Muamalat.co.id – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bangkit pada penutupan perdagangan Selasa, 5 Agustus 2025, mencatatkan rebound signifikan dari posisi penutupan hari sebelumnya. Kinerja positif ini memberi angin segar bagi pasar modal Indonesia.
Menurut data dari RTI, IHSG sukses membukukan kenaikan sebesar 50,54 poin, atau setara dengan 0,68%, untuk mencapai level 7.515,18. Penguatan ini menunjukkan kepercayaan investor yang kembali tumbuh, didukung oleh pergerakan positif di berbagai sektor.

Pada sesi perdagangan kemarin, mayoritas indeks sektoral menunjukkan performa cemerlang. Tercatat delapan sektor berhasil naik dan secara kolektif menopang pergerakan indeks secara keseluruhan. Sebaliknya, hanya tiga indeks sektoral yang mengalami penurunan, menandakan dominasi sentimen positif.
Sektor barang konsumen siklikal memimpin daftar kenaikan sektoral dengan lompatan impresif sebesar 3,72%. Diikuti ketat oleh sektor keuangan yang menguat 1,32% dan sektor properti yang turut melonjak 1,11%. Kontribusi kuat dari sektor-sektor ini menjadi pendorong utama penguatan IHSG.
Di antara jajaran saham unggulan LQ45, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) muncul sebagai bintang utama dengan menempati posisi puncak top gainers LQ45. Harga saham AMRT melaju kencang sebesar 5,68% pada penutupan perdagangan tersebut.
Rincian pergerakan saham AMRT pada hari itu menunjukkan performa yang solid:
- Harga pembukaan: Rp 2.290
- Harga tertinggi: Rp 2.490
- Harga terendah: Rp 2.290
- Harga penutupan: Rp 2.420
IHSG Menguat 0,68% ke 7.515 pada Selasa (5/8/2025), AMRT, SCMA, BBNI Top Gainers LQ45
Sentimen Positif Pendorong Kenaikan Saham AMRT
Penguatan signifikan pada harga saham AMRT terjadi tidak lama setelah perusahaan merilis laporan keuangan semester I 2025 yang menunjukkan kinerja mengesankan. Kualitas laporan keuangan ini menjadi sentimen positif yang kuat bagi investor.
Laporan yang dipublikasikan pada Kamis, 31 Juli 2025, mengungkapkan bahwa laba bersih AMRT mencapai Rp 1,88 triliun di periode enam bulan pertama tahun 2025. Angka ini mencerminkan peningkatan sebesar 4,98% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, di mana laba tercatat Rp 1,79 triliun. Sejalan dengan kenaikan laba, total laba per saham AMRT juga meningkat dari Rp 43,21 menjadi Rp 45,37, memperlihatkan efisiensi dan pertumbuhan profitabilitas yang lebih baik.
Dari sisi pendapatan, pendapatan bersih AMRT berhasil mencapai Rp 63,81 triliun hingga akhir Juni 2025. Pencapaian ini menandai pertumbuhan sehat sebesar 7,75% dari posisi Rp 59,21 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Peningkatan pendapatan ini didorong oleh kontribusi signifikan dari kedua segmen usaha utama.
Secara lebih rinci, pendapatan dari segmen makanan tercatat mencapai Rp 45,48 triliun, naik dari sebelumnya Rp 42,15 triliun. Sementara itu, segmen bukan makanan juga menunjukkan pertumbuhan positif, mencapai Rp 18,32 triliun, meningkat dari Rp 17,06 triliun. Diversifikasi pendapatan ini menunjukkan fundamental bisnis yang kuat.
Tonton: IHSG Hari Ini Menghijau, 10 Saham LQ45 dengan PER Terendah & Tertinggi 5 Agusutus 2025
Meski beban pokok pendapatan perusahaan tercatat naik menjadi Rp 49,82 triliun dari Rp 46,44 triliun, pertumbuhan pendapatan yang lebih tinggi menghasilkan laba bruto yang substansial. Total pendapatan setelah dikurangi beban pokok pendapatan mencapai Rp 13,98 triliun, meningkat dari Rp 12,77 triliun. Ini menunjukkan kemampuan AMRT dalam menjaga margin keuntungan di tengah kenaikan biaya operasional.
Selain itu, AMRT juga melaporkan peningkatan pada total asetnya. Per Juni 2025, total aset perusahaan mencapai Rp 39,49 triliun, naik dari posisi akhir tahun 2024 sebesar Rp 38,79 triliun. Peningkatan aset ini mencerminkan ekspansi dan pertumbuhan skala bisnis perusahaan.
Profil Singkat PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT)
Untuk memberikan gambaran lebih lanjut mengenai perusahaan yang bergerak di bidang ritel ini, berikut adalah profil singkat AMRT:
- Nama Perusahaan: PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk
- Tanggal Pencatatan di Bursa: 15 Januari 2009
- Papan Pencatatan: Utama
- Bidang Usaha Utama: Retail Trade (Perdagangan Ritel)
- Sektor: Barang Konsumen Primer
- Subsektor: Perdagangan Ritel Barang Primer
- Industri: Perdagangan Ritel Barang Primer
- Subindustri: Supermarket