Muamalat.co.id JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) parkir di zona merah pada hari perdagangan terakhir pekan ini.
Pada Jumat (19/12), IHSG turun 8,64 poin atau 0,10% menjadi 8.609,55 pada akhir perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sepekan terakhir, IHSG terkoreksi 0,59%.
Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan, koreksi IHSG sepanjang pekan ini berasal dari sentimen global. Terutama, prospek penurunan suku bunga The Fed yang kemungkinan hanya akan terjadi satu kali pada tahun 2026.
Selain itu, Bank Indonesia (BI) juga memutuskan menahan suku bunga di level 4,75% pada rapat dewan gubernur (RDG) Desember 2025.
“Hal ini menunjukkan BI cenderung menerapkan kebijakan pro-stability dibandingkan dengan pro-growth. Sehingga, market masih mengalami koreksi,” ujarnya kepada Kontan, Jumat (19/12/2025).
IHSG Melemah 0,10% Akhir Pekan, Ini Sektor Paling Terpuruk
Head of Retail Research MNC Sekuritas Herditya Wicaksana mengatakan, penurunan IHSG pekan ini dipengaruhi oleh beberapa hal. Pertama, pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Kedua, data makroekonomi AS yang masih cenderung fluktuatif, sehingga diperkirakan akan berpengaruh kepada kebijakan moneter The Fed yang masih akan cenderung hawkish ke depan.
“Terakhir, memanasnya geopolitik AS dengan Venezuela yang membuat harga komoditas emas dunia meningkat,” ujarnya kepada Kontan, Jumat.
Menurut Nafan, pergerakan IHSG pada pekan depan bisa dipengaruhi oleh efek Santa Claus Rally. Sayangnya, efek reli Sinterklas tidak terjadi pada 2-3 tahun belakangan dan di tahun 2025 ini tampaknya sudah terjadi di awal Desember kemarin.
“Secara tren teknikal, pergerakan IHSG terjadi minor consolidation. Namun, selama IHSG masih bertahan di atas M20 dan M60, fase upgrade masih berlaku,” ungkapnya.
Nafan pun melihat IHSG pada Senin (22/12/2025) besok akan bergerak di level support 8.655 & 8.506, serta resistance di level 8.666 & 8.706.
Senada, Herditya melihat IHSG masih rawan koreksi dengan support 8.560 dan resistance 8.660 pada Senin depan. Pergerakannya akan dipengaruhi oleh tiga hal utama.
“Yaitu, pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, kondisi geopolitik AS dan Venezuela, serta perkiraan sepi transaksi menjelang libur akhir tahun,” katanya.
Herditya pun menyarankan investor untuk mencermati saham INKP dengan target harga Rp 8.200 – Rp 8.475 per saham, MEDC Rp 1.325 – Rp 1.405 per saham, dan IMPC Rp 3.860 – Rp 4.070 per saham.