Muamalat.co.id – Produk spot Bitcoin exchange-traded fund (ETF) di Amerika Serikat (AS) membuka bulan Oktober dengan kinerja yang memukau, mencetak rekor arus masuk bersih yang signifikan.
Mencatat arus masuk bersih sebesar US$3,24 miliar dalam sepekan terakhir, capaian ini menjadi yang tertinggi kedua sejak peluncuran ETF tersebut.

Data dari SoSoValue, yang diulas oleh Cointelegraph pada Sabtu (4/10/2025), menunjukkan bahwa angka tersebut hanya terpaut tipis dari rekor sebelumnya senilai US$3,38 miliar yang tercatat pada pekan terakhir November 2024. Lonjakan ini menandai pembalikan tajam, mengingat pekan sebelumnya justru diwarnai arus keluar (outflow) sebesar US$902 juta.
Robert Kiyosaki Ramal Depresi Ekonomi: Jauhi Saham, Pilih Bitcoin dan Emas!
Peningkatan minat investor ini diyakini kuat dipicu oleh ekspektasi yang semakin meninggi akan adanya pemangkasan suku bunga lanjutan oleh Bank Sentral AS (The Fed). Prospek ini secara alami mendorong selera terhadap aset berisiko seperti kripto.
Iliya Kalchev, seorang analis dari platform aset digital Nexo, mengonfirmasi kepada Cointelegraph, “Ekspektasi pemangkasan suku bunga AS memicu pergeseran sentimen dan menarik kembali permintaan investor terhadap Bitcoin ETF.”
Kalchev menambahkan bahwa total arus masuk ETF selama empat pekan terakhir telah mencapai hampir US$4 miliar. Dengan optimisme, ia memproyeksikan, “Jika tren ini berlanjut, arus dana di kuartal IV berpotensi menyerap lebih dari 100.000 BTC dari sirkulasi, sebuah jumlah yang lebih dari dua kali lipat Bitcoin baru yang diterbitkan.”
Percepatan penyerapan oleh ETF ini terjadi di tengah berkurangnya aksi jual dari investor jangka panjang, sebuah kondisi yang fundamental dalam membantu Bitcoin membangun level dukungan teknikal yang lebih kokoh di area penting.
Bitcoin Melejit, Altcoin Apa yang Akan Ikut Naik?
Reli kuat di segmen ETF ini turut menjadi katalis bagi harga Bitcoin, yang sempat menembus level US$123.996 pada Jumat (3/10). Ini merupakan level tertinggi dalam enam minggu terakhir, atau sejak 14 Agustus lalu, berdasarkan data TradingView.
Pendiri Capriole Investments, Charles Edwards, menilai bahwa kenaikan di atas US$120.000 membuka peluang pergerakan cepat menuju rekor tertinggi baru di kisaran US$150.000 sebelum akhir tahun 2025.
Kalchev juga menegaskan peran ETF sebagai barometer paling jelas bagi sentimen di pasar kripto. “Uptober menunjukkan tanda-tanda kuat terjadinya reli awal kuartal IV, didorong oleh aliran dana ETF, momentum musiman, dan kebijakan moneter yang cenderung dovish,” ujarnya, menggambarkan prospek positif di awal kuartal terakhir tahun ini.
Meskipun demikian, momentum Bitcoin ke depan tetap akan dipengaruhi oleh sejumlah faktor makroekonomi penting. Sorotan utama tertuju pada pidato Ketua The Fed Jerome Powell dan publikasi risalah rapat Federal Open Market Committee (FOMC).
Jumlah Miliarder Bitcoin Melonjak pada Kuartal III 2025, Ini Faktor Pendorongnya
Selain itu, investor juga menanti laporan ketenagakerjaan AS yang tertunda, sebuah kejadian langka akibat penutupan sebagian pemerintah AS, yang pertama sejak tahun 2018. Secara historis, Oktober memang dikenal sebagai bulan yang bullish bagi Bitcoin. Data dari CoinGlass menunjukkan rata-rata imbal hasil bulanan Bitcoin mencapai 20% di Oktober, 46% di November, dan sekitar 4% di Desember.
Sebagai informasi terkini, melansir data Coinmarketcap pada Sabtu (4/10/2025) pukul 18.43 WIB, harga Bitcoin berada pada level US$122.125, menunjukkan kenaikan 1,44% dalam 24 jam terakhir.
Ringkasan
ETF Bitcoin di AS mencetak rekor arus masuk bersih sebesar US$3,24 miliar dalam seminggu terakhir, tertinggi kedua sejak peluncurannya. Peningkatan ini dipicu oleh ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh The Fed, yang mendorong minat investor terhadap aset berisiko seperti kripto.
Reli ETF ini turut mendongkrak harga Bitcoin, sempat menembus US$123.996. Analis memproyeksikan tren positif ini dapat berlanjut, dengan potensi penyerapan lebih dari 100.000 BTC di kuartal IV. Momentum Bitcoin ke depan akan dipengaruhi faktor makroekonomi, termasuk kebijakan The Fed dan laporan ketenagakerjaan AS, serta tradisi “Uptober” yang bullish bagi Bitcoin.