Nasdaq Rekor! Wall Street Campur Aduk Jelang Rapat The Fed

Muamalat.co.idNEW YORK. Akhir pekan perdagangan Jumat (12/9/2025) menyajikan gambaran pasar saham Wall Street yang beragam, dengan indeks teknologi Nasdaq berhasil mencetak rekor tertinggi baru. Kinerja cemerlang Nasdaq didorong oleh lonjakan saham raksasa teknologi, Microsoft, sementara para investor kini mengalihkan fokus mereka menuju pertemuan kebijakan Federal Reserve pekan depan. Pasar secara luas memperkirakan The Fed akan memangkas suku bunga, sebagai respons terhadap perlambatan yang terjadi di pasar tenaga kerja.

Mengutip laporan Reuters, indeks S&P 500 mengalami penurunan tipis sebesar 0,05%, mengakhiri sesi di level 6.584,29 poin. Berbanding terbalik, indeks Nasdaq tampil perkasa dengan kenaikan 0,45%, mencapai rekor 22.141,10 poin. Di sisi lain, indeks Dow Jones Industrial Average harus mengakui pelemahan sebesar 0,59%, ditutup pada 45.834,22 poin.

Kondisi pasar yang beragam tercermin dari kinerja sektor-sektor di S&P 500, di mana tujuh dari sebelas indeks sektor menunjukkan pelemahan. Sektor perawatan kesehatan menjadi yang paling terpuruk dengan penurunan 1,13%, disusul oleh sektor material yang juga terkoreksi 0,97%, memberikan tekanan pada indeks secara keseluruhan.

Kenaikan Nasdaq pada sesi ini melanjutkan momentum reli yang terjadi di sesi sebelumnya, ketika ketiga indeks utama berhasil mencapai rekor tertinggi, didorong oleh performa kuat saham Tesla dan saham-saham teknologi lainnya. Saat ini, atensi para investor sepenuhnya tertuju pada pertemuan Federal Reserve yang dijadwalkan pada Selasa dan Rabu pekan depan. Ekspektasi pasar mengarah pada pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin oleh bank sentral, setelah serangkaian data terbaru mengindikasikan pelemahan berkelanjutan dalam perekrutan tenaga kerja dan meredanya kekhawatiran inflasi.

Sam Stovall, kepala strategi investasi di CFRA Research, mengomentari situasi ini, menyatakan, “Karena pasar saham melonjak tajam kemarin, para investor pada dasarnya sedang mengatur napas.” Ia menambahkan, “Sebenarnya tidak akan ada data (ekonomi penting) antara sekarang dan Rabu. Ini semacam sikap wait and see.”

Di antara saham-saham yang menjadi sorotan, saham Microsoft melonjak 1,8%. Kenaikan ini terjadi setelah perusahaan teknologi tersebut berhasil menghindari potensi denda antimonopoli besar dari Uni Eropa dengan menawarkan potongan harga produk Office kepada pelanggan, kecuali untuk layanan Teams. Sementara itu, saham Tesla melesat 7,4% menyusul pernyataan Robyn Denholm, ketua dewan direksi, yang menepis kekhawatiran bahwa aktivitas politik CEO Elon Musk telah merugikan penjualan produsen kendaraan listrik tersebut. Denholm menegaskan bahwa sang miliarder “berada di garis depan dan tengah” di perusahaan tersebut, meskipun ia telah menghabiskan beberapa bulan menjabat di Gedung Putih. Dengan lonjakan pada hari Jumat, saham Tesla masih tercatat turun 2% sepanjang tahun 2025.

Di sisi lain, penurunan saham raksasa finansial Goldman Sachs dan produsen cat Sherwin-Williams turut menyeret Dow Jones Industrial Average ke wilayah negatif, sementara S&P 500 hanya mampu bertahan dengan penurunan tipis. Selain pergerakan saham, sentimen pasar juga dipengaruhi oleh survei terbaru Universitas Michigan yang menunjukkan bahwa sentimen konsumen AS menurun untuk bulan kedua berturut-turut pada September. Hal ini disebabkan oleh pandangan konsumen yang melihat meningkatnya risiko terhadap kondisi bisnis, pasar tenaga kerja, dan inflasi.

Ringkasan

Pada akhir pekan perdagangan, Wall Street menunjukkan hasil beragam. Nasdaq berhasil mencetak rekor tertinggi baru, didorong oleh kenaikan saham Microsoft, sementara S&P 500 mengalami penurunan tipis dan Dow Jones melemah. Investor kini fokus pada pertemuan Federal Reserve pekan depan, di mana pemangkasan suku bunga diperkirakan akan dilakukan.

Sentimen pasar dipengaruhi oleh ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh The Fed dan data ekonomi yang menunjukkan pelemahan pasar tenaga kerja. Saham Tesla melonjak setelah ketua dewan direksi menepis kekhawatiran terkait aktivitas politik Elon Musk. Survei Universitas Michigan menunjukkan sentimen konsumen AS menurun karena kekhawatiran terhadap kondisi bisnis, pasar tenaga kerja, dan inflasi.

Leave a Comment