Muamalat.co.id JAKARTA. Nilai tukar rupiah memulai perdagangan Jumat (8/8/2025) dengan pelemahan signifikan terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Penurunan ini memutus tren penguatan yang telah dinikmati rupiah selama empat hari berturut-turut.
Menurut data Bloomberg yang tercatat pada pukul 09.09 WIB, rupiah di pasar spot berada pada level Rp 16.321 per dolar AS. Angka ini menunjukkan pelemahan sebesar 0,21% dibandingkan posisi penutupan Kamis (7/8) yang berada di Rp 16.287 per dolar AS.

Pelemahan rupiah terjadi di tengah kondisi dolar AS yang justru mengalami tekanan dan berada dalam jalur penurunan mingguan di pasar global. Indeks dolar pada Jumat pagi tercatat 98,04, turun hampir 0,7% sepanjang pekan ini. Sementara itu, Yen Jepang terpantau bergerak datar di level 147,07 per dolar.
Pelemahan dolar AS global terutama dipicu oleh ekspektasi pasar yang meningkat terhadap calon Gubernur Federal Reserve (The Fed) yang cenderung lebih dovish. Hal ini menyusul keputusan Presiden AS Donald Trump yang menunjuk pengganti sementara untuk kursi yang baru saja kosong di dewan The Fed. Selain itu, pasar juga mengantisipasi potensi pelonggaran kebijakan moneter yang luas seiring sinyal pelemahan ekonomi AS, khususnya di pasar tenaga kerja.
Data dari CME FedWatch mengindikasikan bahwa pasar memperkirakan probabilitas 93% untuk pemangkasan suku bunga pada September mendatang, dengan setidaknya dua kali pemangkasan lagi hingga akhir tahun. Bahkan, Adam Grotzinger, Senior Fixed Income Portfolio Manager di Neuberger Berman, melangkah lebih jauh dengan memproyeksikan total empat kali pemangkasan suku bunga sebesar 100 basis poin, yang diharapkan dimulai dari akhir 2025 hingga awal 2026.
Presiden Trump baru-baru ini menunjuk Stephen Miran, Ketua Dewan Penasihat Ekonomi Gedung Putih, untuk mengisi posisi Gubernur The Fed yang ditinggalkan Adriana Kugler setelah mengundurkan diri pekan lalu. Penunjukan ini segera memicu spekulasi di kalangan analis pasar.
Joseph Capurso, Kepala Ekonomi Internasional Commonwealth Bank of Australia, berpendapat bahwa Miran kemungkinan besar akan mendorong kebijakan penurunan suku bunga. Namun, Capurso menambahkan, Miran tidak akan memaksakan langkah tersebut jika data ekonomi fundamental tidak mendukung. Capurso juga menyiratkan, “Bergantung pada penilaian presiden terhadap kinerjanya, Miran juga bisa menjadi kandidat pengganti Jerome Powell saat masa jabatannya berakhir Mei mendatang,” seperti dikutip dari Reuters.
Langkah Trump dalam mempercepat pencarian pengganti Powell sejalan dengan kritik kerasnya terhadap Ketua The Fed saat ini yang dianggap enggan menurunkan suku bunga. Dengan demikian, persaingan untuk posisi pucuk The Fed semakin memanas. Bloomberg melaporkan bahwa Gubernur The Fed Christopher Waller kini menjadi kandidat terkuat untuk posisi Ketua The Fed berikutnya, menandakan babak baru kepemimpinan bank sentral AS.
Ringkasan
Pada Jumat, 8 Agustus 2025, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mengalami pelemahan setelah empat hari mengalami penguatan. Data Bloomberg mencatat pada pukul 09.09 WIB, rupiah berada di level Rp 16.321 per dolar AS, melemah 0,21% dibandingkan penutupan hari sebelumnya. Pelemahan ini terjadi meskipun dolar AS secara global sedang mengalami tekanan dan berada dalam tren penurunan mingguan.
Pelemahan dolar AS dipicu ekspektasi pasar terhadap calon Gubernur The Fed yang lebih dovish, menyusul penunjukan Stephen Miran oleh Presiden Trump. Pasar juga mengantisipasi potensi pelonggaran kebijakan moneter akibat sinyal pelemahan ekonomi AS, dengan perkiraan pemangkasan suku bunga pada September mendatang. Persaingan untuk posisi Ketua The Fed juga semakin ketat, dengan Christopher Waller disebut sebagai kandidat terkuat.