Rupiah Menguat 1,35% Dalam Sepekan, Simak Prediksinya untuk Pekan Depan

Muamalat.co.id JAKARTA. Mata uang rupiah menunjukkan performa yang solid sepanjang pekan ini, berhasil menguat signifikan meskipun sempat terkoreksi tipis pada perdagangan hari Jumat (8/8). Penguatan impresif ini didorong oleh ekspektasi pasar akan adanya pemangkasan suku bunga oleh bank sentral Amerika Serikat, The Fed.

Merujuk data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot menutup perdagangan Jumat (8/8) di level Rp 16.293 per dolar Amerika Serikat (AS), mencatat pelemahan tipis 0,04% dari sesi sebelumnya. Namun, dalam rentang satu pekan penuh, rupiah sukses membukukan apresiasi sebesar 1,35%, menunjukkan ketahanan yang kuat di tengah fluktuasi pasar.

Sementara itu, berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah turut mencatatkan penguatan 0,08% ke posisi Rp 16.299 per dolar AS pada penutupan Jumat (8/8). Angka ini lebih kuat dibandingkan posisi sebelumnya di Rp 16.312 per dolar AS. Dengan demikian, dalam periode sepekan, rupiah Jisdor telah menguat sebesar 1,18%, menegaskan tren positif mata uang domestik.

Rupiah Spot Ditutup Melemah 0,04% ke Rp 16.293 per Dolar AS pada Jumat (8/8/2025)

Kepala Ekonom Permata Bank, Josua Pardede, menjelaskan bahwa pada pembukaan perdagangan Jumat (8/8/2025), rupiah memang dibuka melemah. Hal ini seiring dengan kewaspadaan investor yang masih menyoroti dampak potensi pengenaan tarif terhadap perekonomian regional ASEAN, termasuk Indonesia. Namun, Josua menambahkan, sentimen negatif tersebut cenderung terbatas dan mulai mereda seiring berjalannya waktu.

Lebih lanjut, Josua Pardede menyoroti bahwa apresiasi rupiah terhadap dolar AS sepanjang pekan ini sebagian besar disebabkan oleh perubahan signifikan dalam ekspektasi pemotongan suku bunga The Fed. Ekspektasi pasar yang sebelumnya hanya memproyeksikan pemotongan 25 basis poin (bps), kini telah meningkat menjadi 75 bps. Perubahan ekspektasi ini, menurut Josua, selaras dengan perkembangan data ketenagakerjaan terkini dari Amerika Serikat yang menunjukkan sinyal-sinyal tertentu bagi kebijakan moneter The Fed.

Menatap pekan depan, Josua memperkirakan rupiah kemungkinan akan menghadapi pelemahan terbatas. Proyeksi ini didasari oleh antisipasi kenaikan data inflasi tahunan, baik dari sisi konsumen maupun produsen, yang diperkirakan akan dirilis. Dalam prediksinya, Josua memproyeksikan rupiah akan bergerak dalam rentang Rp 16.250 hingga Rp 16.375 per dolar AS pada pekan mendatang, mencerminkan fluktuasi yang mungkin terjadi di tengah dinamika data ekonomi global.

Leave a Comment