Seiring dengan akselerasi tren kecerdasan buatan (AI) yang merasuki setiap sendi industri, daya tarik investasi di saham-saham berbasis AI kian menguat di mata investor global. Teknologi disruptif ini diyakini memiliki potensi revolusioner dalam membentuk ulang sektor-sektor vital, mulai dari kesehatan, keuangan, hingga pertahanan. Namun, di tengah euforia, penting untuk memahami bahwa tidak semua saham AI dibangun di atas fundamental bisnis yang kokoh atau prospek pertumbuhan yang benar-benar menjanjikan.
Dalam lanskap pasar yang dinamis ini, dua nama yang berhasil mencuri perhatian dan mengalami lonjakan harga saham signifikan adalah Nvidia (NASDAQ: NVDA) dan BigBear.ai (NYSE: BBAI). Nvidia, dikenal sebagai raksasa chip AI, telah lama mendominasi pasar semikonduktor untuk kebutuhan pusat data. Sementara itu, BigBear.ai adalah perusahaan yang berfokus pada analitik data berbasis AI, dengan klien tersebar di sektor pemerintah dan swasta.
Meskipun keduanya bergerak di ranah AI, karakteristik bisnis, kinerja keuangan, dan proyeksi masa depan mereka sangatlah berbeda. Oleh karena itu, sebelum Anda memutuskan untuk menanamkan modal, krusial untuk meninjau lebih dalam bagaimana masing-masing perusahaan ini membangun nilai dan strateginya dalam menghadapi tantangan industri yang terus berevolusi. Lalu, di antara dua saham AI ini, mana yang lebih layak untuk menjadi pilihan investasi Anda saat ini? Mari simak analisis mendalam, sebagaimana disarikan dari Yahoo! Finance.
1. Performa Cemerlang Nvidia

Nvidia telah menjelma menjadi bintang utama dan pemimpin tak terbantahkan dalam industri semikonduktor AI. Diperkirakan antara 70 persen hingga 95 persen pusat data global kini mengandalkan prosesor AI dari Nvidia. Permintaan yang eksplosif ini menjadi pendorong utama di balik pertumbuhan perusahaan yang sangat impresif.
Pada tahun fiskal 2025, pendapatan Nvidia mencatat lonjakan fantastis sebesar 114 persen, mencapai 130,5 miliar dolar AS. Laba per sahamnya pun melonjak 147 persen menjadi 2,94 dolar AS, sebuah pencapaian yang didukung kuat oleh segmen pusat data yang mengalami pertumbuhan pendapatan sebesar 142 persen hingga menyentuh 115 miliar dolar AS.
Performa luar biasa ini tercermin pula pada harga saham Nvidia yang melonjak 57 persen dalam setahun terakhir. Meskipun valuasinya saat ini berada di rasio harga terhadap laba (P/E) 56, angka ini sejatinya masih di bawah rata-rata industri semikonduktor yang mencapai 64. CEO Nvidia, Jensen Huang, bahkan memproyeksikan belanja pusat data berbasis AI dapat mencapai 2 triliun dolar AS dalam beberapa tahun mendatang, sebuah visi yang membuka peluang pertumbuhan lanjutan yang masif bagi perusahaan ini.
Tantangan BigBear.ai
BigBear.ai adalah perusahaan yang bergerak di bidang analitik data berbasis AI, dengan kemitraan kuat di sektor swasta dan pemerintah AS. Meskipun saham BigBear.ai mengalami lonjakan luar biasa sebesar 323 persen dalam satu tahun terakhir, kinerja keuangannya belum mampu menyamai euforia harga sahamnya tersebut.
Pada kuartal pertama 2025, pendapatan BigBear.ai hanya tumbuh 5 persen menjadi 34,8 juta dolar AS. Proyeksi pendapatan tahunan perusahaan ini juga tergolong moderat, diperkirakan hanya berkisar antara 160 juta dolar AS hingga 180 juta dolar AS. Salah satu tantangan signifikan adalah ketergantungan yang tinggi pada pelanggan, di mana lebih dari 50 persen pendapatan BigBear.ai berasal dari hanya empat pelanggan saja.
Lebih lanjut, perusahaan ini masih mencatatkan kerugian, dengan laba per saham minus 1,10 dolar AS tahun lalu dan minus 0,25 dolar AS pada kuartal pertama 2025. Rasio harga terhadap penjualan (P/S) BigBear.ai pun menyentuh angka 11, jauh di atas rata-rata indeks S&P 500 yang hanya 3, menunjukkan valuasi yang sangat tinggi relatif terhadap penjualannya.
3. Kesimpulan: Nvidia Masih Unggul
Dengan meninjau berbagai aspek, Nvidia jelas menunjukkan keunggulan yang tak terbantahkan, mulai dari profitabilitas yang solid, pertumbuhan pendapatan yang masif, hingga dominasi pasar yang kokoh di sektor chip AI. Perusahaan ini telah membuktikan diri sebagai pemimpin fundamental dalam teknologi GPU, yang menjadi tulang punggung esensial bagi berbagai aplikasi kecerdasan buatan modern. Meskipun valuasi sahamnya tergolong premium, hal tersebut sebanding dengan kekuatan fundamental serta rekam jejak kinerja yang luar biasa.
Sebaliknya, BigBear.ai masih berada dalam fase awal pertumbuhan yang rentan dan menghadapi tantangan signifikan, termasuk ketergantungan pada kontrak pemerintah dan ketidakpastian dalam mencapai profitabilitas. Meski perusahaan ini memiliki potensi di bidang analitik data berbasis AI, hingga saat ini belum mampu menyajikan hasil keuangan yang mengesankan dan masih terus berjuang di tengah bayang-bayang kerugian.
Bagi investor jangka panjang yang memprioritaskan stabilitas, pertumbuhan yang konsisten, dan prospek cerah di era AI, Nvidia tampil sebagai pilihan investasi yang jauh lebih rasional dan menjanjikan dibandingkan BigBear.ai. Berinvestasi pada perusahaan dengan pondasi fundamental sekuat Nvidia dapat memberikan ketenangan pikiran serta peluang keuntungan yang lebih terukur di tengah volatilitas pasar saham teknologi.
Nvidia Kalahkan Apple dalam Valuasi per Karyawan, Saatnya Beli?
Nvidia Puji AI China Sebagai Teknologi Kelas Dunia
Nvidia Jadi Perusahaan Pertama Tembus Nilai Pasar 4 Triliun Dolar