CGS International Sekuritas Indonesia bersama Seasoldier kembali menegaskan komitmen mereka terhadap keberlanjutan lingkungan melalui Mangrove Project. Inisiatif terbaru ini melibatkan penanaman ribuan bibit mangrove di lima provinsi strategis: Tangerang (Pos AL Tanjung Pasir), Jawa Tengah (Pantai Mangunharjo), Jawa Timur (Wonorejo), Kalimantan Barat (Mempawah), dan Sulawesi Tenggara (Baubau). Aksi nyata ini menandai babak baru dalam upaya restorasi dan konservasi mangrove yang berkelanjutan di Indonesia.
Program Mangrove Project ini merupakan kelanjutan dari kemitraan yang telah terjalin kuat. Sepanjang periode 2022 hingga 2024, CGS International Sekuritas Indonesia dan Seasoldier telah berhasil menanam 8.600 bibit mangrove di sembilan area konservasi yang tersebar di tujuh provinsi Indonesia. Dalam gelaran kali ini, 2.500 bibit mangrove tambahan ditanam, memperluas jangkauan dampak positif. Kegiatan kolaboratif ini tidak hanya melibatkan lebih dari 100 karyawan CGS International Sekuritas Indonesia dari wilayah Jabodetabek, Semarang, dan Surabaya, tetapi juga ratusan relawan berdedikasi dari Seasoldier.
Penanaman bibit mangrove secara berkala ini menghadirkan dampak multifaset yang krusial. Dari sisi ekologi, kegiatan ini esensial untuk memperbaiki struktur tegakan mangrove, yang pada gilirannya membuat tutupan vegetasi semakin rapat dan sehat. Hal ini memicu restorasi biodiversitas, di mana jumlah fauna khas kawasan pesisir akan bertambah, menciptakan ekosistem yang lebih seimbang. Lebih jauh, program ini juga berkontribusi pada diversifikasi ekonomi di sekitar area penanaman, serta berperan krusial dalam mengurangi emisi karbon dalam jangka panjang, sejalan dengan upaya global mengatasi perubahan iklim.
Program bertajuk “Mangrove Project – Untuk Satu Bumi” ini mendapat dukungan penuh dari Bursa Efek Indonesia (BEI), menggarisbawahi pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam isu lingkungan. Selain manfaat ekologis dan ekonomi, CGS International Sekuritas Indonesia juga secara aktif mendukung ketahanan lingkungan terhadap abrasi pantai melalui inisiatif ini. Ini adalah wujud nyata dari program ESG (Environmental, Social, and Governance) perusahaan, yang juga merupakan kontribusi signifikan terhadap target pemerintah Indonesia untuk mencapai nol emisi karbon pada tahun 2060.
Menyikapi keberlanjutan program yang telah diwujudkan, Presiden Direktur CGS International Sekuritas Indonesia, Lim Kim Siah, menyatakan, “Dengan total 11.100 bibit mangrove yang tertanam di 10 lokasi konservasi di delapan provinsi di Indonesia yang kami pantau secara berkala, kami yakin dapat semakin memperluas dampak positif terhadap lingkungan dan memperkuat keterlibatan masyarakat dalam konservasi pesisir.” Pernyataan ini disampaikan dalam keterangan pers pada Minggu (2/11), menegaskan komitmen jangka panjang perusahaan.
Namun, tantangan dalam menjaga kekayaan mangrove Indonesia juga tak luput dari perhatian. Founder sekaligus COO Seasoldier, Dinni Septianingrum, menyoroti, “Indonesia dikaruniai kawasan mangrove yang luas, yaitu seperempat dari seluruh dunia. Namun, karunia ini bukan berarti tidak ada ancaman.” Ia menambahkan, “Perubahan iklim, alih fungsi lahan, dan permasalahan sampah menjadi tantangan yang cukup signifikan di kawasan mangrove. Butuh konsistensi dan kontinuitas yang tinggi dari semua pihak, karena penanaman saja tidak cukup.” Hal ini menekankan bahwa keberhasilan program memerlukan lebih dari sekadar penanaman awal.
Oleh karena itu, Seasoldier dan CGS International Sekuritas Indonesia berkomitmen untuk memastikan pertumbuhan setiap bibit yang ditanam dapat berkembang dengan baik dan memberikan manfaat maksimal. Ini diwujudkan melalui monitoring dan evaluasi yang berkesinambungan. Selain itu, kolaborasi ini juga mendorong dialog dan pengembangan ide-ide inovatif di lapangan, memastikan dampak yang tercipta tidak hanya bernilai lingkungan, tetapi juga merambah aspek ekonomi dan sosial bagi komunitas sekitar.
Dinny menjelaskan, setelah tiga tahun berjalan, dampak dari Mangrove Project mulai terasa lebih nyata. Pohon-pohon mangrove yang telah tumbuh kini berfungsi efektif sebagai tameng alami terhadap abrasi pantai dan sebagai filter udara di sekitarnya. Kesadaran masyarakat akan pentingnya merawat mangrove juga meningkat, terbukti dengan berkembang biaknya populasi ikan dan kepiting. Lebih jauh lagi, program ini turut memberdayakan petani bibit, menciptakan diversifikasi ekonomi lokal yang berkelanjutan, dan menjaga keberlanjutan ekosistem pesisir.