Muamalat.co.id – Sosok karismatik di dunia perbankan, Jahja Setiaatmadja, baru-baru ini menjadi sorotan setelah melepas 1 juta saham PT Bank Central Asia Tbk (BCA). Penjualan saham senilai Rp 8,75 miliar ini seolah terjadi “cuma-cuma,” namun menariknya, langkah tersebut tak sedikit pun menggoyahkan pengaruh maupun kekuasaannya di salah satu bank terbesar di Indonesia itu. Perjalanan karier Jahja Setiaatmadja, dari seorang akuntan muda hingga menjadi “raja perbankan,” adalah sebuah narasi tentang strategi matang, keberanian mengambil keputusan, dan kekuatan finansial yang teruji waktu.
Baca juga: 7 Bank Komersial Sepakat Bekukan Rekening Nasabah, Berikut Daftar Lengkapnya
Sebagai Presiden Komisaris PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) saat ini, Jahja Setiaatmadja secara resmi melepas sebagian kecil dari kepemilikan sahamnya di emiten perbankan swasta terkemuka tersebut. Aksi penjualan sebanyak 1 juta lembar saham BBCA ini dilaksanakan pada Selasa, 12 Agustus 2025. Uniknya, transaksi ini terjadi ketika harga saham BCA sempat menunjukkan penguatan, sebelum kemudian berbalik melemah menjelang penutupan pekan.
Berdasarkan laporan keterbukaan informasi yang dirilis oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Sabtu, 16 Agustus 2025, transaksi tersebut terealisasi dengan harga Rp 8.750 per saham. Dengan demikian, dari penjualan saham ini, Jahja Setiaatmadja berhasil mengantongi dana sekitar Rp 8,75 miliar. Tujuan dari transaksi ini, seperti yang diungkapkan oleh Corporate Secretary BCA, I Ketut Alam Wangsawijaya, adalah untuk “investasi diversifikasi portofolio.”
Sebelum transaksi ini, Jahja Setiaatmadja tercatat memiliki 35,80 juta saham BCA. Setelah penjualan 1 juta saham tersebut, kini kepemilikannya berkurang menjadi 34,80 juta saham. Meski demikian, secara persentase, porsi kepemilikan saham BCA Jahja Setiaatmadja tidak mengalami perubahan signifikan. Baik sebelum maupun sesudah transaksi, total saham yang ia genggam masih berada di kisaran 0,03 persen, menegaskan bahwa perubahan ini adalah bagian dari strategi diversifikasi tanpa mengurangi dominasi pengaruhnya.
Profil Jahja Setiaatmadja
Nama Jahja Setiaatmadja tak bisa dipisahkan dari sejarah panjang dan gemilang PT Bank Central Asia Tbk (BCA). Pria kelahiran 69 tahun silam ini telah menorehkan jejak kepemimpinan yang monumental, khususnya saat menjabat sebagai Presiden Direktur BCA sejak 2011, setelah sebelumnya mengemban amanah sebagai Wakil Presiden Direktur pada periode 2005–2011.
Karir Jahja Setiaatmadja di BCA dimulai jauh lebih awal, bahkan sejak 1990, ia telah memegang berbagai jabatan manajerial penting. Sebelumnya, pada periode 1999–2005, ia duduk sebagai Direktur dengan tanggung jawab yang luas, meliputi bisnis perbankan cabang, divisi tresuri, perbankan internasional, hingga kantor perwakilan luar negeri, menunjukkan kedalaman pemahamannya di berbagai lini bisnis bank.
Sebelum berkiprah di BCA, pengalaman profesional Jahja Setiaatmadja juga tak kalah mumpuni. Antara tahun 1989–1990, ia dipercaya sebagai Direktur Keuangan di PT Indomobil, salah satu perusahaan otomotif terkemuka di Tanah Air. Lebih jauh ke belakang, selama hampir satu dekade (1980–1989), ia meniti karier di PT Kalbe Farma, perusahaan farmasi raksasa Indonesia, dengan posisi terakhir sebagai Direktur Keuangan.
Jahja Setiaatmadja mengawali kiprah profesionalnya pada tahun 1979 sebagai akuntan di kantor akuntan publik kenamaan, Price Waterhouse. Sejak saat itu, ia secara konsisten menapaki jalur kepemimpinan, mengumpulkan beragam pengalaman berharga di bidang manajemen perubahan, strategi perbankan, treasury, hingga transformasi digital yang kini menjadi tulang punggung industri keuangan modern. Keahliannya juga melingkupi berbagai aspek krusial dunia finansial, mulai dari akuntansi dan manajemen keuangan, corporate banking, international banking, manajemen risiko, hingga layanan digital banking yang terus berkembang pesat.
Dari sisi akademik, Jahja Setiaatmadja adalah alumni Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, tempat ia meraih gelar Sarjana Akuntansi pada tahun 1982, membekali dirinya dengan fondasi ilmu yang kokoh untuk meniti karier cemerlangnya di industri perbankan dan keuangan.
(TribunNewsmaker.com/Kompas.com)
Ringkasan
Jahja Setiaatmadja, Presiden Komisaris BCA, menjual 1 juta lembar saham BBCA pada 12 Agustus 2025 seharga Rp 8.750 per saham, menghasilkan dana sekitar Rp 8,75 miliar. Tujuan penjualan saham ini adalah untuk diversifikasi portofolio investasi. Meskipun menjual sebagian sahamnya, kepemilikan saham Jahja Setiaatmadja di BCA secara persentase tidak mengalami perubahan signifikan.
Sebelum transaksi, Jahja Setiaatmadja memiliki 35,80 juta saham BCA, dan setelah penjualan, kepemilikannya menjadi 34,80 juta saham. Jejak karir Jahja Setiaatmadja di BCA cukup panjang, ia pernah menjabat sebagai Presiden Direktur sejak tahun 2011 dan sebelumnya sebagai Wakil Presiden Direktur pada periode 2005-2011. Sebelumnya, ia juga memiliki pengalaman di PT Indomobil dan PT Kalbe Farma setelah memulai karirnya di Price Waterhouse.