
Dinamika pasar Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali menunjukkan pergeseran signifikan dalam struktur kepemilikan saham PT Cakra Buana Resources Energi Tbk (CBRE). Perusahaan mengumumkan adanya perubahan kepemilikan yang mencakup masuknya investor muda berpengaruh, Andry Hakim, dan divestasi substansial oleh Bes Trust Pte Ltd. Laporan ini disampaikan oleh Sekretaris Perusahaan CBRE, Amanda Octania, dalam keterbukaan informasi kepada BEI pada 14 Oktober 2025.
Andry Hakim kini resmi mengukuhkan posisinya sebagai pemegang 5% saham CBRE dengan total 226,9 juta saham. Investor muda yang juga dikenal sebagai influencer saham ini, dengan basis pengikut Instagram sebanyak 365.000, mengakuisisi tambahan 109,9 juta saham atau setara 2,43% dari CBRE pada 10 Oktober 2025. Penambahan ini melengkapi kepemilikan sebelumnya sebanyak 117 juta saham (2,57%), sehingga kini Andry Hakim masuk dalam jajaran pemegang saham yang namanya berdiri sendiri. Amanda menjelaskan bahwa transaksi saham ini dilakukan secara bertahap dan bukan merupakan skema repurchase agreement.
Secara finansial, Andry melakukan pembelian pada harga Rp 750 per saham, menghabiskan total dana sebesar Rp 82,42 miliar. Harga beli ini menarik perhatian karena jauh lebih rendah, sekitar 42% dari harga pasar sekunder saham CBRE yang pada Selasa (14/10) ditutup di Rp 1.065 per saham. Pada hari yang sama, Bes Trust Pte Ltd juga melakukan divestasi strategis dengan menjual 252,95 juta saham CBRE, mengurangi kepemilikan mereka dari 342 juta menjadi 89,04 juta saham. Kini, nilai kepemilikan Bes Trust di CBRE setara Rp 2,22 miliar dengan persentase hak suara 1,87%, dengan harga jual yang sama, yaitu Rp 750 per saham.
Meskipun pada Selasa (14/10) saham CBRE ditutup anjlok 14,8% di level Rp 1.065 dari hari sebelumnya, data RTI menunjukkan adanya lonjakan signifikan. Saham perseroan sempat melonjak 24,88% dari penutupan perdagangan sebelumnya, mencatatkan kenaikan 114,52% dalam sebulan terakhir, dan bahkan terbang hingga 6.900% sejak awal tahun. Volatilitas luar biasa ini menjadi latar belakang penting bagi analisis mendalam dari para ahli pasar modal.
Muhammad Wafi, Kepala Riset Korea Investment and Sekuritas Indonesia (KISI), menanggapi pergerakan ini. Ia menilai transaksi pergantian kepemilikan saham tersebut sebagai hal yang wajar dan bukan merupakan sinyal negatif, melainkan hanya pergantian pemain besar. Wafi menambahkan, aksi korporasi ini justru dapat menjadi sentimen positif jangka pendek. Pasar, menurutnya, mungkin menangkap sinyal rotasi kepemilikan ini sebagai potensi masuknya strategi baru yang bisa menguntungkan bagi CBRE.
Namun, Wafi juga memberikan peringatan. Ia melihat bahwa secara harga, saham CBRE sudah naik secara ekstrem, sehingga ruang upside dalam jangka pendek sudah semakin sempit dan risiko profit taking menjadi semakin besar. Ia menekankan bahwa kinerja fundamental CBRE belum menunjukkan perubahan signifikan. Kinerja operasional perusahaan masih dalam tahap awal pertumbuhan (early growth) dan belum memiliki laba konsisten yang dapat mengimbangi kenaikan harga saham yang masif.
Lebih lanjut, analisis Wafi menunjukkan bahwa valuasi saham CBRE sudah jauh di atas fundamentalnya. Melansir RTI, price to earning ratio (PER) CBRE berada di level 3.352,91x dan price to book value (PBV) di 51,14x. Ia mengemukakan bahwa katalis pergerakan harga saham lebih banyak didorong oleh spekulasi dan narasi akan ekspansi bisnis properti serta peluang masuk indeks MSCI, bukan dari kinerja keuangan yang solid. Oleh karena itu, saham CBRE dinilai lebih cocok untuk trader jangka pendek dibandingkan investor jangka panjang. Bagi pemegang saham yang sudah mengakumulasi dari harga bawah, Wafi menyarankan untuk mulai take profit bertahap di area Rp 1.500, dengan level support kuat di Rp 1.100 per saham. Ia menyimpulkan bahwa dengan valuasi yang sudah kemahalan, rekomendasinya adalah hold sambil mewaspadai koreksi teknikal.
Ringkasan
Telah terjadi perubahan kepemilikan saham signifikan di PT Cakra Buana Resources Energi Tbk (CBRE). Investor muda, Andry Hakim, kini memegang 5% saham CBRE, sementara Bes Trust Pte Ltd melakukan divestasi besar. Transaksi ini menarik perhatian karena harga pembelian oleh Andry Hakim berada di bawah harga pasar sekunder.
Analis dari Korea Investment and Sekuritas Indonesia (KISI) menilai transaksi ini wajar, namun mengingatkan bahwa harga saham CBRE sudah naik ekstrem. Valuasi saham CBRE dinilai sudah terlalu tinggi dibandingkan fundamentalnya, sehingga lebih cocok untuk trader jangka pendek. Pemegang saham disarankan untuk melakukan take profit bertahap.