Muamalat.co.id JAKARTA. Pesatnya perkembangan ekonomi digital di Indonesia sayangnya dibarengi dengan munculnya kesenjangan. Berbagai pihak berupaya mengatasi masalah ini, salah satunya dengan menjembatani keunggulan akademis dan keahlian praktis di bidang blockchain.
Wujud implementasi upaya ini terlihat dari kolaborasi MEXC Foundation dan Triv yang meluncurkan inisiatif bersama. Tujuan utamanya adalah memperkuat ekosistem blockchain dan Web3 di Indonesia melalui pengembangan talenta lokal yang mumpuni.
Kedua pihak sepakat bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pusat pertumbuhan blockchain di Asia Tenggara. Potensi ini didukung oleh populasi muda yang sangat melek digital, tingkat adopsi teknologi yang tinggi, serta regulasi yang semakin mendukung perkembangan industri.
Kristina Xu, VP MEXC Foundation, menekankan bahwa Indonesia bukan hanya sekadar pasar pasif, melainkan negara yang aktif membangun dan berinvestasi dalam teknologi baru. Ia bahkan menyebut Indonesia sebagai mesin pertumbuhan masa depan bagi industri blockchain global.
Harga Bitcoin Terus Melemah, Analis: Masih Berpotensi Turun ke US$93.000
“Indonesia berpotensi besar menjadi pusat blockchain dan Web3 di Asia Tenggara pada siklus ini, dan salah satu yang paling dinamis di dunia,” kata Kristina pada Rabu (12/11).
Gabriel Rey, CEO dan Founder Triv, menambahkan bahwa kerja sama ini adalah bukti nyata bagaimana industri kripto di Indonesia mulai memberikan dampak sosial dan ekonomi yang signifikan. “Dulu, industri kripto seringkali dipandang sebelah mata. Namun, sekarang industri ini sudah bisa memberikan dampak langsung kepada masyarakat Indonesia,” ujarnya.
Senada dengan hal tersebut, Founder dan CEO CryptoWave, Goldwin Halim, menyoroti pentingnya kolaborasi ini dalam memperkuat literasi publik di bidang blockchain. Dengan pemahaman yang baik, masyarakat akan lebih bijak dalam memanfaatkan teknologi ini.
Lebih lanjut, Goldwin Halim menjelaskan bahwa dengan ekosistem yang tepat, Indonesia berpeluang menjadi salah satu pusat talenta blockchain terkuat di Asia Tenggara. Tantangannya terletak pada kombinasi beberapa faktor. Keterbatasan sumber belajar berbahasa Indonesia, stigma “cepat kaya” yang masih melekat pada kripto, serta minimnya role model lokal di bidang teknis menjadi beberapa isu yang perlu diatasi. “CryptoWave hadir untuk mengisi kesenjangan ini dengan menyajikan edukasi yang kredibel, terstruktur, dan berbasis data,” tegasnya.
Minim Sentimen Penggerak, Pasar Kripto Melemah di Akhir Pekan
Sebagai bagian dari kolaborasi ini, MEXC Foundation dan Triv meluncurkan program beasiswa Future Innovators in Rising Economy (F.I.R.E). Program ini memberikan dukungan biaya kuliah penuh selama satu semester kepada 20 mahasiswa berprestasi dari 11 universitas mitra.
Lebih dari sekadar dukungan finansial, peserta program F.I.R.E juga akan mendapatkan pendampingan langsung dari para pelaku industri blockchain yang berpengalaman. Mereka juga akan memiliki akses ke berbagai proyek inovasi, serta kesempatan untuk menjadi duta mahasiswa di jaringan Web3 global, membuka jalan bagi karier yang cemerlang di masa depan.
Ringkasan
MEXC Foundation dan Triv berkolaborasi untuk memperkuat ekosistem blockchain dan Web3 di Indonesia dengan mengembangkan talenta lokal. Inisiatif ini bertujuan untuk menjembatani kesenjangan antara keunggulan akademis dan keahlian praktis di bidang blockchain, mengingat potensi besar Indonesia sebagai pusat pertumbuhan blockchain di Asia Tenggara.
Sebagai bagian dari kolaborasi ini, diluncurkan program beasiswa F.I.R.E yang memberikan dukungan biaya kuliah dan pendampingan dari pelaku industri kepada 20 mahasiswa berprestasi. Program ini juga memberikan akses ke proyek inovasi dan kesempatan menjadi duta mahasiswa di jaringan Web3 global, membuka peluang karier di masa depan.