pandu Sjahrir dalam acara Opening Ceremony dan Seminar Utama Capital Market Summit & Expo (CMSE) 2025 di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta. Hal ini menunjukkan fokus Danantara pada peningkatan kualitas dan jumlah saham yang tersedia untuk investor.

Saat ini, total terdapat 37 entitas BUMN dan anak usahanya yang telah tercatat di bursa, dengan rincian 14 BUMN dan 23 merupakan anak perusahaan pelat merah. Jumlah ini tercatat stabil sejak tahun 2024 hingga saat ini. Sebagai kilas balik, BUMN terakhir yang berhasil melakukan listing di BEI adalah PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO). Entitas anak PT Pertamina (Persero) itu sukses melantai pada 24 Februari 2023, meraup dana IPO sebesar Rp9,06 triliun, menjadi indikator prospek pasar IPO yang menjanjikan.

Di samping itu, Danantara Indonesia juga menggaransi bahwa sebagian besar dana investasinya akan dialokasikan ke pasar modal. Secara keseluruhan, total rencana investasi yang disiapkan oleh Danantara diperkirakan mencapai US$10 miliar, atau setara dengan Rp165,8 triliun. Angka fantastis ini menunjukkan kepercayaan besar SWF tersebut terhadap potensi pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Pandu lebih lanjut menyampaikan bahwa sekitar 80% dari dana investasi tersebut akan diarahkan untuk mendukung proyek-proyek domestik, sementara sisanya bakal ditempatkan di luar negeri. “Untuk tahun ini, sekitar 80% investasi akan dilakukan di dalam negeri, sebagian diinvestasikan di pasar publik, obligasi, dan pasar modal,” jelasnya, menegaskan prioritas pada pengembangan ekosistem investasi di Tanah Air.

Lebih dari sekadar IPO, Danantara juga menetapkan target ambisius untuk meningkatkan bobot saham Indonesia di indeks Morgan Stanley Capital International (MSCI) hingga mencapai 5%-8%. Upaya ini sejalan dengan dorongan untuk meningkatkan likuiditas pasar dan memperkuat analisis fundamental. Pandu mengungkapkan bahwa posisi Indonesia di MSCI saat ini telah menyusut dari 2,5% menjadi hanya 1%.

Oleh karena itu, ia sangat berharap bobot tersebut dapat meningkat signifikan seiring dengan penguatan likuiditas pasar modal dan daya tarik investasi. “Kalau tidak salah dulu 2,5%, sekarang tinggal 1%. Masa sih kita tidak bisa 5% atau 8%? Jadi kalau boleh ke depannya, bursa bisa dong US$8 miliar trading volume per hari dan 8% dari bagian MSCI,” pungkasnya, menyuarakan optimisme akan pertumbuhan pasar modal Indonesia di kancah global.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Ringkasan

Danantara Indonesia memiliki rencana strategis untuk membawa beberapa BUMN melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui IPO. Inisiatif ini bertujuan untuk mengembangkan pasar modal Indonesia dari sisi penawaran, dengan mempersiapkan perusahaan di bawah naungan Danantara menjadi emiten berkualitas. Sejak 2024, terdapat 37 entitas BUMN dan anak usahanya yang terdaftar di bursa.

Danantara berencana mengalokasikan sebagian besar dari total investasi US$10 miliar ke pasar modal domestik, dengan sekitar 80% dana diinvestasikan di dalam negeri. Selain IPO, Danantara juga menargetkan peningkatan bobot saham Indonesia di indeks MSCI hingga 5%-8%, dengan harapan meningkatkan likuiditas pasar dan memperkuat fundamental investasi.

Leave a Comment