Kredit UMKM Bermasalah Turun? Ini Rahasia Optimisme Pemerintah

Optimisme Menurunnya Rasio Kredit Bermasalah UMKM di Bawah 4%

Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), Maman Abdurahman, optimis rasio kredit bermasalah atau Non-Performing Loan (NPL) UMKM dapat ditekan di bawah 4% pada akhir tahun 2025. Keyakinan ini didasarkan pada penurunan NPL kredit UMKM dari 4,49% pada Mei 2025 menjadi 4,41% pada Juni 2025. Kendati demikian, perlu diingat bahwa angka ini masih lebih tinggi dibandingkan Januari 2025 yang tercatat sebesar 4,03%, menunjukkan tren peningkatan NPL sebelumnya.

Maman Abdurahman menilai penurunan NPL pada paruh pertama tahun 2025 ini merupakan hasil dari peningkatan pengawasan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR). “Pengawasan penyaluran KUR kami perdalam hingga ke tingkat provinsi, karena selama ini pengawasan tersebut tidak pernah dilakukan. Distribusi KUR tidak hanya fokus pada kuantitas, tetapi juga kualitas,” tegas Maman kepada Katadata.co.id, Selasa (9/9).

Sebagai tindak lanjut, pemerintah daerah diinstruksikan untuk lebih berhati-hati dalam menyalurkan KUR. Target penurunan NPL KUR pun ditetapkan, dari 3% pada akhir tahun lalu menjadi sekitar 2% pada tahun 2025. “Kami memang mendorong penurunan NPL kredit UMKM. Pada Juni 2025 sudah ada tren penurunan, dan ini akan kami jaga hingga akhir tahun ini,” ujarnya.

Strategi lain yang diadopsi adalah dorongan kepada perbankan untuk membentuk tim pendampingan UMKM. Tim ini difokuskan pada penyaluran KUR guna menekan potensi NPL. Keberhasilan strategi ini terlihat pada penurunan NPL sektor UMKM PT Permodalan Nasional Madani (PNM) menjadi sekitar 0,86% pada Agustus 2024. PNM, menurut Maman, mengalokasikan sebagian keuntungannya untuk membiayai operasional tim pendamping ini.

“Ada margin keuntungan dalam proses penyaluran kredit. Kenapa tidak dialokasikan 1% sampai 1,5% dari margin kredit sebagai biaya operasional tim pendamping di bank-bank penyalur KUR?” ujar Maman di kantornya, Jumat (25/4). Tim pendamping ini akan melatih penerima KUR dalam hal pengelolaan keuangan dan manajemen usaha, langkah penting untuk menekan angka NPL.

Maman menambahkan, penyaluran KUR masih dianggap aman selama NPL sektor UMKM di bawah 5%. Patut dicatat bahwa sepanjang tahun 2024, NPL sektor UMKM berada di atas 4% selama 10 dari 12 bulan, dengan puncak tertinggi mencapai 4,27% pada Mei 2024. “Kami masih bisa memahami kenapa NPL di sektor UMKM berada di atas 4%, namun kami harus melakukan upaya untuk menekan NPL tersebut,” katanya.

Ringkasan

Pemerintah optimis rasio kredit bermasalah (NPL) UMKM dapat ditekan di bawah 4% pada akhir 2025, didasarkan pada penurunan NPL dari 4,49% (Mei 2025) menjadi 4,41% (Juni 2025). Penurunan ini dinilai sebagai hasil dari peningkatan pengawasan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) hingga tingkat provinsi, dengan fokus tidak hanya pada kuantitas, tetapi juga kualitas.

Strategi lain yang diterapkan adalah mendorong perbankan membentuk tim pendampingan UMKM untuk penyaluran KUR, mencontoh keberhasilan PNM dalam menekan NPL sektor UMKM melalui alokasi keuntungan untuk tim pendamping. Tim ini bertugas melatih penerima KUR dalam pengelolaan keuangan dan manajemen usaha, yang diharapkan dapat menekan angka NPL secara signifikan.

Leave a Comment