Masih konsolidasi, pasar kripto berpeluang menguat awal 2026

Muamalat.co.id JAKARTA. Pasar kripto global diperkirakan mulai menemukan titik balik pada awal 2026, setelah sepanjang akhir 2025 bergerak dalam fase konsolidasi pasca koreksi tajam. 

Seperti yang diketahui, pada periode akhir tahun ini market kripto berada di fase konsolidasi, yang mana harga bergerak naik turun tanpa tren jelas bullish panjang atau bearish tajam setelah sempat mengalami koreksi yang cukup dalam pada bulan November lalu.

Analis Tokocrypto Fyqieh Fachrur menyampaikan, memasuki 2026 kinerja pasar kripto ditopang oleh kombinasi faktor fundamental, sentimen, dan makroekonomi yang relatif konstruktif. 

Ini Tiga Faktor Pendorong Industri Kripto Indonesia pada 2026

Dari sisi penunjang, adopsi institusional masih menjadi pilar utama, baik melalui ETF kripto, produk investasi institusional, tokenisasi aset, maupun penggunaan stablecoin yang kian luas.

Likuiditas juga belum benar-benar keluar dari pasar, tercermin dari total market cap kripto yang masih di bawah US$ 3 triliun, dengan Bitcoin berada di atas level support utama US$ 80.000. Ini menunjukkan bahwa meskipun koreksi sepanjang 2025 cukup dalam, pasar belum masuk fase crypto winter ekstrem.

Dari perspektif sentimen dan siklus, kondisi awal 2026 justru memberi sinyal yang cenderung bullish. Indikator seperti CMC Crypto Fear & Greed Index yang sempat jatuh ke level sangat rendah (zona Fear ekstrem) lalu mulai pulih sering kali menandai fase kejenuhan jual. 

Artinya, tekanan jual besar kemungkinan sudah banyak terserap, dan secara historis fase seperti ini membuka peluang asimetri ke atas, bukan euforia, tetapi awal pemulihan. Secara makro, potensi penurunan suku bunga The Fed diprediksi akan berlanjut ke 2026 menjadi katalis tambahan. 

“Dengan kombinasi faktor tersebut, banyak proyeksi melihat Q1 2026, khususnya Februari hingga Maret, berpotensi menjadi fase penguatan pasar kripto,” jelas Fyqieh kepada Kontan, Jumat (19/12/2025).

Isyarat QE The Fed Kembali Muncul, Kripto Bersiap Pulih Bertahap

Meski demikian, investor tetap perlu mewaspadai sentimen negatif. Risiko kenaikan suku bunga Bank of Japan (BoJ) yang akan berlanjut juga dibayangi sentimen global kemudian volume perdagangan yang melemah, serta perubahan kebijakan moneter yang tidak sesuai ekspektasi bisa kembali menekan pasar. 

Mengenai berapa lama tren bearish ini bisa berlangsung, tidak ada konsensus pasti di pasar, tetapi banyak analis melihatnya sebagai bagian dari fase pasar yang lebih panjang dan mungkin bertahan hingga awal 2026 sebelum ada katalis baru yang kuat.

Namun, sebagian melihat fase bearish sebagai koreksi jangka pendek dalam siklus harga karena terjadi pukulan dari puncak di kuartal III – IV 2025, dan berharap pola teknikal serta pemulihan sentimen bisa memicu rebound pada awal 2026. 

Sementara itu, VP Indodax Antony Kusuma melihat bahwa kinerja pasar kripto tidak hanya ditentukan oleh arah kebijakan moneter, tetapi juga oleh faktor-faktor struktural yang sudah mulai terbentuk sejak akhir 2025. 

Penunjang utama pasar kripto ke depan umumnya datang dari tiga faktor, yaitu arah kebijakan moneter, adopsi institusional, serta kejelasan regulasi yang mengakui kripto sebagai instrumen investasi.

Sepanjang 2025, dilihatnya arus minat dari institusi tetap terjaga melalui produk-produk teregulasi seperti Bitcoin (BTC) dan Etherum (ETH), penguatan infrastruktur kustodian, serta integrasi kripto ke dalam portofolio aset yang lebih luas.

“Ini membuat pasar kripto sebenarnya sudah semakin matang dan tidak lagi sepenuhnya bergantung pada sentimen ritel dan siklus empat tahunan atau halving Bitcoin,” lanjutnya.

Selain itu, arah regulasi yang semakin jelas di sejumlah negara besar juga menjadi faktor penting, meskipun belum seragam secara global.

Namun di sisi lain, ada beberapa sentimen negatif yang perlu diwaspadai. Salah satunya adalah risiko pasar memasuki fase konsolidasi apabila tidak ada katalis besar baru. Faktor lain adalah ketidakpastian kebijakan global.

Jadi, Antony menyimpulkan bahwa secara keseluruhan prospek kripto di 2026 masih konstruktif, tetapi dengan karakter pasar yang lebih selektif dan dewasa.

Meski harga sejumlah koin utama kripto seperti BTC sempat terkoreksi pada beberapa bulan terakhir tahun 2025 ini, Antony melihat potensi pemulihan tetap ada, tapi pasar akan lebih selektif.

Dengan berbagai analisa di atas, Fyqieh memprediksi harga Bitcoin (BTC) di rentang US$ 120.000 – US$ 150.000 pada akhir 2026. Untuk ETH, proyeksinya 2026 juga menunjukkan potensi kenaikan dari level saat ini, meskipun kisarannya lebih sempit dibanding BTC. Fyqieh melihat target mid-range ETH sekitar US$ 3.000 – US$ 4.000. 

Sedangkan Antony menyebut proyeksi harga BTC mengarah ke area sekitar US$ 150.000 di akhir 2026, sementara beberapa pelaku industri melihat ruang hingga sekitar US$ 180.000 jika arus institusional kembali kuat. Sedang ETH menempatkan target sekitar US$ 12.000 di akhir 2026.

Leave a Comment