
Muamalat.co.id, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diestimasikan akan kembali melanjutkan tren penguatannya pada perdagangan hari ini, Rabu (22/10/2025). Prospek positif ini didukung oleh rekomendasi sejumlah saham unggulan dari analis, termasuk JSMR, HMSP, hingga MEDC, yang siap menarik perhatian investor.
Reza Diofanda, seorang Analis dari BRI Danareksa Sekuritas, mengungkapkan optimisme bahwa selain potensi penguatan hari ini, IHSG bahkan berpeluang besar untuk kembali mencetak all time high (ATH) setelah sempat terkoreksi ringan pada akhir pekan lalu. Ini menandakan momentum pemulihan yang kuat di pasar saham domestik.
Pada penutupan perdagangan kemarin, Selasa (21/10/2025), IHSG sukses ditutup menguat signifikan sebesar 1,84%, mencapai level 8.238. Penguatan ini bukan hanya sekadar angka, melainkan melanjutkan tren positif indeks selama dua hari perdagangan berturut-turut, memicu harapan di kalangan investor.
: IHSG Berpeluang Tembus Level 8.365, Cek Rekomendasi Saham BREN, CUAN hingga SIDO
“Secara teknikal, indeks menunjukkan potensi yang solid untuk meneruskan reli menuju kisaran 8.270, bahkan terbuka peluang besar untuk menembus kembali level tertinggi sepanjang masa yang pernah dicapai sebelumnya. Pergerakan optimis ini diperkirakan didorong oleh ekspektasi pasar yang menguat terhadap rencana penurunan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia sebesar 25 basis poin, menuju level sekitar 4,5%,” jelasnya dalam riset harian yang diterbitkan pada Rabu (22/10/2025).
Dalam menanggapi proyeksi pasar yang cerah ini, BRI Danareksa merekomendasikan beberapa saham pilihan. Salah satunya adalah PT Jasa Marga (Persero) Tbk. (JSMR), dengan rekomendasi buy pada area Rp3.950–Rp3.960 per lembar. Pergerakan saham JSMR baru saja melampaui level resistance penting di Rp3.920, menunjukkan sinyal positif bagi para investor.
: : IHSG Ditutup Menguat 1,84% jadi 8.238, Kapitalisasi Pasar BEI Capai Rp15.187,50 Triliun
Dengan keberhasilan menembus resistance tersebut, potensi reversal atau pembalikan arah menjadi menguat pada saham JSMR sangat terbuka, dengan target harga yang diperkirakan bisa mencapai Rp4.040–Rp4.250 per lembar. Namun, untuk mengantisipasi risiko, area stop loss direkomendasikan berada di level kurang dari Rp3.900 per lembar, memastikan perlindungan modal bagi investor.
Selain JSMR, emiten rokok PT H.M. Sampoerna Tbk. (HMSP) juga turut direkomendasikan beli oleh analis pada level Rp680–Rp715. Prediksi kinerja HMSP diharapkan mampu menguat dan menyasar level resistance di Rp780–Rp880 per lembar, dengan batas stop loss yang disarankan pada area kurang dari Rp665.
: : IHSG Dibuka Menguat ke 8.169, Saham BBCA, BBRI hingga BBNI Naik
“Pergerakan harga HMSP saat ini masih berada dalam tren yang bullish secara jangka pendek. Emiten ini menunjukkan kemampuan untuk retrace di dekat area support-nya pada Rp665–Rp715. Kondisi ini membuka potensi penguatan yang signifikan menuju level resistance berikutnya pada Rp780–Rp880,” papar Reza Diofanda, memberikan alasan kuat di balik rekomendasinya.
Saham terakhir yang juga menjadi sorotan dan direkomendasikan analis adalah PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC), dengan area beli pada Rp1.350–Rp1.400 per lembar. MEDC diprediksi masih dalam fase bullish yang kokoh, dengan target harga potensial mencapai Rp1.470–Rp1.555. Untuk memitigasi risiko, level stop loss ditempatkan pada area kurang dari Rp1.300 per lembar.
Di sisi lain, tidak semua saham mendapatkan rekomendasi positif. Saham PT Bank Pan Indonesia Tbk. (PNBN) justru direkomendasikan jual pada perdagangan hari ini. PNBN diprediksi masih dalam kondisi bearish yang kuat setelah mengalami breakdown di level support Rp1.090 per lembar. Saat ini, harga saham PNBN terparkir di level Rp1.010 per lembar.
“PNBN berpotensi melanjutkan tren bearish-nya dengan target support selanjutnya yang diproyeksikan di Rp945,” tutup Reza Diofanda, memperingatkan potensi penurunan lebih lanjut bagi saham perbankan tersebut.
_________
Disclaimer: Berita ini semata-mata bersifat informatif dan tidak memiliki tujuan untuk mengajak pembaca membeli atau menjual saham. Setiap keputusan investasi sepenuhnya berada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian maupun keuntungan yang mungkin timbul dari keputusan investasi yang diambil oleh pembaca.