DSSA & CUAN Masuk MSCI, ADRO Keluar: Kejutan Rebalancing Saham!

Muamalat.co.id, JAKARTA — Pasar modal Indonesia kembali diwarnai dinamika penting seiring pengumuman resmi hasil kocok ulang atau rebalancing indeks oleh Morgan Stanley Capital International (MSCI). Perubahan signifikan ini akan berlaku efektif mulai 27 Agustus 2025, membawa dampak potensial bagi pergerakan beberapa saham papan atas serta indeks komposit.

Dalam tinjauan terbaru MSCI, dua emiten berhasil menembus jajaran prestisius MSCI Global Standard Index: yakni PT Dian Swastatika Sentosa Tbk. (DSSA) dan PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk. (CUAN). Masuknya kedua saham ini sekaligus menggeser posisi PT Alamtri Resources Indonesia Tbk. (ADRO) yang kini beralih ke MSCI Small Cap Index, menandai pergeseran signifikan dalam komposisi indeks global tersebut.

Perubahan tidak hanya terbatas pada indeks standar. Untuk MSCI Small Cap Index, selain ADRO yang baru masuk, ada beberapa nama lain yang juga ditambahkan. Saham-saham yang kini menjadi bagian dari indeks ini meliputi PT Adaro Andalan Indonesia Tbk. (AADI), PT MNC Tourism Indonesia Tbk. (KPIG), PT Petrosea Tbk. (PTRO), PT Raharja Energi Cepu Tbk. (RATU), serta PT Triputra Agro Persada Tbk. (TAPG). Di sisi lain, dua saham harus meninggalkan MSCI Small Cap Index, yaitu PT Merdeka Battery Materials Tbk. (MBMA) dan PT Panin Financial Tbk. (PNLF), mencerminkan penyesuaian berkelanjutan dalam portofolio investasi.

Dampak dari rebalancing indeks MSCI ini terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menjadi sorotan utama para analis. Martin Aditya, seorang Investment Analyst dari Capital Asset Management, memproyeksikan bahwa efeknya terhadap IHSG secara keseluruhan akan cenderung netral. Namun, ia memperkirakan akan ada fluktuasi harga pada saham-saham yang bobotnya disesuaikan atau bahkan dikeluarkan dari indeks, baik pada kategori saham berkapitalisasi besar (large cap), menengah (mid cap), maupun kecil (small cap).

Martin menambahkan, dampak fluktuasi harga saham ini kemungkinan besar hanya akan terjadi dalam satu hari. Hal ini mengingat bahwa penyesuaian bobot saham dilakukan oleh dana-dana pasif (passive fund) yang mengikuti pergerakan indeks secara langsung. Dengan mempertimbangkan kriteria kapitalisasi pasar (market cap) dan saham beredar bebas (free float), Martin menilai bahwa saham Grup Sinarmas, yakni DSSA, sangat berpotensi masuk ke dalam Indeks MSCI large cap, mengindikasikan prospek positif bagi emiten tersebut.

Sementara itu, Analis Korea Investment & Sekuritas Indonesia, Muhammad Wafi, memiliki pandangan yang lebih optimis. Ia menuturkan bahwa rebalancing MSCI ini berpotensi mendorong inflow atau aliran dana masuk ke indeks komposit, yang dapat memberikan sentimen positif bagi pasar. Momentum ini menjadi semakin menarik karena bertepatan dengan pengumuman hasil kinerja semester I/2025 dari berbagai emiten, yang diharapkan dapat memperkuat daya tarik investasi di Bursa Efek Indonesia.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Ringkasan

MSCI mengumumkan rebalancing indeks yang akan berlaku efektif mulai 27 Agustus 2025. PT Dian Swastatika Sentosa Tbk. (DSSA) dan PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk. (CUAN) masuk ke MSCI Global Standard Index, sementara PT Alamtri Resources Indonesia Tbk. (ADRO) beralih ke MSCI Small Cap Index. Beberapa saham lain juga ditambahkan ke MSCI Small Cap Index, sementara dua saham dikeluarkan.

Analis memperkirakan dampak rebalancing ini terhadap IHSG cenderung netral, namun fluktuasi harga mungkin terjadi pada saham yang bobotnya disesuaikan. Beberapa analis berpendapat rebalancing MSCI berpotensi mendorong inflow ke indeks komposit, memberikan sentimen positif bagi pasar, terutama bertepatan dengan pengumuman kinerja semester I/2025.

Leave a Comment