Muamalat.co.id Bagi Salina Nordin, sosok di balik PT Heritage Amanah International sebagai Founder & Group CEO, investasi jauh melampaui sekadar perolehan keuntungan pribadi. Baginya, investasi adalah katalisator yang harus menciptakan dampak nyata pada pertumbuhan ekonomi sekaligus menopang pengembangan generasi muda demi masa depan yang lebih cerah.
Prinsip fundamental ini telah Salina pegang teguh sepanjang lebih dari 35 tahun perjalanannya di industri keuangan Indonesia. Lulusan Accounting and Finance dari Middlesex University, London, ini telah mengumpulkan pengalaman berharga yang luas, meliputi sektor ekuitas, manajemen kekayaan, hingga perbankan.
Melalui Heritage Amanah International, sebuah perusahaan penasihat keuangan independen yang telah mengantongi lisensi resmi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Salina berperan vital dalam menjembatani investor dari kawasan Timur Tengah, Afrika Utara, dan Asia Tenggara untuk menanamkan modalnya di kancah perekonomian Indonesia.
Kisah Investasi Christian Kartawijaya: Fokus untuk Dana di Masa Depan
Salina menegaskan bahwa lanskap investasi di Indonesia sangatlah menjanjikan dengan peluang yang melimpah di berbagai sektor. Dari pertambangan, kesehatan, pendidikan, manufaktur, distribusi, logistik, hingga ritel, semuanya menawarkan potensi pertumbuhan yang signifikan.
Pemahaman mendalam ini juga ia terapkan dalam mengelola aset pribadinya. Sekitar 60% dari investasinya ia alokasikan ke pasar modal, sementara sisa portofolio didistribusikan ke sektor kesehatan, perusahaan distribusi, serta instrumen emas digital. Pengelolaan yang strategis ini mencerminkan keyakinannya terhadap diversifikasi aset.
Selain itu, Salina aktif berinvestasi di pasar saham, baik di dalam negeri maupun mancanegara. Ia secara terbuka mengakui pernah mengalami kerugian dalam perjalanan investasinya. Namun, alih-alih menyerah, pengalaman tersebut justru menjadi pelajaran berharga yang memperkuat strategi investasinya di kemudian hari. “Investasi di saham cukup aman, terutama jika dibantu oleh sekuritas atau penasihat investasi yang benar-benar memahami, bukan hanya sekadar broker,” ujarnya pada Kamis (30/10/2025), menekankan pentingnya bimbingan ahli.
Belakangan ini, Salina mulai mengalihkan sebagian besar fokus investasinya untuk mendukung potensi generasi muda. Ia sangat yakin bahwa pengembangan kapabilitas mereka adalah investasi terpenting untuk masa depan. “Portofolio saya sekarang akan lebih ke investasi dengan para generasi muda. Investasi yang penting ke depan adalah mengembangkan potensi mereka,” ungkap Salina.
Sebagai konsultan keuangan dengan jam terbang tinggi, Salina memahami betul bahwa fondasi utama keberhasilan sebuah bisnis terletak pada kredibilitas dan integritas. Menurutnya, dua elemen inilah yang menjadi landasan tak tergantikan dalam membangun kepercayaan investor untuk menanamkan modal.
Sepanjang kariernya yang gemilang, Salina telah membantu hampir 25 perusahaan, mulai dari yang berkapitalisasi menengah hingga besar, untuk berhasil mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI). Keterlibatannya sangat krusial dalam proses penawaran umum perdana (IPO) beberapa perusahaan raksasa, termasuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN) seperti PT Bank Mandiri. Ia juga memainkan peran penting dalam proses pencatatan saham PT Bank Central Asia (BCA) di BEI serta menangani penempatan pribadi (private placement) PT Indosat.
Gregory S. Widjaja Jadikan Investasi Sebagai Gaya Hidup Sejak Belia
Salah satu pengalaman yang paling membekas baginya adalah saat mendampingi BCA dalam proses IPO. Kala itu, bersama Djohan Emir Setijoso, salah satu petinggi BCA, Salina intensif bertemu dengan berbagai investor untuk meyakinkan mereka agar berinvestasi di Indonesia. Momen tersebut semakin memperkokoh keyakinannya bahwa bisnis yang sukses tidak hanya dibangun dengan modal, melainkan dengan kepercayaan yang kokoh.
Kini, setelah puluhan tahun malang melintang di kancah investasi, Salina memandang kesuksesan dari perspektif yang jauh lebih luas dan mendalam. Baginya, kontribusi nyata terhadap pengembangan generasi muda dan penciptaan ekosistem bisnis yang berkelanjutan jauh lebih bernilai ketimbang sekadar keuntungan komersial.
Salina, yang juga dikenal sebagai Founder Syailendra Asia Group, meyakini teguh bahwa hubungan, jaringan, kemitraan, dan kepercayaan adalah aset-aset tak ternilai. “Hal-hal seperti ini tidak bisa dibeli dengan uang,” tegasnya, menyoroti esensi nilai-nilai non-material dalam dunia bisnis.
Efisiensi Belanja Pemerintah Tekan Emiten Hotel, Menteng Heritage Fokus Jaga Okupansi
Menghadapi dinamika pasar global yang sarat tantangan, Salina justru melihatnya sebagai ladang peluang baru. Ia dengan optimis memandang Asia Tenggara sebagai “kapal induk” yang kokoh, mampu berlayar melintasi gejolak ekonomi dunia. Dengan semangat pantang menyerah, Salina memilih untuk terus melangkah maju, menjawab setiap tantangan dengan keyakinan teguh bahwa investasi terbaik adalah yang senantiasa memberi manfaat bagi masa depan.