Nasdaq Cetak Rekor Lagi! Wall Street Menggila, Investor Sumringah

Muamalat.co.id JAKARTA. Bursa saham Amerika Serikat menutup perdagangan Jumat (8/8/2025) dengan kinerja mengesankan, di mana indeks Nasdaq sekali lagi menorehkan rekor penutupan tertinggi untuk dua hari berturut-turut. Penguatan signifikan ini didorong oleh reli masif pada saham-saham teknologi, khususnya Apple, serta optimisme pasar yang kian membuncah terkait prospek pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve. Secara keseluruhan, ketiga indeks utama Wall Street menunjukkan performa solid sepanjang pekan ini.

Apple Pimpin Reli Saham Teknologi yang Mencengangkan

Saham raksasa teknologi, Apple Inc. (AAPL), memimpin penguatan ini dengan lonjakan fantastis sebesar 4,2% pada Jumat. Kinerja harian tersebut melengkapi pencapaian mingguan terbaiknya sejak tahun 2020, di mana Apple membukukan kenaikan impresif 13,3% dalam sepekan. Reli dahsyat ini dipicu oleh pengumuman Presiden Donald Trump pada Rabu, yang menyatakan Apple akan meningkatkan investasinya di AS sebesar US$100 miliar, sehingga total komitmennya mencapai US$600 miliar dalam empat tahun ke depan. Dampak positif dari kinerja Apple turut merambat ke sektor lain; Indeks S&P 500 Technology dan Communication Services sama-sama mencatat rekor penutupan tertinggi, menandakan dominasi sektor teknologi dalam reli pasar kali ini.

Sentimen Pasar Meningkat Berkat Data Ekonomi Lemah dan Harapan Pemangkasan Suku Bunga

Harapan pasar akan pelonggaran kebijakan moneter kian menguat menyusul rilis data ekonomi AS yang lebih lemah dari perkiraan. Indikator ini secara signifikan memperbesar kemungkinan Federal Reserve untuk memangkas suku bunga. Berdasarkan data terbaru dari CME FedWatch Tool, probabilitas penurunan suku bunga acuan minimal 25 basis poin pada pertemuan September telah melonjak tajam menjadi 89,4%, naik dari 80,3% seminggu sebelumnya. Tidak hanya itu, pasar berjangka kini memproyeksikan setidaknya dua kali pemangkasan suku bunga akan terjadi pada akhir tahun ini.

Optimisme ini semakin diperkuat dengan pengumuman Presiden Trump pada Kamis mengenai calon sementara anggota Dewan Gubernur The Fed, Stephen Miran. Miran, yang merupakan Ketua Dewan Penasihat Ekonomi, akan menggantikan Adriana Kugler yang mengundurkan diri secara mendadak. Dikenal memiliki pandangan yang selaras dengan Trump, Miran sebelumnya pernah mengkritik Ketua Fed Jerome Powell karena dianggap “terlambat” dalam memangkas suku bunga, menambah spekulasi tentang potensi arah kebijakan yang lebih dovish ke depan.

Tarik Ulur Sentimen: Pelonggaran Suku Bunga Berhadapan dengan Ancaman Kenaikan Tarif Impor

Meskipun optimisme mengenai pemangkasan suku bunga memberikan dorongan kuat bagi pasar, ada faktor lain yang menimbulkan ketidakpastian: kenaikan tarif impor AS terhadap puluhan negara yang mulai berlaku pekan ini. Kebijakan ini, terutama setelah Trump memberlakukan tarif 50% untuk ekspor India—yang memicu penundaan pembelian pesawat dan alutsista dari AS oleh New Delhi—menciptakan bayangan kekhawatiran baru bagi investor. Seperti diungkapkan Rick Meckler, mitra di Cherry Lane Investments, “Jika The Fed memangkas suku bunga, banyak investor percaya prinsipnya adalah jangan melawan The Fed. Namun di sisi lain, ketidakpastian soal tarif menjadi risiko tersendiri.” Pernyataan ini menegaskan adanya dua kekuatan sentimen yang saling berlawanan di pasar.

Performa Indeks Utama Wall Street: Reli Berlanjut

Pada penutupan perdagangan Jumat, ketiga indeks utama Wall Street menunjukkan performa yang solid:

  • Dow Jones Industrial Average melonjak 206,97 poin atau 0,47% ke level 44.175,61.
  • Indeks S&P 500 menguat 49,45 poin atau 0,78% ke 6.389,45.
  • Nasdaq Composite memimpin dengan kenaikan 207,32 poin atau 0,98% ke 21.450,02.

Dengan rekor penutupan terbarunya, Nasdaq kini telah mencetak 18 rekor tertinggi sepanjang tahun 2025, membukukan kenaikan impresif sekitar 11% sejak awal tahun. Sementara itu, S&P 500 juga mendekati rekor tertingginya.

Secara mingguan, performa indeks juga sangat positif:

  • S&P 500 naik 2,4%.
  • Dow Jones menguat 1,3%.
  • Nasdaq melonjak paling tinggi dengan kenaikan 3,9%.

Faktor Pendorong Lain dan Prospek Pasar

Selain sentimen makro, beberapa saham individu juga berkontribusi pada penguatan pasar. Saham Gilead Sciences (GILD) melonjak 8,3% setelah merevisi naik proyeksi kinerja tahunan, sementara Expedia (EXPE) menguat 4,1% berkat peningkatan proyeksi pertumbuhan pemesanan dan pendapatan. Optimisme pasar juga didukung oleh laporan kinerja kuartal II yang solid: dari lebih dari 450 perusahaan S&P 500 yang telah melaporkan, pertumbuhan laba diperkirakan mencapai 13,2%, jauh melampaui perkiraan awal 5,8% pada 1 Juli.

Di lantai bursa, aktivitas perdagangan menunjukkan sentimen positif, dengan jumlah saham yang naik mengungguli yang turun di NYSE dengan rasio 1,37 banding 1, dan di Nasdaq dengan rasio 1,13 banding 1. Ke depan, perhatian investor akan tertuju pada rilis data Indeks Harga Konsumen (CPI) pada Selasa mendatang. Data inflasi ini akan menjadi barometer krusial bagi kelanjutan reli bursa saham AS, di mana sejumlah analis mewanti-wanti potensi koreksi pasar jika data inflasi menunjukkan tren kenaikan yang tidak diharapkan.

Ringkasan

Indeks Nasdaq di Wall Street mencetak rekor tertinggi baru selama dua hari berturut-turut, didorong oleh kenaikan signifikan saham teknologi, terutama Apple yang naik 4,2% setelah mengumumkan peningkatan investasi di AS sebesar US$100 miliar. Kenaikan ini juga didukung oleh ekspektasi penurunan suku bunga oleh Federal Reserve, ditunjukkan oleh probabilitas 89,4% pemangkasan suku bunga 25 basis poin pada September.

Optimisme pasar diperkuat oleh data ekonomi AS yang lebih lemah dari perkiraan dan pengumuman calon anggota Dewan Gubernur The Fed, Stephen Miran. Namun, sentimen positif ini diimbangi oleh kekhawatiran akan kenaikan tarif impor AS. Ketiga indeks utama Wall Street (Dow Jones, S&P 500, dan Nasdaq) menunjukkan kinerja positif minggu ini, dengan Nasdaq mengalami kenaikan paling signifikan sebesar 3,9%.

Leave a Comment