KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) secara resmi menghentikan sementara perdagangan atau mensuspensi empat saham emiten yang menunjukkan lonjakan harga signifikan. Emiten-emiten yang terkena suspensi ini meliputi PT Timah Tbk (TINS), PT Multi Garam Utama Tbk (FOLK), PT Yanaprima Hastapersada Tbk (YPAS), dan PT Telefast Indonesia Tbk (TFAS).
Keputusan suspensi perdagangan saham ini mulai berlaku efektif pada Jumat (10/10), menyusul terjadinya peningkatan harga kumulatif yang luar biasa pada keempat saham tersebut. Langkah tegas ini diambil Bursa Efek Indonesia sebagai upaya perlindungan investor, sekaligus memberikan ruang cooling down bagi pasar untuk merespons dinamika harga.

“Dalam rangka cooling down sebagai bentuk perlindungan investor, BEI memandang perlu melakukan penghentian sementara perdagangan saham TINS, FOLK, YPAS dan TFAS di pasar reguler dan pasar tunai,” demikian bunyi pengumuman resmi BEI pada Jumat (10/10). Pihak BEI berharap, suspensi saham ini dapat memberikan waktu yang memadai bagi pelaku pasar untuk mempertimbangkan setiap keputusan investasinya secara matang, berdasarkan informasi yang ada.
Melihat performa saham-saham yang disuspensi, harga saham TINS pada perdagangan 9 Oktober, sehari sebelum suspensi, ditutup di level Rp 2.880 per saham, melonjak 9,92%. Lebih impresif lagi, secara tahun berjalan, kinerja saham PT Timah Tbk ini telah melejit hingga 169,16%, menunjukkan reli yang fantastis.
Lonjakan harga yang tak kalah mencengangkan juga dialami oleh saham PT Multi Garam Utama Tbk (FOLK). Saham FOLK melonjak 34,19% dalam sehari perdagangan, mencapai posisi Rp 208 per saham. Sejak awal tahun, harga saham FOLK telah meroket 316%, menjadikannya salah satu saham dengan kenaikan paling agresif di bursa.
Di sisi lain, saham PT Yanaprima Hastapersada Tbk (YPAS) turut mencatatkan kenaikan signifikan sebesar 9,76% ke level Rp 675 per saham, dengan pergerakan tahun berjalan mencapai 91,76%. Demikian pula PT Telefast Indonesia Tbk (TFAS), yang harga sahamnya melonjak 24,52% menjadi Rp 386 per saham. Secara akumulatif, TFAS telah mencatat kenaikan sebesar 264,15% sejak awal tahun.
Sebagai bentuk kewaspadaan dan komitmen terhadap perlindungan investor, BEI menghimbau para pihak yang berkepentingan untuk selalu memerhatikan keterbukaan informasi yang disampaikan oleh perusahaan tercatat. Hal ini krusial agar setiap keputusan investasi didasari oleh analisis mendalam dan informasi yang akurat, terutama dalam menghadapi volatilitas pasar saham yang tinggi.
Ringkasan
Bursa Efek Indonesia (BEI) mensuspensi perdagangan empat saham, yaitu PT Timah Tbk (TINS), PT Multi Garam Utama Tbk (FOLK), PT Yanaprima Hastapersada Tbk (YPAS), dan PT Telefast Indonesia Tbk (TFAS), mulai Jumat, 10 Oktober. Suspensi ini dilakukan karena adanya peningkatan harga kumulatif yang signifikan pada keempat saham tersebut. BEI mengambil langkah ini sebagai bentuk perlindungan investor dan memberikan kesempatan cooling down kepada pasar.
Keputusan suspensi ini diharapkan memberikan waktu bagi pelaku pasar untuk mempertimbangkan keputusan investasi berdasarkan informasi yang ada. Saham-saham tersebut mengalami kenaikan harga yang cukup besar, contohnya TINS yang naik 9,92% pada perdagangan 9 Oktober dan FOLK melonjak 34,19% di hari yang sama. BEI menghimbau investor untuk selalu memperhatikan keterbukaan informasi dari perusahaan tercatat untuk membuat keputusan investasi yang tepat.