Muamalat.co.id — Bursa saham di kawasan Asia-Pasifik memulai perdagangan Senin (10/11/2025) dengan penguatan signifikan. Sentimen positif ini muncul setelah kekhawatiran terkait valuasi saham berbasis kecerdasan buatan (AI) yang sempat menekan pasar regional pada pekan sebelumnya mulai mereda, membuka peluang bagi investor untuk kembali optimis.
Para investor di seluruh Asia kini juga menaruh perhatian pada rilis data inflasi China untuk bulan Oktober yang diumumkan pada akhir pekan lalu. Data tersebut menunjukkan angka yang lebih tinggi dari perkiraan, memberikan gambaran baru mengenai kondisi ekonomi Tiongkok.
Inflasi konsumen utama (CPI) China tercatat naik 0,2% secara tahunan (YoY), melampaui ekspektasi analis Reuters yang memperkirakan inflasi akan stagnan di level 0%. Sementara itu, inflasi produsen (PPI) menunjukkan penurunan sebesar 2,1% YoY, sedikit lebih baik dibandingkan perkiraan penurunan 2,2%. Data ini memberikan nuansa beragam terhadap stabilitas harga di negara ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut.
Indah Kiat (INKP) Siapkan Rp 4,49 Triliun untuk Lunasi Obligasi dan Sukuk Jatuh Tempo
Melihat performa pasar regional, bursa saham Jepang menunjukkan kinerja positif. Indeks Nikkei 225 menguat 0,48%, diikuti oleh Topix yang naik 0,37%. Di Korea Selatan, optimisme juga terlihat dengan indeks Kospi yang melonjak 1,5%, sementara Kosdaq menunjukkan pergerakan yang relatif datar. Pasar Australia pun tak ketinggalan, dengan indeks S&P/ASX 200 dibuka menguat 0,25%, mencerminkan sentimen beli di kalangan investor.
Namun, tidak semua pasar bergerak seirama. Pasar Hong Kong diperkirakan akan menunjukkan pelemahan, tercermin dari futures indeks Hang Seng yang berada di level 26.121, lebih rendah dibandingkan penutupan terakhir di angka 26.241,83.
IHSG Melonjak, Cermati Saham yang Banyak Dijual Asing Selama Sepekan
Dari sisi Amerika Serikat (AS), performa pasar pada perdagangan Jumat (8/11) menunjukkan gambaran yang beragam. Indeks Nasdaq Composite terus melanjutkan tren pelemahan, sementara Dow Jones Industrial Average dan S&P 500 berhasil mengalami sedikit penguatan. Kenaikan ini terjadi setelah Pemimpin Minoritas Senat AS, Chuck Schumer, mengajukan proposal baru kepada Partai Republik untuk mengakhiri penutupan pemerintahan (shutdown) yang telah memecahkan rekor durasi terlamanya, memberikan harapan akan stabilitas politik.
Meski ada sedikit penguatan, data ekonomi AS lainnya masih menunjukkan tantangan. Survei University of Michigan mengungkapkan bahwa tingkat kepercayaan konsumen AS kini berada di dekat level terendah sepanjang sejarah. Data ini dirilis sehari setelah laporan dari Challenger, Gray & Christmas yang mencatat bahwa pengumuman PHK pada bulan Oktober mencapai angka tertinggi dalam 22 tahun terakhir untuk periode yang sama, mengindikasikan tekanan pada pasar tenaga kerja.