
Muamalat.co.id Jakarta. Di tengah pergerakan saham-saham berkapitalisasi besar (big caps) yang cenderung datar, perhatian investor kini beralih pada ‘bintang’ baru yang bersinar terang di Bursa Efek Indonesia (BEI). Saham-saham lapis kedua atau second liner telah melonjak, menjanjikan potensi keuntungan signifikan bagi para investor. Namun, pertanyaan krusialnya adalah: saham second liner mana yang masih menarik untuk dikoleksi?
Sebagai informasi, saham lapis kedua didefinisikan sebagai saham dengan kapitalisasi pasar kecil dan menengah. Pergerakan saham second liner ini dapat kita amati melalui indeks IDX SMC Composite dan IDX SMC Liquid, yang secara khusus mencerminkan performa segmen pasar ini.
Menariknya, kedua indeks tersebut secara konsisten menunjukkan kinerja yang lebih unggul dibandingkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), baik dalam sebulan terakhir maupun sejak awal tahun. Tercatat, IDX SMC Composite berhasil tumbuh impresif 5,89% dalam sebulan terakhir, melampaui kenaikan IHSG yang hanya sebesar 5,04%. Bahkan, jika ditarik sejak awal tahun, IDX SMC Composite melesat 16,11% secara year-to-date, jauh di atas IHSG yang naik 9,83%. Kenaikan signifikan ini secara jelas mengindikasikan adanya pergeseran minat investor yang substansial di pasar modal.
Para analis pasar sepakat bahwa beberapa faktor utama telah menjadi pendorong di balik kenaikan harga saham second liner ini:
- Pergeseran Minat Investor Domestik: Investor lokal kini semakin tertarik pada saham lapis kedua karena potensi capital gain yang lebih besar, mencari peluang pertumbuhan yang tidak ditemukan pada saham-saham berkapitalisasi besar.
- Valuasi Menarik: Banyak dari saham-saham second liner ini menawarkan valuasi yang relatif lebih murah dibandingkan dengan saham-saham big caps, menjadikannya pilihan investasi yang lebih terjangkau dan berpotensi memberikan keuntungan lebih tinggi.
- Katalis Positif: Berbagai aksi korporasi strategis seperti right issue dan akuisisi, diiringi perbaikan kinerja keuangan emiten, serta sentimen sektoral yang kuat (termasuk program hilirisasi, pengembangan energi terbarukan, dan kenaikan harga komoditas), telah menjadi pendorong utama apresiasi harga.
- Daya Tarik Sektoral: Sektor bahan baku, energi terbarukan, dan teknologi terbukti menjadi motor penggerak utama dalam beberapa bulan terakhir, menunjukkan prospek pertumbuhan yang cerah di tengah tren global.
Lonjakan saham second liner ini terutama didorong oleh derasnya arus dana dari investor domestik. Di sisi lain, investor asing justru masih menunjukkan kecenderungan keluar dari saham-saham big caps, yang pada akhirnya membuat pergerakan harganya menjadi lebih terbatas dan tidak seagresif saham lapis kedua.
Ekky Topan dari Infovesta Utama dan Nafan Aji Gusta dari Mirae Asset Sekuritas memiliki pandangan serupa, memprediksi bahwa tren positif ini akan terus berlanjut. Keduanya menekankan pentingnya bagi investor untuk tetap selektif dan memprioritaskan saham-saham dengan fundamental yang kuat. Kinerja positif ini diperkirakan akan berlanjut hingga sisa tahun 2025, didukung oleh potensi perbaikan kinerja keuangan emiten serta sentimen makroekonomi yang kondusif. Investor juga disarankan untuk mencermati rotasi sektoral yang mungkin terjadi, dengan sektor consumer cyclicals, properti, dan industrial disebut-sebut akan membawa sentimen positif.
Berikut adalah beberapa rekomendasi saham lapis kedua yang layak untuk dicermati oleh para investor:
- Rekomendasi Ekky Topan: PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) dan PT Timah Tbk (TINS), didasarkan pada prospek hilirisasi nikel yang menjanjikan serta valuasi yang menarik.
- Rekomendasi Nafan Aji Gusta: PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA), PT Elnusa Tbk (ELSA), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), dan PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO).
Namun, penting untuk diingat bahwa meskipun saham second liner menawarkan peluang keuntungan besar, investor tetap harus berhati-hati. Lonjakan harga tidak selalu didukung oleh fundamental yang solid. Oleh karena itu, melakukan analisis mendalam terhadap kinerja keuangan emiten adalah kunci untuk menghindari risiko yang tidak diinginkan. Dengan strategi investasi yang tepat, saham-saham lapis kedua berpotensi menjadi mesin pendorong portofolio Anda di tahun 2025.
Ringkasan
Saham-saham lapis kedua (second liner) menunjukkan kinerja yang lebih baik dibandingkan IHSG, didorong oleh minat investor domestik, valuasi yang menarik, dan katalis positif seperti aksi korporasi dan sentimen sektoral. Indeks IDX SMC Composite dan IDX SMC Liquid, yang mencerminkan performa saham lapis kedua, tumbuh lebih tinggi dibandingkan IHSG dalam sebulan terakhir dan sejak awal tahun.
Analis memprediksi tren positif ini akan berlanjut hingga 2025, dengan investor disarankan untuk selektif memilih saham berdasarkan fundamental yang kuat. Beberapa rekomendasi saham lapis kedua termasuk MBMA, TINS, AKRA, BNGA, ELSA, PGAS, ITMG, dan SIDO. Investor tetap perlu berhati-hati dan melakukan analisis mendalam terhadap kinerja keuangan emiten.