Rupiah Bangkit! Analis Ungkap Sentimen Penentu Arah Jumat

JAKARTA – Mata uang Rupiah memperlihatkan sinyal positif yang cukup signifikan hari ini, mencatatkan penguatan tipis di hadapan Dolar Amerika Serikat (AS). Pergerakan ini menjadi angin segar di tengah dinamika pasar keuangan global.

Berdasarkan data Bloomberg pada Kamis (9/10/2025), kurs Rupiah ditutup menguat ke level Rp 16.568 per Dolar AS, naik tipis 0,03% dari posisi perdagangan sebelumnya. Senada, mengacu pada kurs referensi Jisdor Bank Indonesia (BI), Rupiah juga mencatatkan penguatan 0,04% menuju level Rp 16.534 per Dolar AS.

Mencermati dinamika ini, Pengamat Mata Uang, Ibrahim Assuaibi, menjelaskan bahwa penguatan Rupiah hari ini dipengaruhi secara signifikan oleh risalah pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) bulan September yang dirilis semalam. Federal Reserve (The Fed) hampir dengan suara bulat memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuannya, sekaligus mengisyaratkan adanya dua penurunan suku bunga lagi hingga akhir tahun ini. Keputusan ini memicu sentimen positif di pasar mata uang.

Selain faktor eksternal, kondisi domestik juga turut mewarnai pergerakan Rupiah. Meskipun cadangan devisa Indonesia pada akhir September 2025 tercatat sebesar US$ 148,7 miliar, sedikit lebih rendah dibandingkan akhir Agustus 2025 yang mencapai US$ 150,7 miliar, hal ini sebagian besar disebabkan oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah. Meski demikian, Bank Indonesia (BI) menegaskan bahwa cadangan devisa tersebut tetap kuat, menjadi penopang utama ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan nasional.

Memandang ke depan, untuk perdagangan Jumat (10/10/2025), Ibrahim Assuaibi memproyeksikan pergerakan Rupiah akan tetap dipengaruhi oleh bagaimana BI melanjutkan sinerginya bersama pemerintah dalam memperkuat ketahanan eksternal demi mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. BI meyakini bahwa ketahanan sektor eksternal akan tetap kokoh, didukung oleh prospek ekspor yang stabil dan perkiraan surplus neraca transaksi modal dan finansial. Hal ini diperkuat oleh persepsi positif investor terhadap prospek ekonomi domestik serta imbal hasil investasi yang tetap menarik.

Untuk penutupan perdagangan Jumat, 10 Oktober 2025, Ibrahim Assuaibi memproyeksikan Rupiah akan bergerak di rentang Rp 16.560 hingga Rp 16.600 per Dolar AS, mengindikasikan potensi fluktuasi namun dengan kecenderungan stabil.

Ringkasan

Rupiah menunjukkan penguatan tipis terhadap Dolar AS, didorong oleh risalah pertemuan FOMC yang mengisyaratkan penurunan suku bunga The Fed. Data Bloomberg mencatat Rupiah menguat ke Rp 16.568 per Dolar AS, sementara kurs referensi Jisdor BI menunjukkan penguatan ke Rp 16.534 per Dolar AS.

Penguatan Rupiah juga didukung oleh ketahanan sektor eksternal Indonesia, meskipun cadangan devisa sedikit menurun karena pembayaran utang luar negeri pemerintah. Bank Indonesia (BI) menegaskan cadangan devisa tetap kuat dan memperkirakan stabilitas Rupiah akan terus terjaga dengan dukungan prospek ekspor yang stabil dan persepsi positif investor. Untuk perdagangan Jumat, Rupiah diproyeksikan bergerak di rentang Rp 16.560 hingga Rp 16.600 per Dolar AS.

Leave a Comment