Muamalat.co.id – JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi tipis 18,51 poin atau 0,23%, menutup perdagangan Kamis (4/9/2025) pada level 7.867,35. Pergerakan ini diwarnai oleh performa beragam dari saham-saham perbankan besar yang menjadi tumpuan pasar.
Beberapa saham `big banks` mencatatkan pelemahan signifikan. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) misalnya, menjadi salah satu penekan utama dengan penurunan 0,91%, menempatkan harganya di level Rp 4.370 per saham pada penutupan hari ini dibandingkan perdagangan Rabu (3/9/2025) sebelumnya.

Tak hanya BBNI, saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) juga ditutup melemah 0,74%, berada di level Rp 4.000, melanjutkan tren koreksi dari hari sebelumnya.
IHSG Melemah 0,23% pada 4 September 2025, Saham Big Banks Bergerak Campuran
Namun demikian, ada pula saham perbankan yang menunjukkan penguatan. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) berhasil menguat 1,30%, mengakhiri perdagangan di level Rp 4.680 per saham. Senada, saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) juga ditutup menghijau dengan kenaikan 0,31% ke level Rp 8.000 per saham.
Menganalisis pergerakan `saham perbankan` di awal pekan ini, Investment Analyst Infovesta Utama Ekky Topan menjelaskan bahwa saham-saham `big banks` cenderung bergerak fluktuatif dan masih berada di bawah tekanan. Hal ini terutama dipengaruhi oleh kelanjutan aksi `net sell` investor asing, yang kembali terjadi pasca gejolak politik pada akhir Agustus, serta pelemahan nilai tukar rupiah.
Di sisi lain, `saham-saham second liner bank` yang sempat mencetak performa impresif di bulan sebelumnya, kini mulai menunjukkan tanda-tanda konsolidasi di awal bulan ini. Fenomena ini tercermin dari mulai munculnya aksi `profit taking` pada beberapa emiten di sektor tersebut.
IHSG Menguat 0,47% Pekan Ini, Bagaimana Arahnya di Pekan Depan?
Ekky menambahkan, faktor pendorong utama yang masih menjadi sorotan pasar saat ini meliputi arus dana asing dan risiko politik domestik. Jika situasi politik membaik dan tidak kembali memanas, kondisi ini tentu akan berdampak positif pada `sektor perbankan` secara keseluruhan.
Dari aspek kebijakan moneter, Bank Indonesia (BI) telah memangkas `suku bunga` acuannya ke level 5,00% pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) Agustus. Keputusan ini berpotensi menjadi bantalan stabilisasi `Net Interest Margin (NIM)` perbankan di masa depan. Selain itu, dinamika nilai tukar rupiah dan pergerakan `US Treasury yield` menjelang rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) The Fed di pertengahan bulan ini juga akan menjadi sentimen eksternal penting yang perlu dicermati oleh pelaku pasar.
IHSG Melemah 0,23% ke 7.867 pada Kamis (4/9/2025), SCMA, AMRT, ANTM Top Losers LQ45
Untuk proyeksi `pasar saham` pekan depan, Ekky melihat `pergerakan saham` bank masih berpeluang melanjutkan fase konsolidasi dengan kecenderungan melemah. Potensi ini akan semakin kuat jika belum ada sentimen positif baru yang muncul dari sisi makroekonomi ataupun dinamika politik.
Namun demikian, secara valuasi, `saham-saham big banks` saat ini sudah relatif murah, sehingga dapat dimanfaatkan untuk strategi akumulasi bertahap (`buy on weakness`). Strategi ini sangat cocok bagi investor jangka menengah hingga panjang mengingat profil risiko `saham perbankan` yang relatif lebih stabil.
Ekky secara spesifik merekomendasikan investor untuk mencermati `saham BBRI` dan `BMRI` dalam kondisi pasar saat ini. Untuk `saham BMRI`, target harga terdekat diperkirakan berada di kisaran Rp 5.100. Jika momentum penguatan berlanjut, `saham BMRI` memiliki potensi kenaikan lanjutan menuju Rp 5.500.
Sementara itu, untuk `saham BBRI`, area Rp 4.250 – Rp 4.300 dapat menjadi titik akumulasi yang optimal. Dengan akumulasi di level tersebut, `saham BBRI` berpotensi mencatatkan kenaikan lanjutan menuju Rp 4.450 – Rp 4.500.