
Muamalat.co.id JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menunjukkan ketangguhannya pada perdagangan Rabu (3/9/2025) pagi. Dengan perkasa, IHSG melanjutkan tren penguatan, bahkan berhasil melawan arus pelemahan yang melanda bursa regional Asia-Pasifik.
Mengutip data RTI pada pukul 09.13 WIB, IHSG melonjak signifikan sebesar 0,95% atau setara dengan 74,343 poin, mencapai level 7.875.928. Kinerja positif ini didukung oleh dominasi saham-saham yang menguat, dengan 352 saham membukukan kenaikan, sementara 142 saham melemah, dan 169 saham lainnya stagnan. Total volume perdagangan pagi ini mencapai 3,97 miliar saham dengan nilai transaksi yang impresif, menembus Rp 2,7 triliun.
Kenaikan IHSG pagi ini ditopang oleh kinerja solid dari 11 indeks sektoral. Tiga sektor dengan penguatan tertinggi antara lain IDX-Energy yang melonjak 1,92%, diikuti oleh IDX-Trans dengan kenaikan 1,09%, dan IDX-NonCyc yang tumbuh 0,96%. Kondisi ini mengindikasikan bahwa penguatan pasar modal Indonesia cukup merata dan tidak hanya bergantung pada satu atau dua sektor saja.
Intip Rekomendasi Saham AKRA, BBNI, BBRI, PGAS, dan UNVR Hari Ini (3/9/2025)
Di antara saham-saham unggulan yang tergabung dalam indeks LQ45, beberapa nama mencatatkan diri sebagai top gainers. PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) memimpin dengan kenaikan 4,12% ke level Rp 1.770. Disusul oleh PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) yang menguat 3,09% ke Rp 334, serta PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) dengan apresiasi 2,52% mencapai Rp 610.
Anak Usaha Buma Internasional Group (DOID) Terbitkan Obligasi Senilai Rp 1,4 Triliun
Kendati demikian, sejumlah saham LQ45 juga mengalami koreksi tipis. PT Map Aktif Adiperkasa Tbk (MAPA) melemah 0,82% ke Rp 605, diikuti oleh PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang turun 0,62% ke Rp 7.950, dan PT Ciputra Development Tbk (CTRA) terkoreksi 0,50% menjadi Rp 1.005.
IHSG Berpeluang Lanjut Menguat, Ini Rekomendasi Saham BNI Sekuritas Rabu (3/9)
Berbanding terbalik dengan performa IHSG, bursa saham Asia-Pasifik secara keseluruhan bergerak lesu pada perdagangan Rabu (3/9). Pasar regional mengikuti jejak pelemahan Wall Street yang terjadi sebelumnya. Para investor global terus mencermati lonjakan imbal hasil obligasi serta dinamika terbaru dalam front perdagangan internasional, yang menjadi sentimen negatif utama bagi pasar.
Di Australia, indeks S&P/ASX 200 terkoreksi 0,5%. Pelemahannya terjadi menjelang rilis data produk domestik bruto (PDB) kuartal II-2025. Berdasarkan jajak pendapat Reuters, konsensus ekonom memperkirakan pertumbuhan ekonomi Negeri Kanguru mencapai 1,6% secara tahunan, lebih tinggi dibandingkan capaian kuartal I yang sebesar 1,3%.
Situasi serupa terjadi di Jepang, di mana indeks Nikkei 225 terkoreksi 0,35% dan indeks yang lebih luas Topix melemah 0,21%. Pasar obligasi Jepang juga tidak luput dari tekanan. Imbal hasil obligasi pemerintah tenor 10 tahun (10-year JGB) naik 2,7 basis poin menjadi 1,63%. Yang lebih mencolok, yield JGB tenor 30 tahun melonjak hampir 7 bps ke level 3,28%, memecahkan rekor sebelumnya pada Agustus. Sementara itu, yield tenor 20 tahun juga meningkat lebih dari 6 bps, mencapai 2,693%, sebuah level tertinggi dalam 26 tahun terakhir.
IHSG Rebound, Cek Rekomendasi Saham Harian dan Mingguan Sinarmas Sekuritas (3/9)
Pergerakan bursa di Korea Selatan terpantau cenderung datar. Indeks Kospi stagnan di tengah fluktuasi perdagangan, sementara indeks saham berkapitalisasi kecil Kosdaq melemah 0,35%. Kondisi ini mencerminkan kehati-hatian investor di tengah ketidakpastian global.
Sementara itu, dari Tiongkok, pasar masih menantikan arah yang jelas setelah Presiden Xi Jinping menyampaikan pidato dalam parade militer akbar. Acara tersebut diselenggarakan untuk memperingati 80 tahun berakhirnya Perang Dunia II, dan turut dihadiri oleh 26 pemimpin dunia, termasuk Presiden Rusia Vladimir Putin dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un. Perkembangan politik dan kebijakan di Tiongkok kerap memiliki dampak signifikan terhadap sentimen pasar regional.
Ringkasan
IHSG mencetak rekor dengan menembus level 7.875,928 pada perdagangan Rabu, 3 September 2025, naik 0,95% di tengah pelemahan bursa Asia-Pasifik. Kenaikan ini didukung oleh penguatan mayoritas sektor, terutama IDX-Energy, IDX-Trans, dan IDX-NonCyc, dengan volume transaksi mencapai Rp 2,7 triliun. Saham PGAS, SCMA, dan TOWR menjadi top gainers dalam indeks LQ45.
Sementara IHSG menguat, bursa Asia lainnya seperti Australia, Jepang, dan Korea Selatan mengalami pelemahan. Pasar regional terpengaruh oleh kekhawatiran global terkait imbal hasil obligasi dan dinamika perdagangan internasional. Investor juga menantikan perkembangan kebijakan dan pidato Presiden Xi Jinping di Tiongkok.