NEW YORK – Pasar saham Amerika Serikat menunjukkan kekuatan yang bervariasi pada perdagangan Rabu (3/9/2025). Indeks S&P 500 dan Nasdaq Composite berhasil menguat signifikan, didorong oleh putusan antimonopoli yang menguntungkan raksasa teknologi Alphabet, induk perusahaan Google, yang memicu reli sahamnya. Di sisi lain, data ketenagakerjaan AS yang lebih lemah dari perkiraan turut memupuk spekulasi di pasar mengenai potensi penurunan suku bunga oleh Federal Reserve.
Pada pukul 10.06 pagi waktu setempat, pergerakan indeks menunjukkan gambaran campuran. Dow Jones Industrial Average tercatat melemah 203,83 poin atau 0,45%, menetap di level 45.091,98. Sementara itu, S&P 500 berhasil naik 21,34 poin atau 0,33% menjadi 6.436,88, dan Nasdaq Composite memimpin penguatan dengan melonjak 208,40 poin atau 0,98% ke posisi 21.488,03.

Sektor teknologi menjadi pendorong utama penguatan ini setelah saham Alphabet melonjak tajam 8,3%, bahkan mencetak rekor tertinggi intraday. Kenaikan ini terjadi setelah seorang hakim di Washington memutuskan bahwa Google tidak perlu menjual peramban Chrome-nya, meskipun tetap diwajibkan berbagi data dengan para pesaing. Putusan ini juga memberikan dampak positif yang menjalar ke Apple, yang sahamnya naik 8,4%, karena Google tetap diizinkan melanjutkan pembayaran keuntungan kepada produsen iPhone tersebut.
Wall Street Ditutup Turun Selasa (2/9), Cemas Putusan Pengadilan soal Tarif Trump
“Keputusan ini membantu saham teknologi secara umum,” ujar Sam Stovall, Kepala Investasi di CFRA Research. “Tidak ada kebingungan besar jika Alphabet dipaksa menjual perambannya atau mengubah kesepakatan dengan Apple. Itu membuat investor bisa bernapas lega,” tambahnya, menyoroti hilangnya ketidakpastian regulasi yang besar. Indeks sektor layanan komunikasi melonjak 3,3% ke rekor tertinggi, sementara saham teknologi secara keseluruhan naik 0,6%.
Data Tenaga Kerja dan Spekulasi Suku Bunga
Faktor lain yang turut memengaruhi sentimen pasar adalah laporan Departemen Tenaga Kerja AS. Laporan tersebut menunjukkan bahwa jumlah lowongan pekerjaan pada Juli turun menjadi 7,181 juta, di bawah perkiraan 7,37 juta dari jajak pendapat Reuters. Data yang lebih lemah ini semakin memperkuat ekspektasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve dalam waktu dekat.
Menurut FedWatch CME Group, peluang penurunan suku bunga pada September kini mencapai 95,6%, meningkat dari hampir 92% sebelum laporan tersebut dirilis. Laporan ini menjadi pembuka dari serangkaian data ketenagakerjaan penting yang akan memuncak pada rilis penggajian nonpertanian pada Jumat mendatang, yang akan sangat dinanti investor.
Di tengah kondisi ini, saham energi turun 2% seiring pelemahan harga minyak global. Namun, prospek bahan bakar yang lebih murah memberikan dorongan positif bagi indeks maskapai penumpang yang naik hingga 1,7%. Di sisi lain, pelemahan saham-saham industri turut membebani pergerakan Dow Jones.
Beberapa saham individu juga mencuri perhatian. Macy’s melesat 19,5% setelah berhasil menaikkan proyeksi tahunannya, menunjukkan optimisme perusahaan terhadap kinerja masa depan. Sebaliknya, Dollar Tree anjlok 8,3% meskipun juga menaikkan proyeksinya, menjadikannya saham dengan penurunan terdalam di S&P 500 pada hari itu.
Imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 30 tahun sempat menyentuh 5% untuk pertama kalinya sejak 18 Juli, sebelum akhirnya turun kembali ke 4,912%. Kondisi ini terjadi setelah Wall Street melemah tajam sehari sebelumnya, yang dipicu oleh putusan pengadilan yang menyatakan sebagian besar tarif era Presiden Donald Trump ilegal.
Secara historis, September dikenal sebagai bulan yang cenderung suram bagi pasar saham AS, dengan rata-rata penurunan 1,5% sejak awal abad ke-21, berdasarkan data LSEG. Meskipun demikian, HSBC justru menaikkan target akhir tahun 2025 untuk S&P 500 menjadi 6.500 dari sebelumnya 6.400, menunjukkan pandangan yang lebih optimis terhadap prospek pasar. Presiden Fed St. Louis, Alberto Musalem, menyatakan bahwa kebijakan moneter saat ini berada di jalur yang tepat, meski tidak menegaskan sikapnya terkait pemangkasan suku bunga bulan ini. Sementara itu, Gubernur Fed Christopher Waller kembali menyerukan penurunan suku bunga, dan Neel Kashkari juga dijadwalkan menyampaikan pidato pada hari yang sama.
Di bursa NYSE, jumlah saham yang naik melampaui saham yang turun dengan rasio 1,21 banding 1, menunjukkan sentimen positif yang cukup merata. Di Nasdaq, rasionya bahkan lebih tinggi, yaitu 1,3 banding 1. S&P 500 mencatat 14 titik tertinggi baru dalam 52 minggu dan 3 titik terendah baru, sementara Nasdaq Composite membukukan 58 titik tertinggi baru dan 50 titik terendah baru.
Ringkasan
Pasar saham AS menunjukkan kinerja beragam dengan S&P 500 dan Nasdaq Composite menguat signifikan, didorong oleh putusan antimonopoli yang menguntungkan Alphabet dan data ketenagakerjaan yang lebih lemah dari perkiraan. Saham Alphabet melonjak setelah hakim memutuskan Google tidak perlu menjual peramban Chrome, yang juga berdampak positif pada saham teknologi lainnya seperti Apple.
Data lowongan pekerjaan AS yang lebih rendah dari perkiraan meningkatkan spekulasi penurunan suku bunga oleh Federal Reserve, dengan peluang penurunan suku bunga pada September mencapai 95,6%. Sementara saham energi turun seiring harga minyak, saham Macy’s melesat setelah menaikkan proyeksi tahunan, berlawanan dengan Dollar Tree yang anjlok meski juga menaikkan proyeksi.