Muamalat.co.id, JAKARTA – Nilai tukar rupiah menunjukkan pelemahan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada Senin (22/9/2025), sebuah tren yang dipicu oleh kombinasi faktor global dan domestik yang saling berkaitan.
Menurut data Bloomberg, kurs rupiah spot pada penutupan perdagangan Senin (22/9/2025) tercatat melemah 0,06% dari posisi sebelumnya, mencapai level Rp 16.611 per dolar AS. Pelemahan ini turut tercermin dari data Jisdor Bank Indonesia (BI), di mana rupiah juga terdepresiasi 0,17% ke level Rp 16.607 per dolar AS, menggarisbawahi tekanan yang dialami mata uang Garuda.

Menanggapi kondisi ini, Ibrahim Assuaibi, seorang pengamat mata uang dan komoditas, menjelaskan bahwa faktor geopolitik global memegang peranan penting. “Pelemahan nilai tukar rupiah sebagian besar diakibatkan oleh situasi geopolitik yang kian memanas, terutama dengan berlanjutnya serangan Rusia terhadap wilayah Ukraina,” ungkap Ibrahim pada Senin (22/9/2025).
Kurs Rupiah Terpuruk ke Rp 16.611 Per Dolar AS, Senin (22/9)
Di sisi domestik, Ibrahim menyoroti bahwa sentimen pasar turut terpengaruh oleh pernyataan Menteri Keuangan Purbaya. Menurutnya, “Menteri Keuangan Purbaya sering kali menyampaikan pernyataan yang bernuansa politis, yang sayangnya kurang diterima baik oleh pelaku pasar dan menambah tekanan pada nilai tukar rupiah.”
Melihat ke depan, untuk perdagangan Selasa (23/9/2025), Ibrahim memprediksi bahwa pergerakan mata uang akan sangat dipengaruhi oleh antisipasi pasar terhadap kebijakan bank sentral AS. Pasar finansial secara intensif mencermati kemungkinan Federal Reserve (The Fed) untuk memangkas suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin (bps) pada Oktober 2025.
Peluang penurunan suku bunga ini diperkuat oleh konsensus sebagian besar ekonom yang juga meyakini bahwa The Fed akan mengambil langkah tersebut.
Rupiah Spot Ditutup Melemah 0,06% ke Rp 16.611 per Dolar AS pada Senin (22/9/2025)
Dengan mempertimbangkan berbagai faktor tersebut, Ibrahim Assuaibi memproyeksikan bahwa nilai tukar rupiah pada perdagangan Selasa (23/9/2025) masih berpotensi melanjutkan pelemahan. Ia memperkirakan rupiah akan bergerak di kisaran Rp 16.600 hingga Rp 16.650 per dolar AS.
Ringkasan
Nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS pada Senin, 22 September 2025, mencapai Rp 16.611 per dolar AS menurut data Bloomberg dan Rp 16.607 per dolar AS menurut data Jisdor BI. Pelemahan ini dipicu oleh faktor geopolitik global, terutama konflik Rusia-Ukraina, serta sentimen pasar domestik terkait pernyataan Menteri Keuangan Purbaya.
Untuk perdagangan Selasa, 23 September 2025, pengamat memprediksi rupiah berpotensi melanjutkan pelemahan, dipengaruhi oleh antisipasi pasar terhadap kebijakan The Fed terkait pemangkasan suku bunga acuan sebesar 25 bps pada Oktober 2025. Diproyeksikan rupiah akan bergerak di kisaran Rp 16.600 hingga Rp 16.650 per dolar AS.