Raih Keuntungan Maksimal: Strategi Portofolio di Era Suku Bunga Rendah

Muamalat.co.id Dalam lanskap ekonomi yang dinamis, penurunan suku bunga acuan kerap membuka peluang menarik bagi para investor. Investasi pada aset berisiko, khususnya saham, kini dipandang semakin prospektif karena menawarkan potensi imbal hasil yang lebih tinggi dibandingkan instrumen berbasis bunga, yang menjadi kurang atraktif akibat rendahnya tingkat bunga.

Pandangan ini disampaikan oleh Chory Agung Ramdhani, Customer Engagement & Market Analyst Department Head BRI Danareksa Sekuritas (BRIDS), yang menyoroti pergeseran fokus investor dalam mencari keuntungan.

“Saat ini memang momentum yang baik untuk mulai meningkatkan porsi di saham. Turunnya bunga membuat obligasi baru kurang atraktif, sehingga investor moderat bisa melakukan rebalancing portofolio ke ekuitas,” ujarnya kepada Kontan, Jumat (19/9/2025), memberikan wawasan strategis bagi mereka yang ingin mengoptimalkan investasi mereka.

Meskipun demikian, Chory juga menekankan bahwa volatilitas pasar global maupun domestik masih cenderung tinggi. Oleh karena itu, langkah bertahap dan terukur lebih disarankan daripada pendekatan yang agresif penuh. Penting pula untuk mempertahankan sebagian dana pada instrumen likuid sebagai penyangga risiko, seperti reksadana pasar uang, guna menjaga fleksibilitas dan keamanan portofolio.

Saham Baru di FTSE Mulai Senin (22/9), Strategi Jangka Pendek atau Panjang?

Alokasi Ideal untuk Investor Moderat

Dalam kondisi suku bunga yang menurun, Chory merekomendasikan komposisi portofolio berikut yang dianggap ideal bagi investor moderat:

1. Saham 45%–55%
Prioritaskan pada saham dari sektor defensif dan perusahaan dengan fundamental yang kuat, seperti consumer staples, perbankan besar, dan telekomunikasi. Pilihan ini diharapkan dapat memberikan stabilitas di tengah gejolak pasar.

2. Obligasi 25%–35%
Fokuskan pada obligasi pemerintah dengan tenor menengah. Ini bertujuan untuk memanfaatkan peluang capital gain yang muncul dari tren penurunan yield, sehingga memberikan nilai tambah pada portofolio.

3. Pasar Uang/Instrumen Likuid 25%–35%
Komponen ini esensial untuk menjaga fleksibilitas dan likuiditas dana, memungkinkan investor untuk cepat beradaptasi menghadapi gejolak pasar atau peluang tak terduga.

Tonton: Asing Net Buy Jumbo Rp 2,87 Triliun, Cek Saham yang Banyak Diborong di Akhir Pekan

“Komposisi ini dapat disesuaikan tiap kuartal tergantung dinamika makroekonomi dan aliran dana asing,” imbuh Chory, menyoroti pentingnya peninjauan berkala. Untuk periode 12 bulan ke depan, ia juga menyebutkan target imbal hasil realistis bagi investor moderat berada di kisaran 8%–12% per tahun, sebuah target yang diharapkan dapat dicapai dengan strategi investasi yang tepat.

Ringkasan

Di era suku bunga rendah, saham menjadi lebih menarik bagi investor karena menawarkan potensi imbal hasil yang lebih tinggi dibandingkan instrumen berbasis bunga. Customer Engagement & Market Analyst Department Head BRI Danareksa Sekuritas menyarankan investor moderat untuk meningkatkan porsi saham dalam portofolio mereka.

Meskipun demikian, volatilitas pasar tetap tinggi, sehingga disarankan untuk berinvestasi secara bertahap dan mempertahankan sebagian dana dalam instrumen likuid seperti reksadana pasar uang. Komposisi portofolio ideal bagi investor moderat menurut ahli tersebut adalah 45-55% saham (sektor defensif), 25-35% obligasi pemerintah (tenor menengah), dan 25-35% pasar uang/instrumen likuid.

Leave a Comment