Emas Turun Jelang Inflasi AS! Peluang Beli atau Jual?

Muamalat.co.id – JAKARTA. Pasar emas dunia mengalami koreksi signifikan, menjelang rilis data inflasi penting dari Amerika Serikat (AS). Pada Kamis (23/10) pukul 12.49 WIB, harga emas tercatat di level US$ 4.098 per troi ons, menunjukkan penurunan sebesar 5,48% dalam kurun waktu satu pekan, demikian laporan dari Trading Economics.

Penurunan harga emas ini disebut-sebut sebagai kelanjutan dari tren koreksi setelah sebelumnya mencatatkan reli panjang. Tiffani Safinia, Research & Development ICDX, menjelaskan bahwa aksi ambil untung yang dilakukan investor menjadi pemicu utama tekanan jual di pasar emas. “Tekanan jual muncul karena investor melakukan aksi ambil untung menjelang rilis data inflasi AS yang akan dirilis Jumat (24/10),” terang Tiffani kepada Kontan, Kamis (23/10).

Lebih lanjut, Tiffani menambahkan bahwa laporan Indeks Harga Konsumen (CPI) untuk September, yang sempat tertunda akibat penutupan pemerintahan AS, diperkirakan akan menunjukkan inflasi inti yang stabil di angka 3,1% secara tahunan. Indikasi ini memperkuat pandangan bahwa tekanan harga di ekonomi AS masih persisten.

Harga Emas Dunia Turun Tajam, Saham Emiten Tambang di BEI Kompak Melemah Rabu (22/10)

Di sisi lain, ekspektasi pasar terhadap kebijakan moneter The Fed kian menguat. Hampir seluruh pelaku pasar memprediksi pemangkasan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin pada pertemuan kebijakan The Fed pekan depan, dengan probabilitas mencapai 99% berdasarkan data dari CME FedWatch Tool. Proyeksi ini seringkali memiliki dampak signifikan pada pergerakan harga emas.

Tiffani juga menyoroti peran penting situasi geopolitik global dalam memengaruhi pergerakan harga emas. Pelaku pasar kini menanti kepastian pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dengan Presiden China Xi Jinping yang dijadwalkan pekan depan, serta potensi pertemuan Trump dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Dinamika politik ini selalu menjadi perhatian para investor emas.

Selain itu, ketidakpastian seputar arah kebijakan fiskal AS, yang masih dibayangi oleh defisit anggaran, turut menambah kekhawatiran di kalangan investor mengenai stabilitas ekonomi jangka menengah. Dalam kondisi pasar yang fluktuatif ini, emas tetap dipandang sebagai instrumen lindung nilai yang penting. “Dalam kondisi ini, emas tetap dipandang sebagai instrumen lindung nilai, meskipun tekanan jangka pendek dari aksi ambil untung masih membatasi potensi kenaikan,” ucap Tiffani.

Harga Emas Antam Hari Ini Turun Rp 16.000 Jadi Rp 2.321.000 Per Gram, Kamis (23/10)

Melihat kinerja sepanjang tahun, Tiffani mencatat bahwa investasi emas telah mencatatkan kenaikan impresif sekitar 57% sejak awal tahun. Kenaikan ini didorong oleh beberapa faktor kunci, termasuk ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter, meningkatnya ketegangan geopolitik, dan arus masuk yang kuat ke ETF berbasis emas.

Untuk para investor, Tiffani menyarankan agar terus memantau pergerakan harga emas dan menunggu arah kebijakan The Fed yang lebih jelas. Ia menegaskan bahwa dalam jangka panjang, emas masih menjadi salah satu instrumen investasi penting untuk diversifikasi portofolio. Hal ini terutama relevan di tengah ketidakpastian ekonomi global dan potensi pelemahan dolar AS pada akhir tahun.

Secara analisis teknikal, Tiffani memperkirakan level support terdekat untuk harga emas berada di kisaran US$ 4.015 hingga US$ 3.931. Sementara itu, level resistance terdekat terletak di US$ 4.172 hingga US$ 4.245. Jika tekanan jual semakin intensif, support yang lebih dalam dapat ditemukan di US$ 3.774, sedangkan resistance jangka menengah berada di area US$ 4.402.

Ringkasan

Harga emas dunia mengalami penurunan menjelang rilis data inflasi AS, dengan koreksi sebesar 5,48% dalam seminggu terakhir. Penurunan ini disebabkan oleh aksi ambil untung investor dan antisipasi data CPI September yang diperkirakan menunjukkan inflasi inti yang stabil. Pasar juga menantikan kebijakan The Fed, dengan prediksi pemangkasan suku bunga acuan.

Emas tetap dipandang sebagai instrumen lindung nilai di tengah ketidakpastian geopolitik dan kebijakan fiskal AS, meskipun tekanan jangka pendek dari aksi ambil untung membatasi kenaikan. Investor disarankan untuk memantau pergerakan harga emas dan arah kebijakan The Fed, dengan support terdekat di US$ 4.015-US$ 3.931 dan resistance di US$ 4.172-US$ 4.245.

Leave a Comment