IHSG 8.000? Rekomendasi Saham Potensi Cuan di Tengah Krisis!

Muamalat.co.id JAKARTA. Gejolak di pasar keuangan domestik menunjukkan tanda-tanda mereda, menempatkan investasi di pasar saham kembali menjadi instrumen yang menarik perhatian. Para analis secara optimis memproyeksikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menembus level 8.000 pada akhir tahun 2025.

Menurut Ekonom Panin Sekuritas, Felix Darmawan, di tengah situasi ini, investor dituntut untuk lebih selektif dalam memilih instrumen investasi. Sektor-sektor defensif seperti konsumer primer, telekomunikasi, dan utilitas dianggap relatif lebih aman berkat stabilitas permintaannya, bahkan di tengah gejolak politik. Sementara itu, sektor perbankan diprediksi masih akan menghadapi tekanan, namun prospek jangka menengah panjangnya tetap kuat, didorong oleh pertumbuhan kredit domestik yang kokoh. “Dengan asumsi stabilitas politik bisa terkendali, IHSG di akhir 2025 bisa berada di kisaran 8.000,” ujarnya kepada Kontan, Selasa (2/9/2025).

IHSG Naik 0,58% di Tengah Gejolak Politik Dinilai Semu, Ini Penjelasan Analis

Meski demikian, investor disarankan untuk tetap waspada jika gejolak politik semakin memanas, karena hal ini dapat memicu arus keluar dana asing yang lebih deras, terutama dari saham-saham big caps di sektor perbankan dan komoditas. “Jadi, kuncinya ke depan adalah apakah stabilitas domestik bisa segera terjaga. Kalau iya, tekanan net sell asing bisa mereda dan bahkan berbalik menjadi inflow lagi,” tuturnya.

Di sisi lain, Investment Analyst Infovesta Utama, Ekky Topan, menyoroti bahwa kestabilan politik akan sangat menentukan arah pergerakan jangka pendek IHSG. Namun, secara fundamental, IHSG tetap menarik lantaran banyak emiten dengan kinerja kuat saat ini masih diperdagangkan dengan valuasi undervalue. Sektor logam mulia, khususnya emas, telah menjadi penopang utama IHSG sepanjang tahun 2025 dan masih berpotensi besar untuk terus mendukung indeks di tengah ketidakpastian global dan domestik. “Dari sisi proyeksi, IHSG bisa ada di level 8.099 untuk akhir tahun 2025,” jelasnya.

Selain itu, investor perlu mencermati beberapa sentimen utama ke depan, termasuk arah suku bunga The Fed dan BI Rate, stabilitas politik domestik yang krusial, serta laporan kinerja keuangan emiten kuartal III. Jika hasil kinerja kuartal III menunjukkan perbaikan yang signifikan, seiring dengan ekspansi Purchasing Managers’ Index (PMI), maka hal ini dapat menjadi katalis positif lanjutan bagi pasar saham. Di ranah global, pergerakan harga komoditas, tensi geopolitik, serta proyeksi pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat dan Tiongkok juga akan sangat berpengaruh terhadap arus modal dan minat investor asing.

Secara sektoral, Ekky Topan kembali menekankan bahwa saham-saham berbasis emas atau logam mulia tetap menjadi pilihan utama dalam kondisi pasar yang fluktuatif seperti saat ini. Ia merekomendasikan untuk mengoleksi saham PT United Tractor Tbk (UNTR) dengan target jangka menengah Rp 28.000 per saham, serta PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dengan target jangka panjang di Rp 4.000 per saham.

IHSG Perkasa Tembus 7.875 Rabu (3/9) Pagi, Melawan Tren Pelemahan Bursa Asia

Sementara itu, VP Equity Retail Kiwoom Sekuritas Indonesia, Oktavianus Audi, memperkirakan bahwa IHSG memiliki outlook yang lebih stabil, bahkan positif di semester II 2025, didukung oleh beberapa faktor pendorong. Pertama, adanya aliran dana asing yang kembali masuk ke saham-saham blue chip, terutama emiten pemimpin pasar yang sensitif terhadap suku bunga. Kedua, kenaikan harga komoditas global, dengan permintaan yang masih kuat pada komoditas emas dan crude palm oil (CPO), serta perbaikan pada harga batubara dan tembaga. Ketiga, keberlanjutan pelonggaran kebijakan moneter yang dapat menurunkan cost of credit (CoC), sehingga menjaga permintaan dan penyaluran kredit serta berhasil meningkatkan net interest income (NII). “Pergerakan IHSG masih konservatif hingga akhir 2025 dengan target ditutup di rentang level 7.900-8.100,” tuturnya.

Untuk para investor, Audi menyarankan dua strategi utama. Pertama, fokus memilih saham jangka panjang. Emiten strategis dan sensitive-rate diperkirakan akan menjadi motor penggerak IHSG, terlebih emiten tersebut memiliki bobot (weighted) yang besar terhadap indeks. Kedua, melakukan thematic play. Investor dapat fokus pada emiten yang terkait dengan emas dan CPO. “Hal ini seiring dengan kenaikan harga komoditas global di tengah permintaan yang meningkat,” katanya. Ia pun merekomendasikan beli untuk PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) dengan target harga Rp 4.250 per saham. Kemudian, rekomendasi trading buy disematkan untuk PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dan PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) dengan target harga masing-masing Rp 3.770 per saham dan Rp 600 per saham.

IHSG Melemah dan Rupiah Tertekan, Ini 3 Rekomendasi Utama Ekonom

Menambah daftar pilihan, Senior Technical Analyst Panin Sekuritas, Mayang Anggita, merekomendasikan beli untuk PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI), PT XL Axiata Tbk (EXCL), dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dengan target harga masing-masing di Rp 452-460 per saham, Rp 2.960-Rp 3.090 per saham, dan Rp 4.100-Rp 4.220 per saham. Sementara itu, rekomendasi speculative buy disematkan Anggita untuk PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan target harga Rp 8.300-Rp 8.500 per saham.

Ringkasan

Para analis optimis memproyeksikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang mencapai level 8.000 pada akhir tahun 2025. Stabilitas politik domestik menjadi faktor kunci, di samping sentimen global seperti arah suku bunga The Fed dan BI Rate, serta kinerja keuangan emiten. Sektor yang direkomendasikan termasuk konsumer primer, telekomunikasi, utilitas, serta saham-saham berbasis emas.

Beberapa saham yang direkomendasikan meliputi PT United Tractor Tbk (UNTR), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI), PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI), dan PT XL Axiata Tbk (EXCL). Investor disarankan untuk fokus pada saham jangka panjang dan melakukan thematic play pada emiten terkait emas dan CPO, dengan memperhatikan aliran dana asing ke saham blue chip dan kenaikan harga komoditas global.

Leave a Comment