Rupiah Berpeluang Melanjutkan Pelemahan pada Rabu (12/11/2025), Cermati Sentimennya

Muamalat.co.id  JAKARTA. Pergerakan nilai tukar rupiah diperkirakan masih akan menghadapi tekanan, berpotensi melanjutkan pelemahan pada Rabu (12/11/2025). Kondisi ini terjadi setelah mata uang Garuda mencatat penurunan pada perdagangan hari sebelumnya, mengakhiri tren penguatan yang sempat dinikmati.

Pada Selasa (11/11/2025), kurs rupiah spot terpantau melemah tipis 0,24%, berakhir di level Rp 16.694 per dolar Amerika Serikat (AS). Senada, kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) juga menunjukkan penurunan 0,19%, mencapai Rp 16.698 per dolar AS, menandai terhentinya penguatan selama tiga hari beruntun.

Sutopo Widodo, Presiden Komisaris HFX Internasional Berjangka, menjelaskan bahwa fluktuasi nilai tukar rupiah pada Selasa kemarin merupakan cerminan dari kombinasi sentimen pasar global dan domestik. Secara global, penguatan dolar AS menjadi faktor dominan, sering kali didorong oleh rilis data ekonomi AS yang kuat atau ekspektasi pasar terkait dengan kebijakan suku bunga The Fed.

Di sisi domestik, para investor tampak mencermati dengan saksama rilis data makroekonomi penting seperti data penjualan ritel dan neraca perdagangan. Data-data ini berperan vital dalam membentuk optimisme pasar terhadap ketahanan ekonomi Indonesia. Sutopo menambahkan, “Dalam kondisi pasar yang dinamis, keputusan wait and see dari para investor juga turut berkontribusi pada fluktuasi minor ini.”

Memasuki perdagangan Rabu (12/11/2025), Sutopo menyoroti beberapa sentimen krusial yang patut dicermati, baik dari dalam maupun luar negeri. Dari domestik, rilis data cadangan devisa Indonesia atau data penjualan ritel akan menjadi fokus utama. Hasil yang positif dari data-data ini diharapkan mampu memberikan dorongan penguatan pada rupiah.

Sementara itu, sentimen global akan terus diwarnai oleh perkembangan eskalasi perang dagang antara AS dan China, serta antisipasi pasar terhadap potensi penundaan atau percepatan pemangkasan suku bunga oleh The Fed. Secara keseluruhan, perhatian pasar akan tertuju pada langkah-langkah Bank Indonesia (BI) dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian global dan kekuatan fundamental ekonomi domestik.

Lukman Leong, Analis mata uang Doo Financial Futures, turut menambahkan bahwa pergerakan rupiah masih akan banyak dipengaruhi oleh minimnya data ekonomi signifikan, baik dari eksternal maupun internal. “Pergerakan rupiah akan masih didikte oleh sentimen pasar umumnya. Selain itu investor juga mengantisipasi pembukaan kembali pemerintahan AS yang akan segera diloloskan oleh kongres AS,” ungkap Lukman.

Dengan mempertimbangkan berbagai faktor tersebut, kedua analis memiliki proyeksi yang serupa untuk pergerakan nilai tukar rupiah pada Rabu (12/11/2025). Sutopo Widodo memperkirakan rupiah akan bergerak dalam rentang ketat antara Rp 16.650 hingga Rp 16.750 per dolar AS, proyeksi yang juga diamini oleh Lukman Leong.

Leave a Comment