Muamalat.co.id – Bank Indonesia (BI) memproyeksikan dinamika yang menarik dalam penjualan eceran di tanah air. Meskipun diprediksi akan mengalami kontraksi sebesar 4,0 persen secara bulanan (mtm) pada Juli 2025 jika dibandingkan Juni 2025, BI justru memperkirakan kinerja penjualan eceran secara tahunan akan menunjukkan peningkatan signifikan.
Menurut prediksi BI, Indeks Penjualan Riil (IPR) pada Juli 2025 diperkirakan tumbuh sebesar 4,8 persen (yoy), mencapai level 222,5. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada bulan sebelumnya. “Lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada bulan sebelumnya, sehingga mencapai level 222,5,” jelas Direktur Eksekutif Ramdan Denny Prakoso dalam keterangannya, Senin (11/8).
Peningkatan penjualan eceran secara tahunan di Juli 2025 ini diyakini bersumber dari kontribusi positif berbagai kelompok barang. Kelompok Suku Cadang dan Aksesori, Makanan, Minuman, dan Tembakau, serta Bahan Bakar Kendaraan Bermotor menjadi pendorong utama pertumbuhan ini. Namun demikian, secara bulanan, kontraksi penjualan pada Juli 2025 dipengaruhi oleh penurunan penjualan pada Kelompok Peralatan Informasi dan Komunikasi serta Makanan, Minuman, dan Tembakau. Penurunan ini terjadi seiring dengan berakhirnya periode libur Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) dan libur sekolah, yang sebelumnya sempat mendongkrak konsumsi.
Melihat kembali ke bulan Juni 2025, BI mencatat IPR berada di angka 231,9. Angka ini menunjukkan pertumbuhan melambat sebesar 1,3 persen secara tahunan (yoy), dibandingkan dengan Mei 2025 yang tumbuh 1,9 persen (yoy). Meskipun terjadi perlambatan pertumbuhan yoy, kinerja penjualan eceran di Juni 2025 secara bulanan justru mencatat kontraksi yang lebih kecil, yakni 0,2 persen (mtm). Angka ini lebih baik dibandingkan kontraksi 1,3 persen (mtm) pada Mei 2025.
Perbaikan kinerja bulanan di Juni 2025 didorong oleh kinerja penjualan yang positif dari Kelompok Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, Makanan, Minuman, dan Tembakau, Barang Budaya dan Rekreasi, serta Subkelompok Sandang. Kelompok-kelompok barang ini, yang erat kaitannya dengan kegiatan liburan dan cuti bersama HBKN serta libur sekolah, secara signifikan menopang kinerja penjualan eceran di bulan tersebut.
Selain prediksi penjualan eceran, Bank Indonesia juga merilis proyeksi terkait inflasi. Tekanan inflasi diperkirakan akan menurun dalam tiga bulan mendatang, tepatnya pada September 2025. Hal ini tecermin dari Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) September 2025 yang tercatat sebesar 134,7, lebih rendah dari periode sebelumnya yang sebesar 139,6. Namun, untuk enam bulan mendatang, yakni pada Desember 2025, BI memprediksi tekanan inflasi justru akan meningkat. IEH Desember 2025 tercatat sebesar 163,4, yang lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya di angka 151,3.
Ringkasan
Bank Indonesia (BI) memprediksi penjualan ritel akan mengalami kontraksi bulanan sebesar 4,0 persen pada Juli 2025 dibandingkan Juni 2025. Meskipun demikian, secara tahunan, BI memperkirakan Indeks Penjualan Riil (IPR) akan tumbuh 4,8 persen (yoy) pada Juli 2025, didorong oleh kelompok Suku Cadang dan Aksesori, Makanan, Minuman, dan Tembakau, serta Bahan Bakar Kendaraan Bermotor.
Kontraksi bulanan pada Juli 2025 dipengaruhi oleh penurunan penjualan Kelompok Peralatan Informasi dan Komunikasi serta Makanan, Minuman, dan Tembakau, seiring berakhirnya libur Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) dan libur sekolah. Selain itu, BI memproyeksikan tekanan inflasi akan menurun pada September 2025 namun kembali meningkat pada Desember 2025.