Rupiah Melemah 0,10% Dalam Sepekan, Begini Proyeksinya Pekan Depan

Muamalat.co.id JAKARTA. Pergerakan kurs rupiah menunjukkan dinamika yang menarik di akhir pekan. Di pasar spot, mata uang Garuda berhasil menguat tipis sebesar 0,13% secara harian, mencapai level Rp 16.707 per dolar AS pada Jumat (14/11/2025). Namun, capaian positif harian ini belum mampu menutupi pelemahan sepanjang pekan. Dalam rentang waktu satu minggu, rupiah tercatat melemah 0,10% dari posisinya pada Jumat (7/11) yang berada di Rp 16.690 per dolar AS.

Kondisi serupa terlihat pada kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI). Rupiah Jisdor juga mencatatkan penguatan harian 0,13%, menembus level Rp 16.710 per dolar AS. Meskipun demikian, dalam perspektif mingguan, nilai tukar ini masih menunjukkan pelemahan 0,03% dari Rp 16.704 per dolar AS pada Jumat (7/11).

Analis mata uang dari Doo Financial Futures, Lukman Leong, menjelaskan bahwa tekanan terhadap nilai tukar rupiah selama sepekan terakhir terutama dipicu oleh prospek pemangkasan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia. Di sisi lain, sentimen risk on di pasar ekuitas global memberikan sedikit dorongan positif bagi rupiah. Sentimen ini mengemuka seiring harapan akan berakhirnya ketidakpastian akibat shutdown pemerintahan Amerika Serikat.

Memandang ke depan, Lukman mengungkapkan bahwa data-data ekonomi eksternal yang signifikan diperkirakan tidak akan terlalu banyak dirilis dalam sepekan ke depan. Namun, perhatian investor akan terfokus pada dinamika domestik. Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI yang diantisipasi akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin, serta rilis data neraca transaksi berjalan yang telah defisit selama sembilan kuartal beruntun, berpotensi memberikan tekanan lebih lanjut terhadap kurs rupiah. Lukman memproyeksikan, rupiah akan bergerak dalam rentang Rp 16.500 – Rp 16.800 per dolar AS selama sepekan mendatang.

Pengamat mata uang Ibrahim Assuaibi menambahkan, isu penutupan pemerintahan AS sebelumnya juga turut memengaruhi pergerakan rupiah. Investor kini mengalihkan fokus mereka pada rilis data ekonomi AS yang sempat tertunda dan akan kembali diterbitkan seiring dengan beroperasinya kembali federal. Data-data ini diperkirakan dapat memperkuat ekspektasi penurunan suku bunga oleh Federal Reserve (Fed) pada bulan Desember. Ibrahim memperkirakan, rupiah akan bergerak di rentang yang sedikit lebih lebar, yakni Rp 16.650 – Rp 16.850 per dolar AS, dalam sepekan ke depan.

Leave a Comment