Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Singapore Exchange (SGX Group) telah meluncurkan sebuah terobosan baru dalam dunia investasi regional: produk investasi bernama Indonesia-Singapore Unsponsored Depository Receipts (Unsponsored DR) Linkage. Inisiatif strategis ini secara signifikan membuka gerbang bagi investor di Singapura untuk lebih mudah mengakses pasar saham Indonesia.
Melalui produk inovatif ini, para investor di Singapura kini dapat membeli saham-saham Indonesia favorit mereka langsung di Bursa Singapura (SGX). Kemudahan ini semakin lengkap karena transaksi dapat dilakukan menggunakan Dolar Singapura dan melalui broker lokal yang telah familiar bagi mereka. Ini menghilangkan hambatan yang mungkin sebelumnya ada dalam akses langsung ke pasar modal Indonesia.

Peluncuran ini merupakan kelanjutan dari komitmen kedua bursa setelah penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) pada tahun 2024. Inisiatif ini juga mengukuhkan posisinya sebagai kolaborasi tingkat bursa kedua di kawasan ASEAN, menyusul suksesnya Thailand-Singapore Unsponsored DR Linkage. Tujuan utamanya adalah untuk semakin memperkuat konektivitas pasar modal regional dan memfasilitasi arus investasi lintas batas. Produk Unsponsored DR sendiri memungkinkan investor di satu negara untuk memiliki kepemilikan manfaat (beneficial ownership) atas saham perusahaan yang tercatat di bursa negara lain tanpa perlu mendaftar langsung di pasar tersebut, menawarkan fleksibilitas yang lebih besar.
Dalam tahap awal yang sangat dinantikan, Singapore Depository Receipts (SDR) Indonesia yang diterbitkan oleh Phillip Securities Pte Ltd akan merepresentasikan tiga emiten besar dan terkemuka di BEI. Emiten-emiten tersebut adalah Bank Central Asia (BCA), Telkom Indonesia, dan Indofood CBP, yang kesemuanya merupakan konstituen vital dari indeks IDX30.
CEO SGX Group, Loh Boon Chye, menegaskan peluncuran ini sebagai langkah strategis yang vital dalam memperkuat konektivitas investasi lintas negara. “Indonesia adalah pasar yang dinamis sekaligus bertumbuh pesat, dan kerja sama ini memungkinkan investor di Singapura untuk berpartisipasi dalam perkembangan tersebut. Kami menantikan kerja sama yang lebih erat dengan BEI untuk membuka lebih banyak peluang lintas batas,” ucap Loh Boon Chye dalam keterangan resmi yang dikutip pada Sabtu (18/10).
Sejalan dengan pandangan tersebut, Direktur Utama BEI, Iman Rachman, menjelaskan bahwa kerja sama ini adalah bagian integral dari fokus strategis BEI dalam memperkuat integrasi pasar modal ASEAN. Ia meyakini, langkah progresif ini akan secara signifikan meningkatkan likuiditas pasar, memperluas partisipasi investor dari berbagai latar belakang, serta memperkuat arus investasi lintas negara. “Inisiatif ini merupakan tonggak strategis dalam upaya memperkuat salah satu fokus strategis utama BEI, sinergi dan konektivitas regional,” ujarnya.
Sebagai penerbit untuk gelombang perdana SDR Indonesia di SGX, Managing Director Phillip Securities, Luke Lim, turut menyampaikan optimismenya terhadap minat besar investor Singapura terhadap saham-saham Indonesia. Penambahan produk SDR Indonesia ini menjadikan total SDR yang tercatat di SGX mencapai 26, sebuah angka yang mencerminkan meningkatnya minat investor terhadap pasar regional serta komitmen kuat SGX untuk terus memperkuat konektivitas pasar modal ASEAN.
Ringkasan
Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Singapore Exchange (SGX Group) meluncurkan Indonesia-Singapore Unsponsored Depository Receipts (Unsponsored DR) Linkage, memungkinkan investor Singapura membeli saham Indonesia di SGX dengan Dolar Singapura melalui broker lokal. Inisiatif ini merupakan kelanjutan dari MoU kedua bursa dan bertujuan memperkuat konektivitas pasar modal regional setelah suksesnya program serupa antara Thailand dan Singapura.
Pada tahap awal, Singapore Depository Receipts (SDR) Indonesia yang diterbitkan Phillip Securities Pte Ltd akan merepresentasikan saham Bank Central Asia (BCA), Telkom Indonesia, dan Indofood CBP. CEO SGX Group dan Direktur Utama BEI menyatakan inisiatif ini sebagai langkah strategis untuk memperkuat konektivitas investasi lintas negara dan meningkatkan likuiditas pasar modal ASEAN, sejalan dengan fokus strategis BEI.