JAKARTA — PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menyambut baik langkah strategis kebijakan moneter yang diambil oleh Bank Indonesia (BI). Khususnya, keputusan untuk mempertahankan suku bunga acuan (BI-Rate) pada level 4,75 persen serta penguatan kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) yang dijadwalkan efektif mulai 1 Desember 2025, dipandang sebagai dorongan positif bagi stabilitas dan pertumbuhan ekonomi nasional.
Menurut Corporate Secretary Bank Mandiri, M Ashidiq Iswara, penahanan BI-Rate adalah langkah yang tepat untuk menjaga keseimbangan antara stabilitas makroekonomi yang kokoh dan dukungan terhadap laju pertumbuhan ekonomi domestik. Kebijakan ini dinilai krusial dalam menciptakan lingkungan yang kondusif bagi sektor keuangan.
Selain itu, penguatan KLM diharapkan mampu memperkuat transmisi likuiditas ke sektor keuangan dan perekonomian riil secara lebih efektif. Ini menjadi instrumen penting dalam mendorong perputaran dana yang sehat di pasar.
“Bank Mandiri berkomitmen untuk terus memperkuat fungsi intermediasi secara sehat dan berkelanjutan,” tegas Ashidiq, atau yang akrab disapa Ossy, di Jakarta, Kamis (23/10/2025). Komitmen ini diwujudkan melalui upaya perseroan dalam mendorong penyaluran pembiayaan ke sektor-sektor produktif dan strategis. Langkah ini bertujuan untuk memperkuat daya saing ekonomi nasional, tentunya dengan tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam setiap keputusan.
Sejalan dengan upaya tersebut, Bank Mandiri juga gencar mengoptimalkan layanan digitalnya melalui aplikasi unggulan seperti Livin’ by Mandiri, Kopra by Mandiri, dan Livin’ Merchant. Inisiatif digital ini tidak hanya memperluas akses keuangan bagi masyarakat dan pelaku usaha, tetapi juga diharapkan mampu memperkuat fondasi pertumbuhan ekonomi nasional yang lebih inklusif, resilien, dan berkelanjutan, sekaligus mendorong terciptanya lapangan kerja di berbagai sektor.
Sebagai konteks, keputusan untuk mempertahankan BI-Rate di level 4,75 persen ini merupakan hasil dari Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada Oktober 2025. Dalam RDG tersebut, suku bunga deposit facility juga diputuskan tetap di level 3,75 persen, sementara lending facility berada di 5,5 persen.
Penting untuk dicatat, sejak September 2024, Bank Indonesia telah melakukan serangkaian penyesuaian dengan menurunkan bunga acuan sebanyak enam kali, mencapai total 150 basis poin (bps). Penurunan ini dilakukan secara bertahap, yakni pada September 2024, serta dilanjutkan pada Januari, Mei, Juli, Agustus, dan September 2025.
Guna semakin memperkuat transmisi kebijakan moneter dan mengakselerasi pertumbuhan kredit, BI memperkuat kebijakan KLM dengan memberikan insentif berbasis kinerja dan berorientasi ke depan (forward looking). Insentif ini dirancang untuk memacu perbankan agar lebih proaktif dalam mendukung perekonomian.
Insentif KLM tersebut terdiri atas dua skema utama. Pertama, lending channel, yang diberikan berdasarkan komitmen bank dalam menyalurkan kredit ke sektor-sektor prioritas. Kedua, interest rate channel, yang menitikberatkan pada kecepatan bank dalam menyesuaikan suku bunga kredit baru mereka.
Pemberian insentif ini dilakukan melalui pengurangan giro bank di BI dalam rangka pemenuhan Giro Wajib Minimum (GWM) rata-rata. Besaran insentif lending channel dapat mencapai paling tinggi 5 persen dari dana pihak ketiga (DPK), sementara insentif interest rate channel maksimal 0,5 persen dari DPK, sehingga total insentif yang dapat diterima mencapai 5,5 persen dari DPK.
Sektor-sektor yang menjadi prioritas dalam kebijakan KLM ini mencakup berbagai bidang vital seperti pertanian, industri, hilirisasi, jasa dan ekonomi kreatif, konstruksi dan real estat, serta sektor UMKM, koperasi, inklusi, dan keberlanjutan. Fokus pada sektor-sektor ini diharapkan dapat memberikan dampak signifikan terhadap perekonomian nasional.
Ringkasan
Bank Mandiri menyambut baik kebijakan Bank Indonesia (BI) yang mempertahankan suku bunga acuan (BI-Rate) di level 4,75 persen dan memperkuat kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM). Kebijakan ini dinilai tepat untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan mendukung pertumbuhan ekonomi domestik. Penguatan KLM diharapkan dapat memperkuat transmisi likuiditas ke sektor keuangan dan perekonomian riil.
Bank Mandiri berkomitmen memperkuat fungsi intermediasi dengan mendorong penyaluran pembiayaan ke sektor produktif dan strategis, serta mengoptimalkan layanan digital seperti Livin’ by Mandiri dan Kopra by Mandiri. Insentif KLM dari BI terdiri dari skema lending channel dan interest rate channel, dengan fokus pada sektor prioritas seperti pertanian, industri, UMKM, dan ekonomi kreatif, untuk mengakselerasi pertumbuhan kredit dan ekonomi nasional.