
Muamalat.co.id, JAKARTA – PT Bukit Asam Tbk (PTBA), salah satu emiten batubara terkemuka di Indonesia, kini tengah menjadi sorotan seiring dengan rencana pembagian dividen tahun buku 2025. Diskusi mengenai prospek dividen ini muncul di tengah kondisi harga komoditas batubara global yang cenderung melemah, memunculkan pertanyaan tentang keberlanjutan tradisi “dividen jumbo” yang selama ini lekat dengan PTBA.
Tidak dapat dipungkiri, perusahaan pertambangan plat merah ini memang dikenal luas di kalangan investor karena reputasinya yang sangat royal dalam mendistribusikan dividen bernilai besar kepada para pemegang sahamnya setiap tahun, menjadikan PTBA sebagai pilihan menarik bagi investor pencari pendapatan stabil.
Direktur Keuangan & Manajemen Risiko Bukit Asam, Una Lindasari, secara terbuka mengakui bahwa fluktuasi dan pelemahan harga batubara global telah memberikan dampak signifikan terhadap kinerja keuangan PTBA. Oleh karena itu, harapan besar kini tertumpu pada pemulihan dan stabilisasi harga komoditas vital ini untuk menjaga profitabilitas dan keberlanjutan bisnis perusahaan.
PT Bukit Asam Tbk (PTBA) Dihadapkan Tantangan Penurunan Harga Batubara
Una Lindasari menjelaskan bahwa jika harga batubara berhasil pulih dan bergerak stabil di level yang lebih tinggi, PTBA optimis dapat kembali mencetak kenaikan laba bersih yang solid. Kondisi tersebut, lanjutnya, akan menjadi fondasi kuat bagi PTBA untuk tetap konsisten dan mampu membagikan dividen yang menguntungkan kepada para investor di setiap tahunnya, mempertahankan kepercayaan pasar.
“Kami sangat berharap harga batubara bisa kembali lebih tinggi lagi agar profitabilitas kami tetap terjaga dengan baik. Namun, untuk saat ini, kami akan terus berupaya semaksimal mungkin agar tidak mengecewakan ekspektasi investor,” ujar Una dalam sebuah paparan publik pada Kamis (10/9), menegaskan komitmen PTBA terhadap para pemegang sahamnya.
PTBA Chart by TradingView
Sebagai informasi tambahan bagi para investor, PTBA sebelumnya telah menyetujui pembagian dividen tahun buku 2024 dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang diselenggarakan pada Juni lalu. Jumlah dividen yang dibagikan mencapai Rp 3,8 triliun, atau setara dengan Rp 332 per saham. Angka ini merepresentasikan dividen payout ratio (DPR) sebesar 75% dari laba bersih perusahaan, menggarisbawahi komitmen PTBA terhadap pengembalian nilai kepada pemegang saham di tahun sebelumnya.
Kinerja Keuangan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) Tertekan Harga Jual dan Permintaan Global
Namun, gambaran kinerja keuangan PTBA pada paruh pertama tahun 2025 menunjukkan tantangan yang cukup besar. Meskipun pendapatan berhasil tumbuh 4% secara year-on-year (yoy) mencapai Rp 20,45 triliun pada semester I-2025, laba bersih perusahaan justru mengalami penurunan signifikan. Laba bersih tergerus 59% (yoy) menjadi hanya Rp 0,93 triliun pada periode yang sama, mengindikasikan tekanan serius yang diakibatkan oleh penurunan harga jual dan permintaan di pasar global.
Ringkasan
PT Bukit Asam (PTBA) menghadapi tantangan terkait prospek dividen tahun buku 2025 akibat pelemahan harga batubara global. Direktur Keuangan PTBA mengakui dampak signifikan fluktuasi harga batubara terhadap kinerja keuangan perusahaan. Harapan akan pemulihan harga batubara menjadi kunci untuk menjaga profitabilitas dan kemampuan PTBA dalam membagikan dividen yang menguntungkan.
Pada semester I-2025, PTBA mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 4%, namun laba bersih tergerus 59% akibat penurunan harga jual dan permintaan. Meskipun demikian, PTBA berkomitmen untuk tetap berupaya memenuhi ekspektasi investor. Sebelumnya, PTBA telah membagikan dividen tahun buku 2024 sebesar Rp 3,8 triliun, atau Rp 332 per saham, dengan dividen payout ratio 75%.