Muamalat.co.id, JAKARTA – Kancah politik dan ekonomi Amerika Serikat kembali menghangat dengan pernyataan Presiden Donald Trump. Ia baru-baru ini menunjuk tiga nama teratas sebagai calon kuat pengganti Jerome Powell sebagai Ketua Federal Reserve (The Fed) atau bank sentral AS. Mereka adalah Penasihat Ekonomi Gedung Putih Kevin Hassett, Gubernur Federal Reserve Christopher Waller, dan mantan Gubernur The Fed Kevin Warsh.
“Ketiga nama ini bisa dibilang yang teratas,” ungkap Trump kepada awak media di Ruang Oval, seperti dikutip dari Bloomberg pada Senin (8/9/2025). Meskipun Trump mengakui memiliki preferensi pribadi, ia menegaskan komitmennya untuk menjalankan serangkaian proses wawancara bagi para kandidat yang potensial.
Proses pencarian Ketua The Fed yang baru saat ini dipimpin oleh Menteri Keuangan Scott Bessent. Menariknya, Bessent sendiri sempat masuk bursa kandidat sebelum akhirnya mengundurkan diri. “Saya mungkin satu-satunya orang di dunia yang tidak menginginkan pekerjaan itu,” ujarnya dengan nada berkelakar.
Baca Juga: Departemen Kehakiman AS Selidiki Gubernur The Fed Lisa Cook soal KPR
Masa jabatan Jerome Powell sebagai Ketua The Fed dijadwalkan berakhir pada Mei 2025. Namun, hingga kini, jadwal pasti penunjukan penggantinya masih menjadi tanda tanya. Scott Bessent menyatakan bahwa wawancara dengan para kandidat akan dimulai pada Jumat (5/9/2025). Kendati demikian, Christopher Waller, salah satu kandidat teratas, mengaku belum menerima jadwal wawancara hingga Rabu lalu. Senada, Kevin Hassett pada 25 Agustus lalu juga mengisyaratkan bahwa keputusan akhir Trump mungkin baru akan diumumkan “beberapa bulan” kemudian.
Baca Juga: Pejabat The Fed Beri Sinyal Soal Pemangkasan Suku Bunga

Proses krusial pemilihan Ketua The Fed ini bergulir di tengah meningkatnya ekspektasi pasar akan pemangkasan suku bunga. Setelah mempertahankan suku bunga acuannya sejak Desember tahun lalu, Jerome Powell pada akhir Agustus lalu memberikan sinyal bahwa risiko terhadap pasar tenaga kerja kini lebih besar ketimbang kekhawatiran inflasi. Data ketenagakerjaan terbaru yang melemah pada Jumat pekan lalu semakin memperkuat kemungkinan pemangkasan suku bunga dalam pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada 16-17 September, sebuah langkah yang oleh pasar dianggap hampir pasti terjadi. Di sisi lain, Presiden Trump secara konsisten melayangkan kritik tajam terhadap Powell, menyalahkannya atas suku bunga yang dinilai terlalu tinggi sepanjang tahun ini, bahkan menudingnya bertanggung jawab atas lemahnya laporan ketenagakerjaan Agustus. Trump sendiri sebelumnya telah mengisyaratkan tidak akan memperpanjang masa jabatan Powell.
Baca Juga: Jadwal Rapat FOMC The Fed September-Desember 2025 Hingga Tahun 2026, Penentu Suku Bunga Acuan
Berikut adalah profil singkat dari tiga kandidat utama yang digadang-gadang akan menggantikan Jerome Powell, dirangkum dari Reuters:
Christopher Waller (66 tahun), Gubernur The Fed
Waller, yang dulunya menjabat sebagai kepala ekonom riset di St. Louis Fed, diangkat ke Dewan Gubernur The Fed oleh Presiden Trump pada tahun 2020. Ia dikenal sebagai sosok yang vokal dalam mendorong kenaikan suku bunga sejak awal lonjakan inflasi pada 2021. Namun, belakangan ini, Waller justru menjadi salah satu pejabat The Fed yang paling cepat menyerukan pelonggaran kebijakan moneter. Ia bahkan secara terbuka menolak keputusan The Fed pada Juli lalu yang mempertahankan suku bunga. Pada akhir Agustus, Waller secara eksplisit menyuarakan dukungan agar The Fed memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin. “Pasar tenaga kerja melemah dan saya khawatir kondisinya bisa memburuk dengan cepat. Komite tidak boleh menunggu hingga penurunan itu benar-benar terjadi,” tegasnya.
Kevin Hassett (63 tahun), Direktur Dewan Ekonomi Nasional
Sebagai seorang ekonom yang memiliki kedekatan erat dengan Partai Republik dan pemikir konservatif, Hassett pernah memimpin Dewan Penasihat Ekonomi Gedung Putih dari tahun 2017 hingga 2019. Saat ini, ia menjabat sebagai penasihat ekonomi utama bagi Presiden Trump, dikenal sebagai pendukung setia kebijakan tarif dan kritikus vokal terhadap Jerome Powell. Hassett juga pernah menyuarakan dukungannya terhadap keputusan Trump untuk memberhentikan kepala Biro Statistik Tenaga Kerja (BLS) setelah terjadinya revisi besar-besaran pada data ketenagakerjaan. Pada awal bulan lalu, Hassett mengungkapkan bahwa kekecewaan Trump terhadap The Fed adalah karena lambatnya bank sentral tersebut dalam memangkas suku bunga, di saat negara-negara lain sudah bergerak. “Ada kekhawatiran bahwa perhitungan partisan memengaruhi keputusan Fed… Sangat mengecewakan jika Fed menggunakan alasan ketidakpastian dan inflasi tarif tanpa bukti jelas,” paparnya kala itu.
Kevin Warsh (55 tahun), Mantan Gubernur The Fed
Kevin Warsh diangkat oleh Presiden George W. Bush pada tahun 2006 dan memainkan peran krusial sebagai penghubung utama antara The Fed dan Wall Street selama krisis keuangan 2007–2009. Ia mengundurkan diri pada tahun 2011, menyusul kritiknya terhadap program pembelian obligasi The Fed. Pada tahun 2018, Trump sempat nyaris menunjuk Warsh sebagai Ketua The Fed dan belakangan mengaku menyesal tidak mengambil keputusan tersebut. Sejak saat itu, Warsh secara konsisten menulis opini publik yang mengkritik kebijakan bank sentral. Warsh juga turut menyuarakan dukungannya agar The Fed segera memangkas suku bunga pada pertengahan Juli lalu. Baginya, langkah ini bukan hanya soal kebijakan moneter, tetapi juga merupakan awal dari reformasi bank sentral secara menyeluruh. “Keluarkan The Fed dari urusan fiskal dan politik, arahkan likuiditas ke ekonomi riil. The Fed saat ini salah menyeimbangkan kebijakan; pemangkasan suku bunga adalah awal untuk memperbaikinya,” kata Warsh.