Muamalat.co.id JAKARTA. Perdagangan saham sesi pertama awal pekan ini, Senin (20/10/2025), menghadirkan kejutan signifikan di pasar modal, ditandai dengan lonjakan harga saham PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN). Emiten perbankan milik negara ini berhasil mencetak kenaikan harga paling tinggi, melampaui performa saham bank-bank papan atas lainnya.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), harga saham BBTN melesat impresif sebesar 8,33% dan ditutup pada level Rp 1.235 per lembar. Kinerja gemilang ini sukses menyalip saham-saham bank milik negara lainnya yang tergabung dalam kelompok Danantara. Sebagai perbandingan, saham BBNI tercatat naik 7,63% menjadi Rp 4.090, BMRI menguat 6,42% ke level Rp 4.310, BBRI menanjak 6,29% menjadi Rp 3.720, dan BRIS membukukan penguatan 5,95% menjadi Rp 2.670.
Satu Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran, Saham Big Banks Langsung Melesat
Dominasi BBTN tidak berhenti di sana; perseroan juga berhasil mengungguli performa saham-saham bank swasta terkemuka. Di antaranya, BBCA yang naik 6,33% menjadi Rp 7.975, saham BNGA menguat 2,40% ke Rp 1.710, BDMN naik 1,72% ke Rp 2.370, BNLI menanjak 5,10% menjadi Rp 5.575, dan NISP yang membukukan kenaikan 1,88% menjadi Rp 1.355.
Tercatat, nilai transaksi saham BBTN mencapai Rp 95,06 miliar, dengan volume perdagangan mencapai 78,56 juta saham sepanjang sesi pertama hari ini. Kinerja impresif sektor perbankan secara keseluruhan menjadi katalis utama bagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). IHSG melesat 155 poin atau 1,97%, berhasil menembus level psikologis 8.000 dan bertengger di posisi 8.071. Sektor keuangan secara khusus menjadi penopang terbesar, dengan penguatan signifikan sebesar 3,66%.
Menanggapi fenomena ini, Pengamat Pasar Modal Indonesia, Reydi Octa, menjelaskan bahwa lompatan harga saham perbankan didorong oleh sinergi beberapa faktor. Pertama, optimisme pasar terhadap potensi penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI). Kedua, sentimen positif dari rencana investasi Danantara yang bertujuan untuk menambah likuiditas di pasar saham domestik. Lebih lanjut, Reydi juga mengamati bahwa kenaikan harga saham bank-bank besar hari ini turut disokong oleh valuasi big banks yang kini semakin menarik bagi investor setelah periode penurunan harga yang cukup panjang.
“Potensi akumulasi agresif pada saham-saham big banks oleh investor sangatlah besar, terutama mengingat proyeksi positif dari IMF yang memprediksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang baik tahun ini,” ujar Reydi, Senin (20/10/2025). Ia menambahkan, reli saham perbankan pada perdagangan intraday sesi pertama hari ini juga merupakan hasil dari rotasi portofolio yang dilakukan oleh para pemodal. Mereka beralih ke saham-saham berfundamental kuat, seperti bank, yang valuasinya kini dianggap sudah berada di bawah rata-rata.
Saham Big Bank Masih Lesu di Akhir Pekan Ini, Simak Rekomendasi Analis
Di tengah euforia pasar, Samuel Sekuritas dalam riset terbarunya telah merevisi naik target harga saham BBTN. Keputusan ini didasari oleh ekspektasi perbaikan margin bunga bersih (NIM) dan langkah proaktif manajemen dalam menaikkan target pertumbuhan kredit untuk tahun ini. Sentimen positif terhadap BBTN semakin kuat berkat kinerja keuangan perseroan yang solid sepanjang semester I/2025.
Samuel Sekuritas kini merekomendasikan ‘beli‘ (buy) untuk saham BBTN, dengan menetapkan target harga baru yang lebih tinggi di Rp 1.600. Valuasi ini merefleksikan proyeksi Price to Book Value (PBV) tahun 2025 sebesar 0,48x. Revisi target harga ini juga mempertimbangkan peningkatan target pertumbuhan kredit 2025 menjadi 7–9% dari sebelumnya 7–8%, sebuah langkah yang didukung kuat oleh program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) dan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Perumahan. Sejalan dengan itu, target pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) juga dinaikkan menjadi 8–10%.
Katalis utama di balik prospek cerah saham BBTN bersumber dari proyeksi pemangkasan suku bunga acuan BI sebesar 100 basis poin (bps) tahun ini, yang akan secara signifikan menekan biaya dana perseroan. Kondisi ini diperkirakan akan menjaga margin bunga bersih (NIM) tetap meningkat hingga akhir tahun. Selain itu, revisi target harga juga memperhitungkan percepatan realisasi program FLPP, optimalisasi penyaluran KUR Perumahan, serta pemulihan rekening giro dan tabungan (CASA). Untuk tahun ini, kuota FLPP telah ditetapkan sebesar 350.000 unit, dengan alokasi anggaran mencapai Rp 31 triliun.
Duo analis Samuel Sekuritas, Brandon Boedhiman dan Prasetya Gunadi, dalam risetnya menggarisbawahi kinerja finansial BBTN yang impresif. Bank ini berhasil mencatatkan laba bersih konsolidasian sebesar Rp 802 miliar pada kuartal II-2025, melonjak 24,9% secara tahunan (Year-on-Year/YoY). Secara kumulatif, laba bersih untuk semester I-2025 mencapai Rp 1,7 triliun, meningkat 13,6% YoY. Angka ini setara dengan 46,2% dari target laba bersih tahunan dan telah melampaui 52,7% dari konsensus proyeksi para analis.