Harga Minyak Hari Ini: Terkoreksi! Kelebihan Pasokan Jadi Momok?


Muamalat.co.id JAKARTA. Pergerakan harga komoditas global menunjukkan koreksi tipis pada minyak mentah pada perdagangan Kamis (18/9/2025) pagi. Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober 2025 tercatat turun di New York Mercantile Exchange. Pada pukul 07.28 WIB, harga minyak WTI berada di level US$ 63,98 per barel, terkoreksi 0,11% dari penutupan sehari sebelumnya yang mencapai US$ 64,05 per barel.

Penurunan harga minyak ini dipengaruhi oleh sejumlah pertimbangan para pedagang di pasar global. Mereka secara cermat mengevaluasi potensi dampak dari kebijakan pemangkasan suku bunga oleh Bank Sentral Amerika Serikat, Federal Reserve. Selain itu, sentimen pasar juga diperberat oleh peringatan akan berlanjutnya pelemahan di pasar tenaga kerja AS, yang secara keseluruhan dapat memengaruhi prospek permintaan energi.

Mengutip laporan Bloomberg, koreksi harga minyak ini merupakan kelanjutan dari tren penurunan yang sudah terjadi pada hari sebelumnya. Sebagian besar pedagang sebelumnya telah mengantisipasi pemotongan suku bunga oleh The Fed sebesar 25 basis poin, sehingga mereka cenderung mengurangi posisi lindung nilai (hedging) terhadap kemungkinan penurunan harga yang lebih signifikan. Ekspektasi pasar yang tergesa-gesa ini turut memainkan peran penting dalam dinamika harga komoditas.

Di samping faktor kebijakan moneter, prospek pasar minyak juga dihadapkan pada tantangan lain. Adanya ekspektasi akan potensi kelebihan pasokan minyak di pasar global menjelang akhir tahun turut memperkuat tekanan jual, mendorong koreksi harga pada kontrak berjangka WTI saat ini.

Harga Minyak Dunia Stabil, Pasar Menanti Keputusan Suku Bunga The Fed

Ringkasan

Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) mengalami koreksi tipis pada hari Kamis, 18 September 2025, berada di level US$ 63,98 per barel. Penurunan ini dipengaruhi oleh evaluasi pasar terhadap potensi dampak kebijakan pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed) dan peringatan tentang pelemahan pasar tenaga kerja AS, yang dapat mempengaruhi permintaan energi.

Selain itu, ekspektasi pasar terhadap pemotongan suku bunga sebesar 25 basis poin oleh The Fed sebelumnya, dan ekspektasi potensi kelebihan pasokan minyak global menjelang akhir tahun turut memperkuat tekanan jual. Hal ini menyebabkan pedagang mengurangi posisi lindung nilai (hedging) terhadap kemungkinan penurunan harga yang lebih signifikan.

Leave a Comment