Morgan Stanley Capital International (MSCI) secara resmi telah mengumumkan hasil re-balancing indeks global, yang akan mulai berlaku efektif pada penutupan pasar 26 Agustus 2025. Dalam pengumuman yang dinanti-nanti ini, dua saham emiten Indonesia berhasil menarik perhatian dengan penetrasinya ke dalam daftar indeks bergengsi MSCI, yaitu PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) dan PT Petrosea Tbk (PTRO).
PTRO, sebuah emiten yang bergerak di bidang jasa pertambangan dan infrastruktur sektor energi, kini resmi menjadi bagian dari MSCI Global Small Cap Indexes. Sementara itu, CUAN, emiten energi milik konglomerat terkemuka Prajogo Pangestu, berhasil menorehkan pencapaian yang lebih signifikan dengan menembus kategori yang lebih tinggi, yakni MSCI Global Standard Indexes.
Pengumuman masuknya PTRO ke dalam indeks MSCI sontak memicu lonjakan pada harga sahamnya. Berdasarkan data dari aplikasi perdagangan Stockbit per Jumat (8/8) pukul 15:15 WIB, saham PTRO tercatat menguat impresif 7,27 persen atau setara dengan 250 poin, mencapai level Rp 3.690 per lembar.
Tak kalah menarik, saham CUAN juga menunjukkan penguatan yang substansial. Berdasarkan data yang sama dari Stockbit, saham CUAN berhasil naik 8,22 persen atau 120 poin, berada di posisi Rp 1.580. Keberhasilan CUAN menembus indeks MSCI Standard adalah pencapaian krusial, mengingat indeks ini merupakan acuan utama dan tolok ukur bagi banyak investor institusi berskala global. Selain CUAN, satu emiten lain yang juga meraih sorotan di kategori ini adalah PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) dari Grup Sinarmas.
PT Dian Swastatika Sentosa (DSSA) juga secara resmi masuk dalam daftar MSCI Emerging Markets Index. Per Jumat (8/8) pukul 31:21 WIB, data dari RTI menunjukkan bahwa harga saham emiten milik Grup Sinar Mas ini melonjak tajam 19,96 persen atau setara 13.075 poin, mencapai posisi Rp 78.575 per lembar. Bahkan, saat pembukaan perdagangan pagi, saham DSSA sempat menguat hingga 20 persen ke level Rp 78.600 per lembar. Saham DSSA langsung menyentuh batas auto reject atas (ARA), sebuah indikasi kuat adanya minat beli yang sangat tinggi dari pelaku pasar. Tercatat volume transaksi mencapai 8,21 juta lembar dengan nilai transaksi (turnover) fantastis Rp 638,61 miliar, diiringi frekuensi transaksi sebanyak 11.249 kali dengan harga rata-rata Rp 77.741.
Di sisi lain, tidak semua emiten bernasib sama. PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO), yang dimiliki oleh Garibaldi Thohir, harus terdepak dari MSCI Global Standard Indexes. Meskipun demikian, saham ADRO masih mampu bertahan dalam kategori Small Cap Indexes, mempertahankan posisinya di pasar.
Selain ADRO dan PTRO, beberapa emiten lainnya yang juga tercatat masuk dalam MSCI Global Small Cap Indexes antara lain PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI), PT MNC Land Tbk (KPIG), PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU), dan PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG). Sementara itu, dua saham yang dikeluarkan dari indeks Small Cap adalah PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) dan PT Panin Financial Tbk (PNLF), menandai pergerakan dinamis dalam komposisi indeks global ini.
Ringkasan
MSCI mengumumkan re-balancing indeks global, efektif per 26 Agustus 2025, dengan dua emiten Indonesia mencuri perhatian. PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) masuk MSCI Global Standard Indexes, sementara PT Petrosea Tbk (PTRO) menjadi bagian dari MSCI Global Small Cap Indexes. Pengumuman ini memicu kenaikan harga saham CUAN dan PTRO secara signifikan.
Selain CUAN dan PTRO, PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) juga masuk MSCI Emerging Markets Index, mengalami lonjakan harga saham dan menyentuh ARA. PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) terdepak dari MSCI Global Standard Indexes namun tetap berada di Small Cap Indexes. Beberapa emiten lain juga masuk dan keluar dari MSCI Global Small Cap Indexes.