Permintaan gas naik, kinerja Samator Indo Gas (AGII) diprediksi tumbuh pada 2026

Muamalat.co.id JAKARTA. PT Samator Indo Gas Tbk (AGII) yakin dapat kembali meningkatkan kinerja keuangan pada 2026 mendatang. Hal ini didukung potensi permintaan gas yang tinggi dari berbagai sektor industri.

Sejauh ini, manajemen AGII belum menetapkan target pendapatan dan laba bersih perusahaan untuk tahun depan. Terlepas dari itu, Wakil Direktur Utama Samator Indo Gas Sigit Purwanto mengatakan, secara global pertumbuhan gas industri akan sejalan dengan pertumbuhan pertumbuhan ekonomi di beberapa negara yakni di kisaran 6%–7% per tahun sampai dengan 2033.

Proyeksi tersebut didasari analisis Business Research Insights dan disebut Sigit dapat menjadi referensi bagi AGII dalam menentukan target kinerja pada masa mendatang.

“Asia Pasifik termasuk negara-negara berkembang diperkirakan akan mendominasi pertumbuhan pasar gas industri seiring dengan percepatan industrialisasi dan ekspansi sektor manufaktur terutama di kawasan Asia Tenggara,” ujar Sigit dalam paparan publik, Rabu (10/12/2025).

PGAS Andalkan Proyek Strategis untuk 2026, Simak Rekomendasinya

Sigit melanjutkan, sektor medis diperkirakan bakal kembali berkontribusi besar dalam menyerap gas berupa oksigen yang diproduksi AGII. Di samping itu, AGII juga diprediksi akan kembali memasok banyak produk gas seperti nitrogen, karbon dioksida, argon, dan specialty gas ke beberapa sektor strategis seperti minyak dan gas (migas), oleochemical, dan food & beverage.

Tak hanya itu, ada potensi permintaan gas yang cukup besar dari beberapa sektor industri baru. Di antaranya adalah industri fotovoltaik atau panel surya yang sedang berkembang di Indonesia dan industri baterai yang didorong oleh program hilirisasi dari pemerintah.

Sigit menambahkan, AGII memproyeksikan bakal menyediakan capital expenditure (capex) atau belanja modal sekitar Rp 350 miliar pada 2026. Angka ini 50% lebih rendah dibandingkan rata-rata capex perusahaan dalam dua tahun terakhir.

Capex tersebut akan dialokasikan untuk investasi reguler yang berkaitan dengan fasilitas produksi dan distribusi, termasuk penambahan fasilitas filling Station di lokasi eksisting dan perawatan rutin.

“Rencananya pendanaan capex akan menggunakan kas internal serta fasilitas kredit sindikasi yang sudah dimiliki oleh perusahaan,” kata Sigit.

Sebagai informasi, hingga kuartal III-2025, AGII merealisasikan capex sebesar Rp 330,232 miliar atau turun 27% year on year (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Dari sisi keuangan, penjualan AGII tumbuh 4% yoy menjadi Rp 2,21 triliun per kuartal III-2025. Namun, pada saat yang sama, laba bersih AGII tergerus 25,6% yoy menjadi Rp 63,86 miliar seiring membengkaknya beban operasional dan beban keuangan.

Ini Alasan Perusahaan Hashim Djojohadikusumo Jadi Pemegang Saham Indokripto (COIN)

Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta menyampaikan, AGII perlu meningkatkan kemampuan efisiensi bisnisnya demi memperbaiki kinerja bottom line yang tertekan. Padahal, permintaan gas industri masih terlihat ada peningkatan kendati beberapa sektor tertentu menghadapi tantangan bisnis.

Jika pertumbuhan ekonomi nasional dapat membaik pada 2026, hal ini akan berdampak positif bagi keberlanjutan usaha AGII. “Namun, investor tetap perlu mencermati perkembangan kinerja tiap sektor industri yang menjadi pelanggan AGII,” kata dia, Rabu (10/12/2025).

Nafan pun merekomendasikan hold saham AGII dengan target harga di level Rp 1.525 per saham. Pada penutupan perdagangan Rabu (10/12), harga saham AGII terkoreksi 4,12% ke level Rp 1.630 per saham.

  AGII Chart by TradingView

Leave a Comment