Muamalat.co.id JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) membuka sesi perdagangan Selasa (28/10/2025) dengan pelemahan, terkoreksi tipis seiring investor mencermati dinamika risiko global dan data ekonomi domestik yang beragam.
Pergerakan ini tercatat dari data RTI, di mana IHSG tergelincir 0,35% atau kehilangan 28,35 poin, menutup sesi pertama di level 8.088,80. Potret pasar menunjukkan 289 saham mengalami penurunan, sementara 352 saham menguat, dan 166 saham terpantau stagnan. Total volume perdagangan mencapai 18,8 miliar saham dengan nilai transaksi sebesar Rp 11,7 triliun.
Koreksi IHSG pada sesi ini sebagian besar disebabkan oleh tekanan dari empat sektor utama. Tiga sektor dengan koreksi terbesar adalah IDX-Industry yang anjlok 2,13%, disusul IDX-Finance yang melemah 0,22%, dan IDX-NonCyc dengan penurunan 0,12%.
Didorong Sentimen Rilis Kinerja, Saham GOTO Menguat di Tengah Koreksi IHSG
Di antara saham-saham unggulan yang tergabung dalam LQ45, beberapa nama besar mencatatkan penurunan signifikan. PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) memimpin daftar pelemahan dengan koreksi 6,27% ke Rp 2.540. Kemudian, PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) turun 3,82% menjadi Rp 6.925, dan PT Astra International Tbk (ASII) melemah 3,03% ke Rp 6.400.
Namun, tidak semua saham bergerak negatif. Beberapa emiten LQ45 justru menunjukkan performa cemerlang. PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) melesat 7,38% mencapai Rp 655, diikuti oleh PT Bank Jago Tbk (ARTO) yang menguat 6,48% ke Rp 2.300, serta PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) yang naik 5,49% ke Rp 1.250.
IHSG Bergerak Liar di Awal Perdagangan Selasa (28/10), Dibayangi Merahnya Bursa Asia
IHSG Berpotensi Rebound Selasa (28/10), Ini Rekomendasi Saham Pilihan Binaartha
UNVR Chart by TradingView
Sementara pasar domestik menghadapi koreksi, sentimen di bursa saham Asia justru cenderung stabil, melanjutkan optimisme yang didorong oleh meredanya ketegangan perdagangan global. Investor juga tengah menantikan rilis laporan laba perusahaan-perusahaan teknologi raksasa, yang diyakini dapat memberikan dorongan lebih lanjut bagi pasar.
Prospek penurunan suku bunga acuan di Amerika Serikat dan Kanada yang kemungkinan terjadi minggu ini turut memberikan sentimen positif bagi pasar obligasi, sekaligus menekan kinerja dolar AS. Para investor kini menanti sinyal lebih dovish dari Federal Reserve terkait proyeksi ekonomi mereka, yang dapat memengaruhi arah kebijakan moneter ke depan.
Di sisi lain, emas, yang kerap menjadi aset safe-haven, terpantau bergerak di kisaran US$ 4.000 per ons troi. Logam mulia ini sebelumnya telah mengalami penurunan signifikan sebesar 9% dalam lima sesi terakhir. Menurut Neil Shearing, kepala ekonom Capital Economics, “Kenaikan harga yang semula didorong fundamental kini lebih dipengaruhi antusiasme ritel.” Ia memperkirakan bahwa “pergerakan besar berikutnya kemungkinan turun, dan kami memperkirakan harga akan jatuh ke US$ 3.500 per ons troi pada akhir 2026.”
Mark Dynamics Indonesia (MARK) Tebar Dividen Tunai Interim Rp 20 Per Saham
Beberapa pasar saham di Asia telah mencatatkan rekor tertinggi sepanjang masa, memicu spekulasi akan potensi koreksi. Indeks Nikkei Jepang, misalnya, turun 0,2% setelah melonjak 2,5% pada Senin, terutama didorong oleh sektor teknologi yang telah melonjak hampir 27% sepanjang tahun ini. Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi bahkan bertemu Presiden AS Donald Trump di Tokyo untuk membahas hubungan pertahanan, perdagangan, dan paket investasi senilai US$ 550 miliar.
Di Korea Selatan, saham-saham terpantau turun 1,2%, mengimbangi sebagian dari lonjakan 2,6% yang terjadi pada Senin. Penguatan sebelumnya ditopang oleh data ekonomi kuartal III yang melampaui perkiraan, khususnya dari sektor konsumsi dan ekspor. Sementara itu, Indeks MSCI Asia-Pasifik di luar Jepang sedikit terkoreksi 0,2%, dan saham unggulan China menguat 0,2%. Shanghai Composite Index berhasil menembus level 4.000 untuk pertama kalinya sejak pertengahan 2015, menunjukkan performa yang kuat.
Indeks Dolar Tertekan Akibat Permintaan ke Safe Haven Melandai
Prospek pasar global juga menunjukkan beragam sentimen. Di Eropa, futures EuroStoxx 50 dan DAX masing-masing turun 0,2%, sementara futures FTSE melemah tipis. Di Amerika Serikat, S&P 500 futures dan Nasdaq futures relatif stagnan, tetap berada di dekat level tertinggi sepanjang masa. Sektor teknologi kembali menjadi motor penggerak Wall Street pada perdagangan semalam, dengan saham Qualcomm melonjak 11% setelah meluncurkan dua chip kecerdasan buatan (AI) terbarunya untuk pusat data.